Puas menganiaya istrinya, Rudi pergi meninggalkan Dahlia dan Rama. Dia tak lupa mengonci pintu dari luar agar anak dan istrinya tidak bisa minggat lagi. Sebelum pergi, tak lupa juga Rudi mengancam Dahlia..Â
"Ingat...jangan macam-macam. Kalau kamu sampai minggat lagi, ku bunuh kau"Â
Dahlia... dengan penuh cinta, ia mendekati Rama yang masih menangis, memeluknya dan mengatakanÂ
"Nak..sudah jangan nangis lagi, Ibu di sini bersamamu. Kita akan terus bersama"
Â
Tak ada yang menolong Dahlia sampai dia bisa bangkit sendiri dan mengobati lukanya dengan obat seadanya. Suara Rudi yang kasar dan menghina masih terngiang-ngiang dalam pikiran Dahlia. Satu kata "cerai".Â
Dahlia sudah tidak bisa menahan, dia bertekad apapun yang terjadi. Harga dirinya diinjak-injak oleh suaminya sendiri, hanya karena perempuan lain. Dahlia juga tidak menghubungi keluarganya di kampung, dia memilih menghadapi masalahnya sendiri. Dan untuk sementara dia akan bertahan dan mencari celah untuk bisa keluar dari rumah itu.Â
Semalam, dua malam, tiga malam... Rudi tak kunjung pulang. Dahlia dan Rama juga tak bisa keluar rumah. Syukur masih ada beras untuk di masak.Â
"Ini sudah benar-benar keterlaluan, aku tidak bisa tinggal diam" gumam Dahlia.Â
Nekad menelpon Rudi...
"Halo mas kamu di mana..?"Â