“Tidak ada yang sia-sia dalam hidup dan tidak ada yang tidak adil dalam hidup.”
“bisakah kau memahami hal yang amat sederhana? Tidak ada niat baik yang boleh di capai dengan cara buruk dan sebaliknya tidak ada niat buruk yang berubah baik meskipun dilakukan dengan cara yang baik.”
Pertanyaan ini memiliki penjelasan yang sangat panjang, karena berlanjut hingga bab-bab berikutnya. Ketika dia meninggalkan rumah singgah hingga ketika Ray menemukan cinta pertama dan terakhirnya. Dan ketika dia sudah merasa hidupnya sempurna. Muncullah pertanyaan ketiga.
“kenapa takdir menyakitkan itu harus terjadi?” pertanyaan yang muncul ketika dia sudah merasakan kebahagiaan setinggi langit dan pada detik yang sama terhempas ke inti bumi.
****
Sebelum membaca novel ini, dosen saya sempat mengatakan sesuatu di kelas. Yaitu, bahwa sebagian dari kita belum menggunakan indra kita dengan sempurna. Karena kita hanya melihat yang terlihat, mendengar yang terdengar, dst. Kita seharusnya berusaha untuk memaknai apa yang tidak terlihat dari apa yang kita lihat. Awalnya saya bingung dengan kata-kata ini, tetapi ketika saya membaca novel ini akhirnya saya mengerti apa maksud dari kata-kata tersebut.
Saya yakin kalian tidak akan menyesal membaca novel ini. novel yang dikemas dengan bahasa khas Tere-Liye. Novel yang mengandung banyak sekali kata-kata mutiara. Bahkan buat kalian yang suka update di Instagram, banyak loh kata-kata di novel ini yang bisa jadi caption kalian ^.^
Pokoknya jangan lupa baca novel ini “REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU” yaa... Kalo gak baca bakal nyesel deh..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H