Mohon tunggu...
Marlina Bayakmiko Septiansyah
Marlina Bayakmiko Septiansyah Mohon Tunggu... -

Rasa sakit yang timbul karena perbuatan aniaya dan menyakitkan dari orang lain hanya sementara. Pemahaman dan penerimaan yang tulus dari kejadian menyakitkan itulah yang abadi. (Rembulan Tenggelam di Wajahmu) Mahasiswa UIN Jogja Angkatan 2015 Prodi Ilmu Komunikasi yang sedang belajar menulis.. (:

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Malioboro: Petang Menghidupkan Kesenian Jawa!

20 September 2015   10:02 Diperbarui: 20 September 2015   11:12 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin Malam, tanggal 19/09 kawasan Malioboro, Yogyakarta dipenuhi oleh pengunjung atau turis. Baik itu turis domestik maupun Mancanegara. Hingga menyebabkan kemacetan lalu lintas dan penuhnya lahan parkir. Jika pada siang hari kawasan tersebut penuh karena banyak orang yang berbelanja, tetapi kalau malam hari penuh dengan orang yang ingin melihat pertunjukan dikawasan tersebut. Salah satunya, pada pukul 20.00-24.00 WIB diselenggarakan pergelaran acara "Wayang Urang" di halaman kantor dinas Pariwisata DIY yang bertempatan di kawasan Malioboro. 

Pergelaran ini bertemakan "Kangsa Adu Lago" yang artinya "Dendam Sangat Menghantui Pikiran Manusia". Apa sih yang dimaksud tema tersebut? Tema di atas di ilhami dari cerita Kangsa Adu Jago, dimana sang Kangsadewa harus merebut tahta kerajaan Mandura dari ayah angkatnya yang bernama Prabu Basudewa raja dari Mandura. Berbagai cara telah dia halalkan untuk memenuhi seluruh ambisinya, yang tidak lain adalah merebut tahta Mandura, dengan cara menghabisi semua keturunan dinasti Basudewa yang antara lain adalah R Kakrasana (Prabu Baladewa), R Narayana (Prabu Kresna), Bratajaya (Dewi Wara Sembadra). Pada akhirnya telah tersirat dan tersurat di takdir dewata, bahwa kezaliman pasti akan dikalahkan kebaikan. Kangsadewa akhirnya tewas di tangan dua bersaudara R Kakrasana dan R Narayana.

Dari cerita tersebut terselip pesan yang sangat penting yang bisa kita ambil yaitu kita harus selalu melakukan kebaikan. Dengan keindahan tarian mereka kita terhanyut ketika menonton pergelaran tersebut. Untuk menonton pergelaran tersebut kita tidak perlu merogoh kocek lebih soalnya pertunjukan tersebut "free" untuk siapa saja. Selain pergelaran wayang diatas, banyak sekali pertunjukan-pertunjukan menarik yang digelar oleh para seniman jalanan, terutama pertunjukan tarian jawa. 

Salah satunya adalah pertunjukan tari yang berada di seberang museum benteng Verdeburg. Para penontonpun bisa turut serta menari dengan penarinya tetapi harus membayar dengan cara "saweran" dan harus menari dengan etika. Selain budaya Jawa, di sana juga terdapat sekitar tiga pertunjukan musik yang di mainkan oleh para musisi jalanan di kawasan tersebut. Banyak juga pengunjung yang pergi ke kawasan tersebut hanya untuk foto di plang Malioboro. Karena banyak yang mengatakan kalau belum foto di Malioboro tandanya belum ke Jogja. Soalnya Malioboro adalah pusat dari kota Yogyakarta itu sendiri. Selain foto banyak juga orang pergi ke Malioboro untuk menikmati kuliner khas kawasan tersebut yaitu kopi jos dan nasi kucing yang berada di pinggir jalan kawasan Malioboro. Meskipun saya merasa kuliner di kawasan tersebut agak mahal tetapi tidak pernah sepi pengunjung. 
Ada juga yang menikmati malam di kawasan tersebut dengan naik andong atau becak. Agar kita tidak perlu berjalan terlalu jauh. Dan hanya dengan membayar 5.000 rupiah untuk naik becak sedangkan 10.000 rupiah untuk naik andong (itu semua perseorangan ya). Dengan hanya membayar segitu kita dapat mengitari kawasan tersebut tanpa merasa lelah. Kita juga dapat membeli berbagai macam oleh-oleh mulai dari makanan, kerajinan, pakaian, tas, dll. Tetapi ada hal yang harusnya di perhatikan dari itu semua tetapi sering kali di abaikan. Yaitu, kebersihan. Sejauh mata memandang, sehabis pertunjukan-pertunjukan tersebut banyak sekali sampah berserakan. Itu semua menandakan kurangnya disiplin akan kebersihan. Hanya segelintir orang yang membersihkan sampah yang berserakan. Tetapi minimnya tempat sampah di sepanjang jalan malioboro juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab orang membuang sampah sembarangan. Alangkah Baiknya jika kita menyimpan terlebih dulu sampah kita kemudian baru membuangnya jika menemukan tempat sampah.

Terlepas dari itu semua kemarin malam adalah sesuatu yang sangat Istimewa dan Luar biasa! Jika ada bermain ke Malioboro alangkah indahnya jika anda berkunjung pada malam hari. Terutama Malam Minggu... :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun