Mohon tunggu...
Marliana Syofriani
Marliana Syofriani Mohon Tunggu... Guru - TK KHALIFAH 7 PALEMBANG

SEORANG PENDIDIK DENGAN KARAKTERISTIK HUMORIS DAN PANDAI DALAM MEMIKAT HATI PESERTA DIDIK

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Membaca Suku Kata Melalui Media Kartu Huruf (Flashcard)

22 Februari 2024   21:38 Diperbarui: 22 Februari 2024   21:44 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  • PENDAHULUAN

 

A. LATAR BELAKANG 

Pendidikan anak usia dini merupakan suatu proses pemberian stimulasi untuk mengembangkan seluruh potensi anak. Melalui pendidikan anak usia dini dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Pendidikan anak usia dini dapat berbentuk formal maupun informal. Taman kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan formal bagi anak. Taman kanak-kanak bertugas untuk membantu meningkatkan seluruh aspek perkembangan anak agar memiliki kesiapan untuk pendidikan selanjutnya. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik maupun mental. Masa usia dini dinamakan usia keemasan atau masa golden age. Pada masa usia dini kemampuan anak lebih mudah untuk menyerap berbagai informasi. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran anak usia dini yang dapat memberikan pengaruh positif, agar kedepannya dapat memberikan dampak yang positif juga terhadap kepribadian anak.        

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki dunia pendidikan lebih lanjut. Layanan PAUD untuk usia 4 sampai dengan 6 tahun dapat berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), (Bustanul Athfal) BA dan Satuan PAUD Sejenis (SPS) lainnya. Layanan PAUD dalam bentuk TK terbagi menjadi dua kelompok usia yaitu kelompok A adalah anak usia 4-5 tahun dan kelompok B adalah anak usia 5-6 tahun. Sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013, Pendidikan Anak Usia Dini harus dirancang agar mampu mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak yang meliputi aspek nilai agama moral, fisikmotorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni dengan menerapkan pembelajaran dalam bentuk pemberian pengalaman belajar secara langsung dalam konteks bermain atau belajar melalui bermain.

Setiap murid yang duduk di kelas kita adalah individu yang unik dan memiliki latar belakang budaya, ekonomi, latar belakang pendidikan orang tua yang beragam, kemampuan yang berbeda, tahap perkembangan yang berbeda, gaya belajar dan serta minat yang berbeda pula, namun mereka datang kesekolah dengan tujuan yang sama, yaitu ingin belajar, bermain, mengenal teman teman sebaya dengan suasana yang menyenangkan dan kembali pulang dengan perasaan bahagia dan ingin kembali bersekolah keesokan harinya.

Latar belakang masalah dari praktik pembelajaran  membaca suku kata adalah:

 

1. Pembelajaran masih berpusat pada guru.

2 .Pembelajaran yang digunakan guru masih mengeja huruf  sehingga lambat dalam penguasaan membaca permulaan.

3. masih bamyak anak belum dapat membaca suku kata dan kata sederhana dengan lancar

3. Penggunaan media teknologi dalam pembelajaran masih kurang

4. Antusias anak didik dalam belajar membaca suku kata masih kurang

5. Anak kurang paham dalam membaca suku kata dengan baik

6. Guru kurang berinovasi untuk media pembelajaran mengenalkan membaca suku kata

7. Strategi pembelajaran guru yang kurang menarik dalam menstimulus anak dengan kegiatan membaca suku kata yang menarik

Praktik pembelajaran ini sangat penting karena:

  • Sebagian besar guru mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan yang saya hadapi
  • Praktik pembelajaran ini dapat menjadikan motivasi saya sabagai guru untuk mendesain pembelajaran yang lebih inovastif dan kreatif sesuai dengan usia, karakteristik dan minat anak usia dini.
  • Pembelajaran bisa berpusat kepada anak sehingga pengetahuan dari proses mencoba dalam kelas bisa lebih efektif
  • Praktik pembelajaran ini bisa memotivasi guru lain untuk membuat inovasi baru dalam pembelajaran yang lebiih kreatif
  • Praktik pembelajaran ini bisa menjadi referensi dan inspirasi guru-guru lain bagaimana cara memecahkan masalah pembelajaran membaca suku kata kepada anak usia dini
    Adapun peran dan tanggung jawab saya dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai guru di sekolah saya  bertanggung jawab dalam mendesain pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan dengan menggunakan  model, strategi, dan media pembelajaran yang tepat dan efektif dan bisa meningkatkan kemampuan hasil belajar anak dalam membaca suku kata melalui metode Projek Based Learning  menggunakan media looosepart dan kartu suku kata (flash card)

    B. TANTANGAN
     
    Berdasarkan hasil kajian literatur dan kajian wawancara, penyebab dari tujuan pembelajaran yang diinginkan adalah kurangnya kemampuan anak dalam membaca suku kata yaitu :

    • Kurangnya ketelatenan guru kelas dalam memperhatikan dan mengajari anak dalam membaca suku kata.
    • Kurangnya konsentrasi anak dalam belajar membaca suku kata.
    • Guru tidak menggunakan benda nyata yang ada disekitar anak sebagai medianya
    • Kurangnya motivasi dan penguatan orang tua/guru pada anak
    • Media pembelajaran guru dalam mengajarkan  membaca suku kata kurang menarik dan inovatif sehingga anak menjadi bosan
    • Kurangnya anak latihan  membaca dirumah.
    • Guru memberikan kegiatan membaca suku kata tidak didukung dengan sarana dan prasarana sekolah yang memadai.
      Berdasarkan penyebab masalah diatas solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada penerapan inovasi pembelajaran yaitu :
    • Penggunaan strategi atau metode guru dalam pembelajaran guru harus  bervariatif dan inovatif agar anak bisa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
    • Guru harus terus memberikan motivasi dan penguatan pada anak didik supaya bersemangat untuk mengikuti pembelajaran
    • Guru harus memunculkan media pembelajaran baru yang disukai oleh anak sehingga saat belajar anak menjadi sangat antusias dan menarik minat anak
    • Guru harus berkolaborasi dengan wali murid untuk memberikan stimulus Latihan membaca suku kata pada anak didik.
    • Guru harus membuat kegiatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar anak didik tidak bosan
    • Guru harus menbuat kartu kartu huruf yang menarik sesuai dengan minat dan kesukaan anak
    • Berkolaborasi dengan rekan sejawat, orang tua dan sekolah  untuk mempersiapkan media pembelajaran yang menggunakan loosepart.
    • Menberikan reward pada anak setelah membaca
  • Berdasarkan tantangan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi melibatkan :
    • peran guru dalam hal kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu  strategi / metode pembelajaran guru  dan  mendesain media pembelajaran yang baru, kreatif, inovatif dan menarik minat anak.
    • Anak didik yaitu keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
    • Kepala sekolah memberikan penguatan dan refleksi tentang materi, metode dan media kegiatan pembelajaran.
    • Rekan sejawat yaitu berbagi informasi tentang strategi dan media yang menarik, kreatif dan inovatif
    • Orang tua/ wali murid dalam hal membantu memberikan stimulus latihan konsep membaca suku kata pada anak dirumah
    • Dosen dan guru pamong berperan dalam hal memberikan penguatan dan refleksi dalam materi, media dan strategi yang digunakan oleh guru.
      PEMBAHASAN
      AKSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
      a. Langkah Langkah persiapan :
    • Membuat rencana pembelajaran
    • Menyiapkan media pembelajaran menggunakan media loosepart dan media flashcard
    • Meminta izin kepada kepala sekolah
    • Membuat alat peraga yang di butuhkan sesuai dengan perencanaan
    • Meminta bantuan rekan guru untuk melakukan perekaman ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
  • b. Pelaksanaan

    • Kegiatan awal ( 30 menit )
    • Di awali dengan kegiatan pembiasaan yaitu berbaris sebelum masuk kelas sambil bernyanyi dan menggerakkan badan untuk melatih fisik motorik kasar anak
    • Guru mengajak anak berdoa sebelum belajar untuk meningkatkan kemampuan nilai nilai agama yaitu mempraktikan kegiatan beribadah
    • Guru menanyakan perasaan anak pada hari itu dan  melakukan ice breaking serta berdiskusi tentang topik yang akan dilaksanakan
    • Guru memperkenal alat peraga hari itu yaitu menonton televisi tentang gejala alam (proses terjadinya pelangi dan eksperimen pelangi) dan melakukan gerakan melompat didalam ring warna warni sambil menyebutkan huruf pelangi
    • Kegiatan Inti ( 90 menit )
    • Guru mengajak anak menonton video tentang pelangi yang merupakan tema pembelajaran hari itu video di dapatkan dari youtube dan di sematkan pada televisi
    • Guru menjelaskan  tentang membaca suku kata dengan menggunakan media flash card oleh anak  secara bergantian
    • Guru mengajak murid bergantian bermain menebak suku kata dengan gambar
    • Guru membimbing anak-anak yang belum lancer nenbaca suku kata
    • Guru meminta anak untuk Menyusun suku kata menggunakan media flashcard
    • Guru meminta anak untuk menghitung suku kata dan menulis dengan louse part sesuai angkanya
    • Guru memberikan penguatan kepada anak yang bisa membaca suk
    • Kegiatan Penutup ( 30 menit
    • Pada kegiatan ini guru akan merefleksikan pembelajaran hari itu kepada anak dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik tentang kegiatan apa saja yang telah mereka lakukan hari itu, kegiatan apa yang membuat mereka merasa senang dan mengapa mereka merasa senang dengan kegiatan tersebut.
      Kegiatan penutup diakhiri dengan pesan pesan moral sebelum pulang dan berdoa sebelum pulang, serta pulang ketika sudah di jemput oleh orang tua masing masing.

      c. Pihak yang terlibat
      Anak didik dan rekan guru yang melakukan perekaman gambar, tantangan yang di hadapi adalah memori hp ketika perekaman gambar tidak cukup, suara yang berisik  dari anak- anak yang sangat antusias saat belajar, waktu yang terbatas sehingga kegiatan pembelajaran menjadi tergesa-gesa ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, guru terlalu fokus dengan kegiatan pembelajaran sehingga kelupaan memberikan penilaian kepada anak ketika pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan media yang digunakan sedikit sehingga anak bergantian untuk memainkannya dan memerlukan waktu yang lama untuk mempersiapkan media yang banyak dan bervariasi

      Strategi yang di gunakan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah menggunakan 2 smartphone untuk melakukan perekaman, mengkondisikan anak anak agar lebih tertib, memberikan alokasi waktu yang cukup lama pada kegiatan membaca suku kata dan mempersiapkan catatan kecil untuk mencatat penilaian belajar anak didik dan mempersiapkan media loosepart yang tidak mudah rusak dengan jumlah yang lebih banyak.
               
      REFLEKSI

    • Kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan yang telah di buat.
    • Respon anak terhadap media pembelajaran sudah sesuai dan mempermudah anak dalam membaca suku kata.
    • Terdapat keragaman kemampuan  anak dalam membaca suku kata
    • Tidak terdapat kendala dalam mengatur waktu pembelajaran dengan baik
    • Kegiatan membuka Pelajaran sudah mengarahkan dan mempersiapkan anak mengikuti Pelajaran dengan baik
    • Respon dari kepala sekolah ,kepala sekolah sangat mendukung kegiatan pembelajaran
    • Terdapat kendala yang terjadi sepanjang kegiatan pembelajaran seperti anak yang antusias sehingga kurang tertib, suara video yang tidak keluar atau tidak terdengar, dan eksperimen pelangi yang tidak berhasil.  
    • Respon orang tua murid terhadap pembelajaran yang telah di laksanakan sangat baik mereka mengapresiasi ketika video kegiatan belajar di share di wa grup kelas
    • Respon dari rekan guru sangat baik ,para rekan guru termotivasi untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah di lakukan                                                                                                                         
  • KESIMPULAN

    Jadi dapat di simpulkan bahwa pembelajaran Metode Projek Based Learning dengan menggunakan media Papan Semat Pintar dapat meningkatkan hasil belajar anak didik dalam mengenal membaca suku kata dengan media flashcard dan media louse part.

    DAFTAR PUSTAKA

    Astuti, Sastika Widi. “Pengembangan Media Pembelajaran Kartu Kata Bergambar (Flash Card) Untuk Melatih Kemampuan Membaca Permulaan Kelas 1 SD/MI.” Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2020.

    Azkia, Nura, and Nur Rohman. “Analisis Metode Montessori Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa SD/MI Kelas Rendah.” Al-Aulad: Journal of Islamic Primary Education 3 (2) (2020): 14–22.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun