PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyak kain perca di home industri yang tidak terpai dan dibuang begitu saja, membuatkami tergugah untuk membuat sesuatu yang dapat digunakan atau dimanfaatkan menjadi barang yang layak pakai, bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomi serta membantu masyarakat untuk lebih kreatif membuat sesuatu yang baru yang lebih baik dan produktif sehingga limbah kain perca tidak dibuang begitu saja.
Di lembaga sudah mengadakan pengelolaan limbah kain perca dengan tujuan dapat memanfaatkan barang bekas menjadi barang yang bernilai ekonomis serta mengurangi penimbunan sampah limbah kain perca di lingkungan masyarakat.
Untuk anak didik dapat melatih mereka cinta terhadap lingkungan serta belajar berkreatifitas dari bahan yang ada, maka penulis mencoba mengangkat karya nyata ini dengan judul “KREATIF MELALUI LIMBAH KAIN PERCA”, yaitu sebuah strategi peningkatan pembangunan karakter anak dan orang tua di sebuah lembaga PAUD khususnya agar anak dan orang tua terbiasa untuk cinta lingkungan. Melalui kegiatan ini diharapkan memberikan inspirasi pengelola di lembaga lain untuk menginovasi kegiatan serupa di lembaganya.
Masalah dan Tujuan
1. Masalah
a. Bagaimana cara penerapan strategi tersebut di lembaga?
b. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan strategi tersebut?
c. Apa sajakah dampak yang terdapat dalam penerapan strategi tersebut?
2. Tujuan
- Mendiskripsikan cara penerapan strategi tersebut di lembaga
- Mendiskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan strategi tersebut
- Mendiskripsikan dampak yang terdapat dalam penerapan strategi tersebut
- Metode Pemecahan Masalah
Dari persoalan diatas maka kami mengambil judul KREATIF MELALUI LIMBAH KAIN PERCA, sebagai strategi dalam pembentukan karakter, mengembangkan kreativitas anak dan orang tua di lembaga PAUD Islam Terpadu Al – Husna , Jln Abdul Rahman Saleh No. 103 Kel. Bogo Nganjuk.
PEMBAHASAN
A. PROFIL LEMBAGA
1. Sejarah Singkat
KBIT Al – Husna Nganjuk berdiri pada tanggal 28 Desember 2002 dibawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Al – Husna Nganjuk yang bertempat di jalan Abdul Rahman Saleh No. 103 Bogo Nganjuk. Di alamat tersebut Lembaga Masih sewa gedung besar, belum mempunyai gedung sendiri. Lokasi Lembaga berada di barat RSUD Nganjuk samping nya Apotik Kimia farma di depannya ada
Mangundikaran. Pada tahun 2014 awal, lokasi Paud berpindah di Jalan Brantas No. 01 Kelurahan Mangundikaran yang bertempat di salah satu ruangan Kelurahan Mangundikaran. Pertengahan tahun 2014 mulai menempati gedung baru yang masih satu lingkup dengan Kantor Kelurahan Mangundikaran yang terletak disebelah utara dari Kantor Kelurahan Mangundikaran. Guru Paud Tunas Bangsa Kelurahan Mangundikaran berjumlah 4 orang dan Murid pada tahun ajaran 2018/2019 berjumlah 14 siswa.
2. Visi, Misi dan Tujuan Paud Tunas Bangsa
Visi PAUD Islam Terpadi Al – Husna
Terbentuknya generasi muslim yang cerdas, bertaqwa dan berakhlaqul karimah.
Misi PAUD Islam Terpadi Al – Husna
- Terbentuknya dasar aqidah Islam padaanak
- Membiasakan berakhlaqul karimah
- Mengoptimalkan potensi didik anak
- Memaksimalkan perkembangan IQ, SQ dan EQ.
Tujuan PAUD Islam Terpadi Al – Husna
Mampu menciptakan generasi yang berakhlaqul karimah dan mempu menghadapi perkembangan zaman
3. Penyelenggaraan PAUD
PAUD Islam Terpadu AL Husna diselenggarakan sejak tanggal 28 Desember 2002 dan masih aktif sampai sekarang.
4. Waktu Penyelenggaraan
Penyelengaraan Kegiatan Belajar Mengajar di Paud Tunas Bangsa dilaksanakan pada hari Senin sampai hari Jum'at mulai pukul 08.00 – 11.00 WIB
5. Lokasi
PAUD Islam Terpadu AL Husna berlokasi di Jalan Abdul Rahman Saleh no. 103 Kelurahan Bogo Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk
6. Kerangka berpikir
Pengelolaan limbah kain perca dapat mendorong masyarakat untuk memanfaatkannya dengan baik serta dapat dibuat untuk APE di lembaga PAUD, misalnya di lingkungan sekolah yang dilakukan warga sekolah antara lain, guru, murid dan wali murid / orang tua. Limbah kain yang sudah tidak dipakai akan dipilih dan dipilah antara jenis kain yang tebal dan yang tipis. Kemudian akan dibentuk dengan pola yang sudah dibuat. Bagi yang tidak mempunyai mesin jahit cukup dijahit dengan tangan /manual. Di Lembaga PAUD Islam Terpadu AL Husna mengolah hasil dari limbah kain perca yang diolah oleh orang tua menjadi boneka tangan sebagai kerajinan yang bernilai jual ekonomis dan dapat digunakan sebagai alat pembelajaran edukatif di lembaga, baik di Lembaga Al Husna sendiri dan untuk lembaga yang lain.
7. Inovasi
Di Lembaga PAUD Islam Terpadu AL Husna mencoba melakukan inovasi dari limbah kain perca yang dikumpulkan di sekolah untuk dijadikan keterampilan yang akan dibuat oleh orang tua dan anak-anak. Limbah kain perca yang dibawa ke sekolah akan dihasilkan produk baru yang sangat cantik dan dapat menghasilkan uang, selain itu untuk kegiatan life skill di sekolah.
8. Gagasan utama
1. Yang diharapkan dari kerjasama dengan wali murid dalam pembuatan boneka tangan dari limbah kain perca adalah wali murid dapat mengisi waktu luang bersama ananda di sekolah, serta dapat mengasah ketrampilan dalam pembuatan boneka tangan dari limbah kain perca, serta kerajinan dalam bentuk yang lain.
2. Keunggulan
Dengan memberdayakan paguyuban ikatan wali murid untuk membuat ketrampilan dari limbah kain perca.
B. Pengertian
1. Kreatif
Kata Kreatif berasal dari bahasa Inggris yaitu "to create" yang artinya menciptakan atau membuat. Sehingga artinya kemampuan dalam menciptakan suatu ide dan konsep dalam mernecahkaan suatu masalah.
Dalam kehidupan manusia, hal-hal kreatif dapat diwujudkan kedalam berbagai bentuk, diantaranya:
- Ide
Pemikiran yang kreatif akan menghasilkan ide yang unik dan tidak terpikirkan sebelumnya. Ide merupakan suatu pemikiran yang menciptakan solusi atas masalah yang ada di masyarakat
- Produk/ jasa
Produk yang dihasilkan juga merupakan salah satu wujud dari kreatif. Tanpa adanya proses kreatif tentunya produk produk yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan konsumen.
- Gagasan
Kreatif juga dapat diwujudkan dalam bentuk gagasan-gagasan dalam mengatasi masalah yang ada. Gagasan dapat dikemukakan secara langsung maupun melalui tulisan pendek, buku dan lain-lain.
2. Sampah
Pengertian kain perca adalah barang yang berasal dari kegiatan manusia yang tidak lagi digunakan, baik tidak dipakai, tidak disenangi ataupun yang dibuang.
C. Cara Penerapan Strategi di Lembaga
Pengelolaan sampah sudah mulai dilakukan di sekitar kita, yaitu melaui menerapkan sistem 3R yaitu, Reduce, Reuse dan Recycle. Sekolah sebagai wadah berkumpul orang banyak, termasuk guru, siswa yang mana ikut pula menerapkan konsep tersebut. Khusus di lembaga PAUD orang tua / wali murid juga berperan aktif dalam menempkan konsep tersebut.
Konsep pemilahan dan pengelolaan sampah yang dilakukan adalah dengan memilah pembuangan sampah organik yaitu sampah yang mudah terurai oleh tanah dan sampah anorganik yaitu sampah yang sulit dan membutuhkan waktu lama untuk terurai.
Konsep 3R yaitu Reduce (mengurai/ mengurangi) yaitu mengurai/ mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah. Reuse (guna ulang) yaitu kegiatan penggunaan kembali sampah yang masih digunakan baik untuk fungsi yang same maupun fungsi lain. Recycle (mendaur ulang) yaitu mengolah sampah menjadi produk baru.
Di Lembaga PAUD khususnya di PAUD Islam Terpadu Al Husna Nganjuk melakukan penerapan pengelolaan kain perca menjadi kerajinan boneka tangan yang dapat digunakan untuk APE (Alat Pembelajaran Edukatif) dan alat peraga pembelajaran di lembaga dan layak jual, saat ada puncak tema di lembaga dan ke lembaga lain tentunya. Boneka tangan ini sederhana tetapiu diminati oleh anak khusunya dalam penyampaian karakter.
D. Faktor Pendukung dan Penghambat
Setiap kegiatan ada faktor pendukung dan penghambat, antara lain:
- Faktor pendukung
- Dalam melaksanakan strategi tentang kreatif melalui limbah kain perca, faktor pendukungnya antara laon:
- Tingkat antusiasme dalam pengelolaan limbah kain perca oleh warga sekolah (guru, murid dan orang tua / wali murid) lumayan tinggi, untuk dibuat kerajinan yang bernilai ekonomi sangat tinggi.
- Munculnya kesadaran untuk mengubah pola pikir terhadap lingkungan dari hal yang paling kecil.
- Faktor penghambat
- Dalam penerapan strategi tentang kreatif melalui kain perca di PAUD Islam Terpadu Al Husna, ada sedikit kendala dimana kain perca dari penjahit yang tidak terpakai dibuang begitu saja di tempat sampah dan akhirnya kotor dan bercampur dengan sampah lain. Sehingga begitu ada gagasan untuk membuat kerajinan dari kain perca, anak-anak membawa baju bekasnya. Namun demikian, pengelola dan pendidik harus terus berusaha memberi contoh terhadap pentingnya berkreasi dari bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi/bekas yang bisa didaur ulang dan dimanfaatkan untuk hal yang lebih berguna bahkan bisa bernilai jual.
E. Dampak Penerapan Strategi
Dampak penerapan strategi yang diharapkan adalah:
- Bagi Lembaga/Sekolah
- Mampu menjadi inspirasi di lembaga lian
- Hasil ketrampilan dapat menjadi APE yang terbuat dari kain perca, murah, aman dan ramah lingkungan
- Dapat menjadi wadah untuk ketrampuilan wali murid saat program life skill di lembaga
- Peserta Didik
- Anak menjadi lebih semangat dalam mengembangkan kreatifitasnya karena mengetahui hasil dari karyanya dari kain perca layak digunakan dan menjadi benda yang cantik
- Anak lebih paham tentang kebersihan lingkungan
- Orang Tua/Wali Murid
- Orang tua lebih kreatif dalam pengelolaan lain perca/baju bekas
- Dapat menjadi sumber penghasilan tambahan apabila dijual
- Ada kegiatan bersama anada dalam program di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H