Mohon tunggu...
Naomi Saerang
Naomi Saerang Mohon Tunggu... Pengusaha -

Langkah Awal Menentukan Hasil Akhir

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kelompok Relawan Ahok Rawan Perpecahan?

8 Oktober 2015   11:18 Diperbarui: 8 Oktober 2015   15:53 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menanggapi debat Teman Ahok maupun Lawan Ahok, Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, memberikan masukan kepada Tubagus sebagai relawan Teman Ahok, sebaiknya tidak hanya melakukan gerakan pengumpulan 1 Juta KTP tetapi membangun komunikasi dengan ahok agar dapat menjaga/mengawal pemerintahan ahok, menambahkan value ahok hingga 2017, sehingga tidak membingungkan dan mendapat tuduhan bahwa gerakan Teman Ahok merupakan gerakan yang didanai (dibayar) atau dipolitisi untuk menyukseskan langkah ahok.

Mendengar saran dan kritikan, Yunarto, Tubagus berpedapat, saatnya belum tiba, mungkin ketika Ahok telah melihat daya dan upaya Teman Ahok, misalnya ketika mereka telah berhasil mengumpulkan 400 ribu KTP, mereka akan menghadap Ahok dan menyerahkan semua bukti dukungan dan meminta Ahok untuk mendeklarasikan Teman Ahok sebagai official Ahok nanti saat memenuhi syarat maju menjadi calon Gubernur ditahun 2017 mendatang.

Jadi? Bila benar pernyataan Tubagus, maka baik DAG maupun Teman Ahok, jelas belum resmi menjadi Official (tim sukses) Ahok nantinya. Tetapi yang menarik apa yang mereka cari? Jika Tubagus ingin menunjukan buktinya terlebih dahulu baru meminta Ahok untuk menjadikan mereka Offcial, maka apa yang sedang diperjuangkan DAG? Bukannya tujuannya sama? Lalu bila 400 ribu KTP tersebut merupakan upaya bersama, apakah mereka dapat disatukan sebagai Offcial Ahok? Atau malah saling menganggap dirinya paling berhak dan “pertikaian” pendukung seperti ini di masa lalu akan terulang kembali? Kita tunggu saja nanti.

Yang pasti, Ahok bukanlah seorang yang buta politik dan memahami hukum yang tidak akan gegabah dalam menyikapi sikap pendukungnya, bahkan berani menghukum mereka. Disaat berusaha melakukan yang terbaik untuk Jakarta, ia tetap tegar dan berani mati  dengan  berbagai kekurangannya  yang banyak dinilai oleh banyak orang, terutama sikap dan ucapannya yang memang membuat “Kuping Panas”. Dengan begitu, relawan Ahok sepatutnya punya rasa “Malu” juga untuk tidak melakukan tindakan yang justeru mencederai kebijakan dan nama baik beliau sebagai Gubernur DKI Jakarta yang sah saat ini. Apalagi memiliki tujuan tersembunyi yang menguntungkan pribadi atau sekelompok orang.

Relawan Ahok, apa sebenarnya yang anda cari? Monggo bebas dijawab dan dinilai oleh siapa saja…

Sumber Foto : jakarta.bisnis.com

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun