Entah saya salah menduga atau menganalisa, entah saya salah berfikir hingga terjungkir, tapi saya dan kami masih menaruh harap akar kau kembali kedalam Nurani Pak Jokowi.
Saya berharap pak Jokowi bisa hidup sederhana jika rakyat masih belum sejahtera.
Beberapa bait puisi untuk bapak sebagai penutup surat terbuka ini.
Tak ada “dia” yang sudi memasuki gorong-gorong
Tak ada “dia” yang sudi memasuki pasar
Entah itu pencitraan atau sengaja untuk menarik perhatian, tapi itu sungguh berkesan
Karena sekalipun itu citra “dia” dianggap sederhana
Sosok penuh tawa canda dan senyum ceria,
Yang dulu sederhana saat ini entah bagaimana
Yang dulu pro rakyat sekarang entah peduli siapa
Biarlah kesabaran yang menjawab semuanya