Mohon tunggu...
Marla Suryani Lasappe
Marla Suryani Lasappe Mohon Tunggu... Administrasi - suka masak

Saya berbintang Pisces--------------------------------------------------- hobby cooking, travelling------------------------------------------------------- I am a writer, food blogger ----------------------------------------------------- IG: marlasuryani ------------------------------------------------------------------- twitter: marlasuryani@marla-suryani--------------------------------------- http://aksaramarla.wordpress.com https://www.facebook.com/marla.thalib

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri] Senja Dikota Tua

30 September 2016   22:27 Diperbarui: 30 September 2016   22:34 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat menginjakkan kaki melewati gerbang kecil menuju lokasi Kota Tua, sesuatu aromah melintas dan  terhirup olehnya. Tiba-tiba bulu kuduk Dina merinding. Bau khas parfum milik seseorang yang sangat di kenalnya.

***

"Mbak Din, besok jangan lupa kita ambil gambar di Kota Tua ya .."

" Loh .. koq di Kota Tua, bukannya di Ancol? " sahut Dina ke Anton 

" Anu mbak, kata team kreatifnya spot yang bagus di Kota Tua"

" kamu bilang dong banyakan di Ancol, ada  Pasar Seni yang keren, Dufan apalagi..."

" Ok, mbak nanti kucoba bilang ke team, see you tomorrow ya... mau langsung pulang, capek aku"

" Sip !! see you tomorrow too"

Merekapun berpisah di parkiran. Dina melajukan March kesayangan menuju rumah. Lelah hari ini terbayarkan saat melihat ke 3 buah hatinya tersenyum menyambut kedatangannya.

Dina adalah seorang penulis,disalah satu media online terkenal di kotanya. Pekerjaan sebagai penulis baru di lakoni sekitar enam tahun yang lalu, berawal hanya untuk mengisi waktu, semakin kesini... semakin asik, ternyata dunia tulis menulis sangatlah menarik, banyak ilmu yang didapatkan, serta bertambah pula teman dari berbagai tingkat sosial dan berbagai disiplin ilmu. 

Dina sangat beruntung mempunyai suami yang pengertian, membebaskannya untuk eksplor apa yang dimilikinya. Jarang banget dapat suami perngertian seperti Herry.

***

" Gak bisa mbak Din, pengambilan gambarnya fix di Kota Tua "

" Hmmmmm ... ya sudalah kalau tak bisa" guman Dina lirih

" Hari ini loh mbak ! " 

" What ??? " Dina kaget bak diterjang sengatan listrik 2000 watt

" Iya... after lunch, kita langsung meluncur ke TKP."

***

Saat menginjakkan kaki melewati gerbang kecil menuju lokasi Kota Tua, sesuatu aromah melintas dan  terhirup olehnya. Tiba-tiba bulu kuduk Dina merinding. Bau khas parfum milik seseorang yang sangat di kenalnya.

Pengambilan gambarpun dimulai, dari  Museum Sejarah Jakarta / Museum Fatahillah, Taman Fatahillah,  Taman Fatahillah, Pos Indonesia. Hari semakin senja, pengambilan gambar telah selesai, sayup-sayup terdengat suara Adzan Magrib berkumandang.

" Kita sholat dulu yuk ! " kata Anton sembari membereskan properti pemotretan. Saat mereka beriringan menuju Musholla, tiba-tiba Anton berkata " mbak Dina kemana ya..?" 

" Mungkin mbak Dina sudah jalan duluan ke Musholla " kata salah seorang dari mereka

" okelah kalau begitu", guman Anton sembari becanda

Tunggu punya tunggu, ternyata Dina gak keluar-keluar juga dari Musholla, kemana Dina? setelah di cek kedalam sab khusus wanita, ternyataaaa Dina tidak ada juga !! merek panik!!

Ditempat yang sama Dina terpana dan bingung, dimana sebenarnya dia berada?, bukannya tadi hari tlah senja? lah ini koq seperti masih jam 10 pagi? apakah aku bermimpi? dicubit-cubitnya tangannya, " Aggghhhhh sakit !! " tanpa sengaja dia berteriak,  seseorang menengok kearahnya.  

" Dinaaaaaaaaa akhirnya kumenemukanmu " suara itu sangat familiar dikupingnya

" Mas Didi...." teriaknya histeris

" Iya sayang ini aku mas mu, mas Didimu, ini cincin pernikahan kita sayang, aku pengen kita menikah sekarang juga !!, aku tidak ingin kehilanganmu lagi" Didi mulai menyematkan cincin bergrafir namanya di jari manis Dina " untung masih muat " Dina hanya bengong..

Layaknya pesta pengantin pada umumnya, banyak tamu, serta  makanan yang berlimpah, tetapi para tamunya...

***

" Gue harus ngomong apa nih sama lakinya Dina ?" Anton mulai panik, hari sudah menunjukkan pukul 00.25, suasana Kota Tua mulai mencekam."Mbak Dina dimana sih kamu berada? "

" Ada apa yang terjadi Nak ?  dari tadi bapak perhatikan kalian mondar-mandir saja. "

" Teman saya hilang " Antonpun mulai bercerita kronologi hilangnya Dina. Pak tua itu menyimak, dan sesekali tersenyum.

" Begini ya nak, kalian percaya tidak tentang adanya mahluk halus, hampir disetiap bangungan, apalagi bangunan tua, pasti banyak penghuninya, yang dapat melihat mahluk-mahluk ghoib itu hanya orang-orang tertentu, adapun orang awam yang dapat melihat, itu mungkin pada posisi satu dimensi dengan mahluk itu. dan menurut bapak, temanmu tadi berada pada posisi yang sama dengan mereka."

" Tetapi tenang, Inshaa Allah temanmu Dina bisa kembali ketengah-tengah kalian disini" sambil membacakan doa mata pak tua itu menatap puncak stasiun kota.

" Stop !! .. Jangan melompat Dina !! " Anton dan teamnya sontak kaget, ternyata Dina selama beberapa jam yang lalu berada di atas itu.

Wajah pucat, tangan dingin, Dina hanya terdiam, tatapannya kosong, entah apa yang ada dalam pikirannya, semua begitu cepat, 

" Basuhlah wajahnya dengan air ini, lambat laut dia akan sadar, jangan lupa berikan gula batu ini untuk di isap-isap , biar ada tambahan tenaga " pak tua itu pun berlalu meninggalkan Anton dan kawan-kawan, menembus gelapnya Kota Tua.

Betul, apa perkataan pak tua itu, ternyata hanya menghitung menit, Dina sudah siuman. 

" Sudah mbak Din, kamu masih lelah...ceritanya kapan-kapan saja" 

" Iya " katanya lirih, sambil memperhatikan jari manis kirinya yang sudah tersemat  cincin berlian yang bergrafirkan nama DIDI.

Cerita diikutkan pada event horor dan misteri Fiksiana Community

Pamulang, 30 September 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun