Akhirnya .... Mahar menerima dengan tulus  cinta Bocing yang sangat memaksa, di suatu sore di Pos Ronda, yang disaksikan oleh beberapa warga antara lain: Kutu, Aya, El, Dorma, dan kang Kribo.
******************************
Kini hari-hari Bocing terasa indah, senyum manis selalu menghiasi wajahnya, bau amissssss  yang menempel ditubuhnya selama ini hilang berikut bau tak sedap dari keteknyapun sirnah, karena bulu-bulunya sudah dicukur semua,  walaupun dilakukannya dengan berat hati, itu semua demi Mahar sang kekasih.
Bocing merasa kisah cintanya kali ini, bener-bener jalan yang di kasih sang Maha Kuasa, begitu mudah dan lancar apalagi saat malam minggu kemarin dia dengan percaya diri dan modal nekat melamar Mahar, untuk dipersunting sebagai istrinya. Dengan wajah tersipu-sipu dan terlihat setetes air mata haru, Mahar menerima pinangan Bocing dengan suka cita.
****************************
Seluruh Warga ikut bahagia mendengar Bocing dan Mahar akan menikah, tanpa undangan resmi, hanya pengumuman lewat toa masjid, mereka semua pasti akan  datang dan siap membantu,  tidak ketinggalan dengan para pengurus Desa, pak RT ,pak RW dan pak Kades dengan senang hati membantu dalam mempercepat proses surat menyuratnya, kang Kribo mencari penghulu, El kebagian tugas penjemputan orang tua dari kedua belah pihak di terminal desa, maklumlah Bocing dan Mahar adalah penduduk migran dari desa lain.
Surat-surat sudah beres, penghulu juga sudah beres, tapi ......... gedung, catering dan perias pengantin....? bagai mana ini ? Bocing mulai membatin ..... tapi bukan Bocing namanya , kalau tidak punya ide ...
" Mom ...... bisa bantu gak ? " sambil memijat punggung mommy yang tengah asik makan popcorn sambil menonton cctv di balai  desa. Hari ini ada  rapat PKK dengan ibu-ibu se desa, mommy sebagai ketua PKK selalu memberi contoh kepada para anggotanya dengan datang lebih awal, walaupun mommy sudah pensiun sebagai ibu Kades, tapi jabatan ketua PKK tetep di pundaknya , sampai ada ibu Kades yang baru.
" cieeeeee .......... ada Andee yang lagi ngerayu si Sotobelli " Â kata mommy sambil ketawa cekikikan
" kira-kira kelanjutan cinta Andee dan gadis sotobellinya bagaimana ya ..? secara si gadis sotobelli mau berangkat ke Jerman.."
" Mom .... denger aku gak sih " kata Bocing mulai memasang mimik  ngambeqnya.
" Emangnya ada apeeee? "
" Eng .... Â surat-surat sudah beres, begitu juga dengan penghulu, tpi .... Â catering, gedung, dan perias pengantin belum beres...", kata Bocing dengan suara pelan
" Belum beres, atau ...... budgednya gak ada? "
" Aku hanya punya segini mom ...." sambil mengeluarkan sisa-sisa Dollar dari dompetnya
" Hmmmmm .......US Â $ 1000, duitmu hanya tinggal segitu ? "
" Iya, mom hanya segini ... Â saya serahkan semua ke mommy, please mommy saja yang mengaturnya, sekaligus jadi ketua panitia perkawinan saya dan Mahar "
" Apa??????????????????? ........ Bocingggggggggggggggg "
*************************
Mommy yang terkenal baik hati, Â suka menolong, rajin menabung dan tidak sombong, akhirnya dengan ikhlas membantu Bocing.
" Â Ufff ... , daripada sewa gedung, mendingan kita pergunakan gedung pertemuan Balai Desa ini saja, tinggal di hias sedikit sudah sip, daya tampungnya juga muat untuk seluruh warga desa " kata mommy yang ditemani adiknya jeng Marla dan Asih Sekdes, sehabis rapat PKK tadi.
" Tinggal mikirin catering dan perias pengantin nih ...., kamu ada ide gak " kata mommy sambil menatap jeng Marla adik kesayangannya.
" Untuk perias pengantin, biar aku saja mom, moso mommy lupa sih?, itukan keahlianku, begini-beginikan adikmu ini, salah satu perias pengantin yang terkenal di Negeri ini. Pokoknya dari perawatan, riasan sampai baju seragam untuk  pagar ayu/bagus, itu urusanku semua .... gratisssss, itung-itung promosi, akukan pendatang baru di desa ini, masih banyak warga yang belum tahu kalau aku punya usaha salon, spa dan perias pengantin " kata jeng Marla
" jadi ... tinggal cateringnya  dong....?  dengan uang US $ 1000, cukup gak ya... untuk seluruh warga kampung ...?????? .....
" Cukup Mom ", kata Asih Sekdes, " kita kerahkan saja ibu-ibu dan para remaja kampung, makanan untuk prasmanan dan gubuq-gubugnya, Â kita masak beramai-ramai, anggap saja ini acara dari kita untuk kita, cuma bedanya kita datang harus bawa angpao, buat pengantin, hehhehe"
" Mom setujuh .... segala sesuatu jika dikerjakan secara beramai-ramai, akan menghasilkan suatu karya yang indah, Â istilah katanya nih .. ringan sama dijinjing, berat sama dipikul , bukankah ciri khas dari desa kita adalah kebersamaan ? " kata mommy sambil merangkul Asih dan Jeng Marla .
*************************
Akhirnya ......Prosesi akad nikah dan pesta pernikahan Bocing dan Mahar berjalan khidmat, dengan sentuhan tangan seni mommy dan beberapa pemuda rangkat, berhasil merubah   ruangan balai desa, yang semula hanya biasa-biasa saja, kini  bagaikan gedung pernikahan di hotel-hotel berbintang di negari ini.
Dekorasi yang didominasi  dengan hiasan warna bernuansa Ungu, menambah semakin  syahduhnya pesta pernikahan  itu, diiringi musik melayu, lagu kesayangan Bocing, dua sejoli itu, bagaikan Raja dan Ratu, walaupun pada kenyataan  Bocing sedikit kebanting dengan kecantikan paras Mahar, tapi tidak jadi masalah dengan make over ala jeng Marla, kekurang gantengannya si Bocing tertutupi.
Begitu pula dengan makanan yang disajikan baik prasmanan maupun gubuq-gubukannya tersaji dengan menarik dan  sangant nikmat, ini semua hasil olahan tangan bunda Enggar, bunda yety, gadis-gadis Rangkat, Aya, Jingga, Asih, Dorma,  D-wee, Sekar, Acik, Ranti.
*************************
Sehabis pesta, Bocing dan Mahar pulang ke rumah baru yang telah disiapkan Bocing untuk Mahar, Â "hmmmm ..... seluruh warga datang, itu artinya ..... balik modal " Â gumannya, sambil melirik ke arah Mahar yang sudah telelap, karena kecapaean, " har ... bangun dong ..... jangan tidur ...inikan malam pertama buat kita berdua ..."
*************************
" Woyiiiiiiiiiii ..... Bocingggg... bangun ...!!!!, gile banget nih orang ... tidur dari jam 7 malam .... sampe  jam 12 siang blom bangun-bangun juga... !!!! pasti loe kaga subuhan ya ...? " kata El  sambil berusaha membangunkan Bocing yang masih tidur terlelap.
" Bocinggggggggg bangunnnnnnnn !!!!!!!!!! sarung loe basah semua tuhhhh ... loe ngompol ... ngompol Dewa ... Â hahahhahaha" Â kata El tertawa terbahak-bahak
" Apa? " ... Bocing melihat wajah El yang masih menertawakannya, " Emangnya ada apa?, mana Mahar ? mana istriku ? " katanya sambil merabah sarung kesayangannya " Koq sarungku basah ya ...?"
"Sudah  Sana ..........buruan mandi, jangan lupa mandi hadast  !!!!! .... istri ..? dasar..... kerjanya mimpi jorok mulu ........ makanya kalo mau tidur, jangan lupa berdo'a, jadi loe kaga  ngigo .... " kata El, sambil berlalu dari hadapan Bocing yang terbengong sambil mencubit-cubiti lengannya sendiri . " Sakit... sakit.....  jadi .... ? "
**************************** Tamat ************************************
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H