Mohon tunggu...
Petunmarkus
Petunmarkus Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas

Menulis, membaca, olahraga (Bulutangkis, tenis meja), jalan-jalan, dan pemberi rekoleksi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Usaha Penerbitan Buku

24 Juli 2024   21:13 Diperbarui: 24 Juli 2024   21:36 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar KBMN PGRI GEL 31 PERT. 27

Narasumber kemudian memaparkan materinya. Materi pertama adalah melek penerbit. Ada dua jenis penerbit, yaitu penerbit mayor dan penerbit indhie. Apa perbedaan antara penerbit mayor dan penerbit indhie? Kita akan bahas di bawah ini.

  • Dilihat dari sisi jumlah cetakan
  • Dilihat dari jumlah cetakan, untuk penerbit mayor biasanay  mencetak secara masal. Biasanya certakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku. Sementara penerbit indhie hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD (Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media sosial seperti Facebook, twitter, Instagram, youtube, dan wa grup.

  • Pemilihan naskah yang diterbitkan

Untuk penerbit mayor: naskah yang akan diterbitkan biasanya harus melewati beberapa tahap sebelum menerbitkan sebuah naskah. Karena cetakannya masal antara 1000-3000 eksemplar maka untuk menerbitkan naskah perlu hati-hati dalam memilih naskah yang akan diterbitkan. Karena mereka tidak mau mengambil resiko untuk menerbitkan naskah yang kurang mendapatkan respon di pasar. Penerbit mayor biasanya memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar. Untuk itu naskah yang masuk tingkat penolakannya tinggi. Sementara penerbit indie, tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut merupakan sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta, tidak ada plagiarisme, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah-naskah tersebut pasti diterbitkan. Penerbit indie menjadi alternative baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

  • Profesionalitas
  • Ditilik dari segi profesionalitas, penerbit mayor biasanya didukung oleh SDM yang kuat di perusahaan besar mereka. Sementara itu, penerbit indie, memang professional tetapi sering kali dianggap asal-asalan, asal certak-jadi-jual. Untuk itu sebagai penulis perlu hati-hati dalam memilih penerbit mana yang akan menerbitkan hasil karyanya. Di sini, mutu dan manajemen pemasaran buku menjadi tolok ukur untuk menilai sebuah penerbitan. Kadang harganya murah, cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper (kertas coklat halus).

  • Waktu Penerbitan
  • Untuk penerbit mayor biasanya sebuah naskah diterima atau tidak akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima maka waktu terbit pun bisa cepat, tetapi ada yang sampai bertahun-tahun. Hal itu disebabkan karena penerbit mayor memiliki alur kerja yang harus dilalui. Beryukur kalau buku dapat diterbitkn. Apa bila penjualannya tidak sesuai target maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali ke penerbit. Lalu penerbit indie, naskah yang masuk akan segera diproses dengan cepat. Dalam hitungan minggu buku sudah dapat diterbitkan. Hal itu disebabkan karena penerbit indie mau menerbitkan karya yang penulisnya yakin bahwa karyanya adalah karya terbaik dan layak diterbitkan.
  • Royalti
  • Penerbit mayor biasanya memberikan royalty kepada para penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku. Penerbit indie umumnya royalty yang diberikan kurang lebih 15-20% dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat FB, Instagram, wa grup, twitter, dan lain-lain.

  • Biaya penerbitan

Biaya penerbitan pada penerbit mayor tidak dibebankan kepada penulis. Penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersbut tidak laku terjual, kerugian hanya ada pada pihak penerbit. Untuk penerbit indie biaya penerbitan berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yang diterbitkan tidak sama.

Pada zaman milienial semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku, baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, mapun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yang dibayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti menulis, baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif yang ditulis dan diterbitkan menjadi buku yang bermanfaat bagi banyak orang.

Untuk bisa terlatih menulis memang butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Ada banyak kata-kata yang memberikan semangat untuk sukses dalam berkarya. Berikut ini ada beberapa kata-kata mutiara untuk memotivasi diri.

  • "Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib
  • "Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali

Ada lima tahap cara menulis dan menerbitkan buku yang tepat.

  • Prawriting
  • Pada tahap ini penulis mencari ide dengan peka terhadap sekitar kemudian penulis harus kreatif menangkat fenomena yang terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan. Untuk itu sebagai seorang penulis harus banyak membaca buku.
  • Drafting

Penulis mulai membuat draf (outline buku/daftar isi buku) sesuai dengan apa yang disukai (passion): artikel, cerpen, puisi, novel dan lain-lain.

  • Revisi
  • Setelah menulis naskah, harus diperlukan revisi (tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang, naskah mana yang perlu ditambahkan).
  • Editting/ Swasunting
  • Penulis melakukan pengeditan seperti memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat sebelum masuk penerbit.

  • Publikasi 
  • Jika tulisan yang berupa naskah buku sudah yakin maka memasuki tahap publikasi atau penerbitan buku.

Setelah memaparkan materi, narasumber menjelaskan syarat-syarat untuk menerbitkan buku di Penerbitan Kamila Press Lamongan. Penerbit ini bisa melayani certak buku, dengan jasa ISBN, editing, layout, dan design cover buku dengan harga terjangkau.

Syarat-syarat penerbitan di Kamila Press Lamongan:

  • Mengirimkan nasiha lengkap mulai dari judul, kata pengantar, daftar isi, naskah daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dengan fotonya dan synopsis.
  • Ketika A5 ukuran 14,8 x 21 cm, spasi 1.15, ukuran font 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm.
  • Menggunakan huruf arial, calibri atau cambria dan masukkan dalam 1 file alamat email.

Setelah itu, ada beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Jawaban sangat solutif diberikan oleh narasumber.

Demikianlah resume saya pada malam hari ini. Semoga dapat bermanfaat bagi sesma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun