Oleh Markus Masan Bali
Resume kedua puluh lima
Gelombang 31
Rabu, 17 Juli 2024
Tema               : Menulis Puisi
Narasumber        : Dr. Hj E. Hasanah, M.Pd
Moderator         : Widya Arema
Puisi merupakan salah satu bagian dari karya sastra yang mau menyampaikan perasaan, pikiran, dan pengalaman dengan menggunakan Bahasa yang indah dan penuh makna. Penggunaan bahasa yang estetis tentu saja mempunyai tujuan agar menarik para pembaca atau pendengar. Biasanya puisi menggunakan gaya bahasa yang khas yang memberi kesan tersendiri bagi para pembaca, misalnya gaya bahasa metafora, perbandingan, penegasan, dan sebagainya.
Penulisan puisi mengutamakan keindahan bunyi, irama, dan makna. Kadang mengabaikan tata bahasa baku. Mengapa demikian karena penulis puisi biasanya berusaha menyampaikan perasaan, emosi, ide dengan cara yang berbeda dari bahasa baku dengan beberapa baris kata atau kalimat.
Puisi menjadi bagian penting dari budaya manusia sejak zaman dahulu. Puisi digunakan untuk mengungkapkan perasaan cinta, kekaguman, kritik sosial, politik, dan perjuangan. Puisi memberikan ruang kepada penulis untuk mengungkapkan ide, pikiran dan perasaan dengan permainan kata-kata dan struktur yang khas.
Pada bagian ini secara khusus akan membahas tentang pengertian puisi dan  jenis puisi. Kita akan membahas satu persatu sebagai berikut:
A. Pengertian
Ada banyak ahli yang mendefinisikan tentang puisi. Salah satunya adalah H.B Jassin. Menurut Jassin, puisi merupakan karya sastra yang diungkapkan dengan perasaan dan mengandung pemikiran dan emosi penyair tentang peristiwa dan pengalaman tertentu. Puisi meninggalkan kesan yang mendalam pada pembaca dan pendengarnya.
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan jenis sastra yang terikat oleh irama, matra, rima, dan penyusunan larik dan bait. Puisi juga merupakan gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus. Nama lain dari puisi juga disebut sajak. Ada macam-macam sajak.
- Sajak bebas yaitu puisi yang tidak terikat oleh irama dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik.
- Sajak berpola merupakan sajak yang mempunyai jenis sajak yang tersusun lariknya berupa bentuk geometris seperti bela ketupat, jajarang genjang, bulat telur, tanda tanya, tanda seru, ataupun bentuk lain.
- Sajak dramatic sas yaitu puisi yang memiliki persyaratan dramatic yang menekankan pertikaian emosional atau situasi yang tegang.
- Sajak lama merupakan puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi barat seperti pantun, gurindam, syair, mantra, dan bidal.
- Sajak mbling merupakan sajak ringan yang tujuannya membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan tegang, sajak main-main.
B. Â Struktur Fisik Puisi (Unsur Wujud)
Struktur Fisik Puisi terdiri atas:
- Bentuk: Berbentuk baris - bait
- Diksi: Pemilihan kata indah & memiliki kekuatan makna
- Struktur Fisik Puisi (Unsur wujud)
- Majas: Bahasa kias untuk mengungkapkan isi hati penyair
- Rima: Persamaan bunyi di baris/akhir baris untuk memunculkan keindahan bunyi
C. Jenis Puisi
  Ada beberapa jenis puisi sebagai berikut!
   1.  Puisi Lama
      Puisi lama biasanya jenis puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris satu bait,Â
      persajakan (rima), banyak suku kata di tiap baris.
    Ciri-ciri puisi lama:
- Tidak diketahui nama pengarangnya
- Penyampaikan dari mulut ke mulut yang merupakan sastra lisan
- Sangat aterikat akan aturan misalnya jumlah baris di tiap bait.
    Macam-macam puisi lama
- Mantra, yaitu ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
      Contoh: mantra untuk mengobati orang dari makhluk halus
      Sihir lontar pinang lontar
      Terletak diujung bumi
      Setan buta jembalang buta
      Aku sapa tidak berbunyi
- Pantun merupakan puisi yang bercirikan sebagai berikut: bersajak a-b-a-b, setiap bait terdiri dari 4 baris, dan tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, dua baris awal sebagai sampiran, sedangkan dua baris berikutnya sebagai isi.
      Contoh: Pantun Nasihat
      Sungguh elok emas permata
      Lagi elok intan baiduri
      Sungguh elok budi bahasa
      Jika dihias akhlak terpuji
- Seloka merupakan pantun yang bersahut atau bertautan
      Contoh:
      Sudah bertemu kasih sayang
      Duduk terkurung malam dan siang
      Hingga setapak tiada renggang
      Tulang sendi habis terguncang
- Talibun, merupakan pantun genap yang setiap barisnya terdiri dari 6,8, atau 10 baris.
      Contoh:
     Anak orang di padang tarap
     Pergi berjalan ke kebun bunga
     Hendak ke pekan hari tiap senja
     Di sana sirih kami kerekap
     Meskipun daunnya berupa
     Namun rasanya berlain juga
   2. Puisi Baru
     Puisi baru merupakan jenis karya sastra yang tidak terikat oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas daripada puisi lamaÂ
     dalam segi jumlah baris, suku kata, dan rima.
     Ciri-ciri puisi baru:
- Memiliki bentuk yang rapi dan simetris (sama)
- Pesajakan akhir yang teratur
- Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain
- Sebagian besar puisi empat seuntai (baris)
    Jenis Puisi Baru
    Ada beberapa jenis puisi baru:
- Balda merupakan puisi yang berisi kisah atau cerita
- Himne merupakan puisi pujaan intuk menghormati Tuhan, pahlawan, dan tanah air.
- Ode merupakan puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi bersifat menyanjung terhadap pribadi tertentu.
- Epigram merupakan puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
- Romansa merupakan puisi yang berisi luapan cintah kasih
- Elegi merupakan puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
- Satire merupakan puisi yang berisi sendiran atau kritik.
D. Â Penutup
Puisi menjadi sebuah sarana untuk mengungkapkan perasaan atau pemikiran seseorang. Ada puisi lama dan puisi baru. Setiap jenis puisi mempunyai ciri khasnya tersendiri. Puisi-puisi mengajarkan kita nilai-nilai yang dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.
Semoga pembahasan tentang puisi ini memberikan inspirasi bagi kita untuk lebih menghargai dan mendalami puisi. Kita pun dapat berkreativitas untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran kita lewat puisi. Semoga puisi yang kita buat memberikan inspirasi bagi generasi berikutnya. Amin.
Terima kasih
Berkah Dalem
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H