Mohon tunggu...
Markus Morik
Markus Morik Mohon Tunggu... Politisi - Seniman dan Politisi Kab. Boven Digoel Papua

"Jangan tanya apa yang negara kamu bisa lakukan untukmu; tanyakan apa yang bisa kamu lakukan untuk negaramu." - John F. Kennedy.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Mindiptana (AMIN)

20 Februari 2022   14:24 Diperbarui: 25 Februari 2022   09:31 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Markus Morik.

- Fiersa Besari

3. Tidak punya Agenda politik yang jelas.

Kita tidak boleh tersandera oleh agenda politik orang lain, seperti pada polemik Partai Politik di Boven Digoel belakangan ini yang tidak menguntungkan masyarakat. 

Kita harus punya agenda tersendiri yaitu momentum dalam kearifan lokal kita yang dapat digunakan untuk kebaikan dan kebajuan daerah.

Dilain sisi tujuan dari profesi dan karier politik kita adalah ke Senayan bukan hanya di daerah yang tentu akan menutup partisipasi generasi muda.

Sejauh ini kita belum membuktikan kemajuan berarti dalam realisasi otonomi. Struktur kesempatan baru yang terbuka di era desentralisasi ini gagal dikapitalisasi jadi fondasi kemandirian dan keberdayaan daerah. Bahkan, semakin menjauhkan konsep pemerintahan yang bekerja di ranah lokal. Pada sebab politik, akar tunjang utama tertancap dalam diri para elite. Sebagai produk kebijakan publik, tak terhindarkan determinasi politik atas kualitas desentralisasi. Sayangnya, elite kita lebih sigap memanipulasi arah kebijakan dan alokasi sumber daya bagi dirinya, jauh dari serius untuk berkhidmat mengurus nasib publik.

Demikian ulasan singkat mengenai problematika Anak Mindiptana (AMIN) dalam upaya mewujudkan keterwakilan di Parlemen Boven Digoel sebagai representasi dari masyarakat Suku Muyu di Kabupaten Boven Digoel.

Semoga bermanfaat.

Sumber Gambar: Markus Morik.
Sumber Gambar: Markus Morik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun