Kecantikan atau kegantengan itu relatif [ujar seorang teman kepadaku] Benar. Benar sekali. Cantik atau ganteng itu relatif. "Sangat relatif" [sahutku kembali]
Lantas kemudian, kenapa kecantikan atau kegantengan itu relatif??? Kenapa yaaaa bisa relatif??? [Hayoooo kenapa???]
[he..he..he]
Bisa ga yaaa kecantikan atau kegantengan itu nilainya absolut???
Apakah kecantikan atau kegantengan itu bisa disamaratakan untuk semua orang???
Cantik atau ganteng itu ada dipikiran atau ada di objek yang kita lihat??? [Hayoooo dimana???]
[he..he..he]
Secara tidak sadar, selama ini aku berpikir bahwa kecantikan atau kegantengan itu ada di objek yang aku lihat akan tetapi setelah mencoba berfikir dan merenung kembali, aku mulai sadar dan mencoba merekonstruksi ulang cara berpikir ku yang selama ini telah keliru bahwa kecantikan atau kegantengan itu ada di dalam alam pikiranku.
Selama ini aku mengatakan "A", "B" atau "C" itu cantik atau ganteng setelah terlebih dahulu aku mencocokkannya dengan kriteria cantik atau ganteng yang ada di dalam pikiranku. Ketika kretiria cantik atau ganteng itu tidak cocok di dalam pikiranku maka objek yang aku lihat itu tidak akan ku sebut cantik atau ganteng.
Dan aku baru mengerti kenapa kita tidak pantas untuk menyebutkan seseorang sebagai "buruk rupa" karena kecantikan atau kegantengan itu hanya ada di alam pikiran kita.
Kita sama sekali tidak pantas untuk "mengata-ngatai" Mahkluk ciptaan Tuhan yang sempurna dengan pikiran kita yang kerdil ini.
Ini lah argumen yang sangat pantas untuk ku sebutkan kenapa kita tidak pantas untuk menyebutkan seseorang sebagai buruk rupa.
"Hargai orang sebagaimana kita hendak dihargai"
Satu lagi yang selama ini membuatku keliru dalam memandang kecantikan atau kegantengan adalah dengan mandasarkan ukuran kegantengan atau kecantikan itu pada kriteria duniawi. [Ctt penting : Perlu diingat bahwa para pengusaha/kaum ttt sedang berusaha untuk menstandarkan ukuran/kretria cantik atau ganteng. Hal ini dilakukan untuk kepentingan diri/kelompok mereka sendiri. Ketika kita bisa terpengaruh terhadap hal ini, maka yang terjadi adalah kita (sama sekali) tidak mengagnggap diri kita bernilai. Kita tidak menjadi pribadi yang bernilai (tidak menghargai diri sendiri/tidak bersyukur) dan cenderung untuk menyalahkan "nasib"]