Dalam era modern ini, peningkatan emisi karbon menjadi masalah global yang harus diatasi. Perkembangan industri yang pesat selama beberapa dekade terakhir terus meningkatkan emisi gas rumah kaca, salah satu jenis emisi karbon yang menyebabkan peningkatan suhu yang dirasakan belakangan ini. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2021, emisi gas rumah kaca (GRK) Indonesia mencapai 259,1 juta ton CO2. Proyeksi kedepannya menunjukkan peningkatan sebesar 29,13% menjadi 334,6 juta ton CO2 pada tahun 2030.
Hal ini cukup mengkhawatirkan, pasalnya emisi gas rumah kaca tidak hanya berasal dari pelaku industri saja, tetapi juga dari berbagai sektor kehidupan lainnya. Salah satu sektor yang berkontribusi signifikan terhadap emisi karbon adalah sektor transportasi. Kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca, terutama di perkotaan yang padat penduduk. Selain itu, sektor pertanian juga memberikan kontribusi yang tidak bisa diabaikan. Penggunaan pupuk kimia dan metana yang dihasilkan dari proses pertanian turut menyumbang emisi karbon yang berterbangan di atmosfer.
Tidak hanya itu, kebiasaan dan gaya hidup konsumtif rumah tangga  juga turut berperan dalam meningkatkan emisi karbon. Peningkatan konsumsi energi listrik, penggunaan bahan bakar fosil dalam aktivitas sehari-hari, serta pembakaran sampah dan limbah juga berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu, kesadaran individu dan perubahan perilaku menjadi sangat penting dalam mengurangi emisi karbon secara keseluruhan.
Bagaimana Menumbuhkan Kesadaran Pada Setiap Individu?
Pemberian edukasi mengenai Karbon Footprint, beserta contoh pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari, memiliki potensi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya emisi karbon. Tapi tunggu dulu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Karbon Footprint?
Karbon Footprint dapat dijelaskan sebagai total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh individu, organisasi, acara, atau produk. Untuk menghitung secara akurat angka total emisi yang dihasilkan, diperlukan perhitungan yang didukung oleh semacam alat yang disebut karbon kalkulator. Anda dapat menggunakan Jejakkarbonku.id sebagai karbon kalkulator untuk mengetahui angka pasti emisi karbon yang Anda hasilkan.
Cara Mengurangi Karbon Footprint
Selanjutnya, setelah mengetahui angka total emisi yang dihasilkan, langkah selanjutnya yang sangat penting adalah mengambil tindakan nyata pengurangan emisi tersebut. Tidak cukup hanya melakukan perhitungan Karbon Footprint semata, melainkan kita perlu melakukan langkah-langkah konkret yang dapat membawa perubahan positif. Oleh karena itu, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk secara efektif mengurangi emisi karbon di lingkungan sekitar kita.
1. Mengurangi Penggunaan Kendaraan Pribadi
Mengingat transportasi konvensional merupakan salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), beralih ke alternatif transportasi yang lebih ramah lingkungan adalah langkah penting dalam upaya mengurangi emisi karbon. Dalam hal ini, kita dapat memilih berbagai alternatif transportasi yang lebih ramah lingkungan.
 Salah satu pilihan yang dapat dipertimbangkan adalah bersepeda, berjalan kaki, atau menggunakan transportasi publik. Dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi yang menghasilkan emisi tinggi, kita tidak hanya mengurangi jejak karbon kita, tetapi juga dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas udara di sekitar kita. Bersepeda atau berjalan kaki juga memberikan manfaat tambahan dalam menjaga kesehatan dan kebugaran diri sendiri.
Â
2. Menghemat Energi di Rumah
Dalam upaya mengurangi emisi karbon di rumah, ada beberapa langkah sederhana yang dapat diambil. Pertama, perhatikan penggunaan listrik dengan menggunakan lampu hemat energi, mematikan peralatan yang tidak digunakan, dan mengatur suhu ruangan secara efisien. Selanjutnya, pastikan rumah memiliki isolasi termal yang baik untuk mencegah kebocoran energi. Selain itu, gunakan peralatan elektronik hemat energi dan pertimbangkan penggunaan sumber energi terbarukan seperti panel surya. Terakhir, praktikkan penggunaan air yang hemat dengan mengurangi pemborosan air dan memperbaiki keran yang bocor. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kita dapat secara efektif mengurangi emisi karbon di rumah dan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan.
3. Mengurangi Konsumsi Daging dan Produk Hewani
Â
Mengurangi konsumsi daging dan produk hewani memiliki hubungan erat dengan mengurangi emisi karbon. Industri peternakan, termasuk produksi daging, susu, dan telur, menghasilkan banyak gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim. Selain itu, pembukaan lahan untuk peternakan juga menyebabkan kerusakan hutan dan hilangnya penyerapan karbon oleh tumbuhan. Dengan mengurangi konsumsi daging dan produk hewani, kita dapat mengurangi permintaan terhadap industri peternakan yang berpotensi merugikan lingkungan dan berkontribusi pada penurunan emisi karbon. Selain itu, memilih makanan nabati sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan dapat mendukung upaya melindungi lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.
Â
4. Menghindari Penggunaan Bahan-bahan Yang Sulit Terurai
Â
Menghindari penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai memiliki peran penting dalam mengurangi emisi karbon dan pemanasan global. Bahan-bahan seperti plastik dan bahan kimia berbahaya seringkali memerlukan banyak energi dalam proses pembuatannya, yang berkontribusi pada gas-gas yang menyebabkan pemanasan global. Selain itu, ketika bahan-bahan ini menjadi limbah, mereka sulit untuk diuraikan dan dapat mencemari lingkungan dalam jangka waktu yang lama. Dengan mengurangi penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai, kita bisa mengurangi jumlah energi dan gas yang dikeluarkan saat bahan-bahan tersebut diproduksi dan diolah. Menggunakan bahan-bahan yang mudah terurai secara alami atau bahan daur ulang juga bisa membantu mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan menjaga keberlanjutan planet kita.
Â
Bagaimana Agar Cara Tersebut Efektif?Â
Efektivitas upaya mengurangi emisi karbon sangat bergantung pada konsistensi yang kita lakukan. Mengurangi emisi karbon tidak dapat dilakukan hanya dengan melakukan tindakan sekali-sekali. Penting bagi kita untuk tetap konsisten dalam menerapkan tindakan-tindakan berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengganti lampu dengan yang hemat energi atau mengurangi penggunaan air hanya pada awalnya tidak akan memberikan dampak yang signifikan jika tidak dilakukan secara konsisten dalam jangka waktu yang lama.
 Konsistensi berarti mempertahankan kebiasaan yang telah kita mulai dan terus berupaya mengurangi emisi karbon dalam berbagai aspek kehidupan kita. Hal ini mencakup pemilihan transportasi yang ramah lingkungan, penghematan energi di rumah, pengurangan konsumsi daging, dan penggunaan bahan-bahan yang mudah terurai. Tindakan-tindakan kecil ini, jika dilakukan secara konsisten, dapat memberikan dampak yang signifikan dalam jangka panjang. Dengan menjaga konsistensi, kita dapat mencapai perubahan yang nyata dan berkelanjutan dalam upaya mengurangi emisi karbon.
KesimpulanÂ
Dalam kesimpulannya, pentingnya konsistensi dalam mengurangi emisi karbon tidak bisa diabaikan. Perubahan kecil yang dilakukan secara konsisten memiliki pengaruh yang besar terhadap lingkungan kita. Kita perlu mempertahankan komitmen dan mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman-teman dalam perjalanan kita menuju pengurangan emisi karbon yang lebih besar. Dengan tetap konsisten, kita bisa mencapai perubahan positif yang berkelanjutan dan mewariskan planet yang lebih baik kepada generasi mendatang. Menjaga keberlanjutan planet bagi semua makhluk hidup di dalamnya bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan juga tanggung jawab kita semua untuk mengurangi emisi karbon.
#jejakkarbonku.id
 #iesrÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H