Mohon tunggu...
Markhafa Anindira
Markhafa Anindira Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Sabar dan bersyukur

Ingin jadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Metode Pemberian Bansos PKH, Sudah Tepatkah?

12 Agustus 2021   21:50 Diperbarui: 12 Agustus 2021   21:58 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya dapat juga. Kata-kata itu spontan terucap dari bibir saya saat suami menyampaikan keluarga kami akan mendapatkan bantuan dari pemerintah. Ya. Selamat setelah sekian lama hanya mendengar dari mereka yang beruntung mendapatkan bantuan dari pemerintah. Walaupun rezeki dari Allah senantiasa mengalir melalui apa saja toh naluriku sebagai manusia kadang merasa iri juga. 

Awalnya kami tidak tahu bantuan yangvdiberikan perintah dalam bentuk apa. Akhirnya suami bertanya apa PKH itu? Maklum suami saya itu pendiam,  jarang menonton berita,  serta tidak kepo.  Wajarlah jika beliau tidak mengerti apa itu PKH. Disitu saya mengetahui kami mendapatkan bantuan berupa PKH. 

Kami mendapatkan kartu KKS untuk bisa digunakan untuk mengambil 5 paket sembako. Paket sembako itu meliputi beras 50 kg,  ikan tongkol segar sekitar 2kg,  tahu 5 bungkus @10 biji,  ayam 2kg lebih,  buah apel dan jeruk,  serta sayur lainnya. Karena terlalu banyak lantas kami membaginya pada saudara dan tetangga karena kami tidak memiliki kulkas. 

Nah metode pemberian bansos versi PKH kami rasa tidak tepat.  Bagi kami keluarga yang taraf ekonominya masih di bawah tidak kuat untuk memiliki kulkas.  Padahal kami yang tidak memiliki kulkas adalah sasaran PKH.  Mungkin untuk membeli kulkas bisa dipaksakan tapi tagihan listriknya yang kami tak mampu menutupnya. 

Usulan suami

Menurut suami saya,  mungkin nisa diberikan dalam bentuk sembako tapi harusnya jangan sekaligus melainkan secukupnya. 

Sekian saja ocehan saya, 

Terimakasih 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun