RIAU - Mariana merupakan salah satu penerima manfaat program Produksi Tempe dari MTT Sumbagteng dan DT Peduli Riau yang sukses menggeluti usaha tempe.
Perempuan tangguh berusia 44 tahun ini berdomisili di RT/RW 01/01, Desa Pematangduku Timur, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis memiliki usaha tempe sejak tahun 2014 lalu. Selama itu pula, usaha tempe yang Ia jalankan bersama suaminya mampu menopang kehidupan keluarganya selama 7 tahun.
Namun, usahanya sempat berhenti pada tahun 2022 sejak suaminya dipanggil sang khalik dengan meninggalkan empat orang anak-anak yang masih menempuh pendidikan. Sejak saat itu, Ibu Mariana tidak dapat berjualan lagi dikarenakan tidak ada modal serta kendaraan untuk menjajakan tempenya.
"Dulu saya jualan tempe satunya seharga Rp 500, jualan pun tidak diambil pedagang seperti sekarang, saya berkeliling sama bapak pakai keranjang sayur dari kampung ke kampung," katanya saat ditemui pada bulan Ramadhan 2024.
Pada pertengahan tahun 2023, Ibu Mariana memulai kembali menggeluti usaha tempenya dari bantuan modal usaha yang diberikan oleh DT Peduli Riau dan MTT Sumbagteng. Ibu Mariana berhasil mengembangkan kembali usaha tempenya dan memiliki karyawan untuk membantunya.
Bantuan modal usaha digunakan untuk membeli kebutuhan peralatan dan bahan baku pembuatan tempe.
"Kalau dulu masih manual, digiling dengan kaki, kedelainya diinjak-injak dalam wadah bak. Berkat modal usaha dari MTT Sumbagteng dan DT Peduli Riau, sekarang menggunakan mesin penggiling yang lebih mudah dan higenis," jelasnya.
Dari berjualan tempe pendapatan Ibu Mariana mencapai Rp 3.000.000 perbulan, meningkat dibandingkan sebelumnya. Dalam perhari, produksi tempe mencapai 200-300 bungkus, belum termasuk dengan tempahan bisa mencapai 600 bungkus perharinya.
Bu Ana bersyukur dengan usaha tempe ini, Ia dapat menopang kehidupanya bersama anak-anaknya dan membuka lapangan kerja untuk orang lain, meskipun baru satu tahun dijalankan.
"Terima kasih DT Peduli Riau dan MTT Sumbagteng atas bantuannya. Alhamdulillah, sekarang sudah ada anak-anak sekolah yang datang ke rumah untuk belajar buat tempe, istilah sekarang jadi bahan penelitian dari sekolah, seingat saya sudah ada 3x kunjungan ke rumah saya" pungkasnya.
 Â
Ibu Mariana termotivasi ingin terus konsisten memproduksi tempe ini sampai bisa membuka lapangan pekerjaan banyak orang dan menjadi tempat belajar anak-anak muda.
Â
Pewarta: Sakinah
Editor: Feti Anjani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H