Mohon tunggu...
Humaniora

Monolog Usang

3 Februari 2012   15:09 Diperbarui: 26 September 2016   21:29 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"eeeh ngomong2 dimana RESA sekarang? Bagaimana keadaanya? Apakah sekarang lagi tidur atau pura2 tidur? Apakah RESA sedang BAD MOOD atau pura2 Bad MOOD? jangan2 lagi tersesat gara ALAMAT PALSU?"

"RESA tu singkatan dari REdaksi SAtu... jadi Anggota ekstra Jurnalistik pastilah ANAK RESA, Diklat tuh bagus kalo ada hasilnya tpi klo tidak ya percuma tho!!!"

Sobat, kenapa kok tidak dari dulu berganti nama ketika aku di sekitar sobat??? O..yaa…Kenangan apapun bentuknya entah putih atau hitam jangan pernah dilupakan begitu saja karna tua tidak akan pernah ada sebelum melewati masa remaja, lalu muncul pertanyaan apakah sejarah manis selalu dikenang dan sejarah kelam harus dikubur? Mestinya sama-sama dijadikan penggalaman serta sebuah motivasi baru dengan melangkah pasti sehingga tupai tidak mungkin lagi terjatuh untuk sekian kalinya.

Nah RESA (Redaksi Satu) aku, dia, kami atau juga mereka bukanlah yang memberi nama tapi melalui beberapa proses yang tidak singkat dan sebuah disepakati nama “SATU” terbit, kemudian dibuatlah kesepakatan2 baik tertulis atau tak tertulis bagaimana visi dan misi kedepannya nantinya. Sayangku maaf aku harus turun bis "SATU" lalu mencari kendaraan yang baru saja, agar kita bisa sama-sama ke tempat tujuan meski baru sepejengkal jalur yang dilalui. Mengapa dipertigaan tadi kau paksa aku jadi penumpang? Padahal sebelum berangkat naik bis tersebut kita telah sepakati siapa sopir, kernet dan kondekturnya. Lalu kau potong kompas cari jalur alternatif yang bukan kita sepakati sebelumnya, Mengapa tega benar kau ini? 

Percayalah saya lepaskan seragam RESA tidak pergi begitu saja kok, melainkan (maaf) mewariskan sedikit catatan kecil Jurnalistik dan Rancangan AD/ART Jurnalistik jadi kalo ada yang bilang "TINGGAL GLANGGANG COLONG MLAYU" itu SALAH BESAR dan tidak mengenal sejarah. Sekarang dimana warisan tersebut? MUSNAH atau sudah PUNAH? aku juga tidak perlu tahu karna bukan kewewenangku lagi untuk sekedar lihat warisan tersebut. 

Pewaris, ya kau ahli waris janganlah terbang sendiri.

 

 

SEMOGA KAU LEKAS BANGUN DARI TIDURMU, SAYANG  

NB:

RESA: Redaksi Satu 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun