Mereka mengatakan bahwa mengintegrasikan CT dengan bidang pendidikan dalam STEM hampir tidak dieksplorasi. Padahal, ada banyak peluang untuk eksplorasi baik dalam penelitian maupun pengajaran. Beberapa tantangan seperti menentukan kompetensi CT untuk kelas yang berbeda atau tingkat perkembangan siswa, mengembangkan dan menggunakan pendekatan pedagogis untuk mengajar CT, pelatihan guru dalam pendidikan CT dan CT, dan penilaian CT.
Setiap tantangan ini memang membutuhkan upaya yang luar biasa, khususnya terkait penilaian dan pendidikan guru dalam pengajaran CT dan CT. Hal yang sama berlaku untuk menentukan kompetensi CT yang berfungsi sebagai dasar untuk kurikulum, pengajaran, dan penilaian di CT. Upaya serupa pada lintasan pembelajaran dalam matematika dan penerapannya dalam intervensi matematika anak usia dini dapat memberi kita petunjuk tentang apa yang diperlukan untuk pengembangan semacam itu (Clements dan Sarama:2011; Daro et al.:2011).
Ketertarikan terhadap pengajaran keterampilan pemrograman telah meningkat baru-baru ini di ranah pendidikan komputasi. Mempelajari cara memprogram tidak hanya memungkinkan pelajar untuk mengembangkan aplikasi komputasi, tetapi juga dapat meningkatkan praktik pemikiran komputasional (CT) pelajar. CT mengacu pada kemampuan pembelajar untuk mendekati tugas-tugas yang tidak terstruktur secara sistematis berdasarkan pemikiran algoritmik dalam komputasi. Seiring dengan tumbuhnya minat akademik terhadap CT dalam studi terbaru, para peneliti telah menekankan peran pengajaran pemrograman dalam memfasilitasi keterampilan pemecahan masalah peserta didik. Open Educational Resources (OER) yang muncul telah memperluas peluang pelajar untuk terlibat dalam latihan pemrograman langsung; namun masih ada tantangan tentang bagaimana latihan pemrograman peserta didik dapat disesuaikan untuk mengakomodasi perbedaan individu dalam hal keterampilan literasi digital peserta didik. OER adalah sebuah konsep dan sumber belajar yang bebas untuk diakses, memiliki format terbuka dan lisensi terbuka, serta dapat digunakan untuk pengajaran, pembelajaran, pendidikan, pengujian, dan penelitian. Menurut Moon dan kawan kawan, masih ada kekurangan diskusi mendalam tentang bagaimana mendukung pengalaman belajar peserta didik yang dipersonalisasi selama latihan pemrograman yang terkait dengan CT. Oleh karena itu, penelitian Moon dkk mengusulkan kerangka kerja konseptual yang berusaha untuk mempertimbangkan bagaimana mempromosikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi pelajar dan meningkatkan keterampilan CT mereka di OER. Melalui tinjauan literatur yang ekstensif, penelitian ini memberikan beberapa implikasi untuk penelitian lebih lanjut (Moon J et. al.:2020).
Kesimpulannya adalah bahwa tren baru-baru ini dalam mengintegrasikan CT ke dalam pendidikan STEM menunjukkan antusiasme banyak peneliti dan pendidik untuk mengejar peluang sambil menghadapi tantangan (Y. Li et al.:2022). Pemikiran komputasi telah menjadi penting untuk mengajarkan pemecahan masalah dalam pendidikan karena memberdayakan siswa dengan proses untuk mengembangkan solusi strategis untuk masalah yang kompleks, pada dasarnya “meningkatkan” keterampilan mereka, atau membuat algoritme yang dapat membuat proses di masa mendatang menjadi lebih efektif. Hal ini memungkinkan siswa untuk menghadapi tantangan yang lebih kompleks dan mempersiapkan aplikasi dunia nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H