Mohon tunggu...
Marjuni
Marjuni Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Pelaku Pendidikan Islam

Fokus pada Manajemen Pendidikan Islam, Branding Strategy Lembaga Pendidikan Islam, Marketing Lembaga Pendidikan Islam, Kajian Pesantren, Kajian Pemikiran Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kelas XII pun Sudah Mampu Jadi Guru Praktek dalam Micro Teaching

25 Januari 2023   10:45 Diperbarui: 25 Januari 2023   12:15 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktek Mengajar bagi Santri kelas XII TMI Ngabar. Dokpri

"Sebuah pertanyaan geli: Apakah mungkin santri kelas XII (Santri Akhir Kelas VI TMI Ngabar) mampu mengajar" ?

Jawabnya adalah: "Mungkin dan Sangat Bisa"

Bagaimana jelasnya??

Bahwa Santri Akhir Kelas VI TMI Ngabar (Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo Jawa Timur) baru bisa lulus jika mereka telah lulus Ujian Amaliyah Tadris (Praktek Mengajar). 

Kriteria kelulusan ini jika dibandingkan dengan lulusan Madrasah Aliyah pada umumnya tentu tak sebanding. Tantangan krusial santri di pesantren modern yang menerapkan Kurikulum KMI atau TMI adalah pada fase Amaliyah Tadris ini.

Namun, bagi para santri akhir kelas VI, hal ini adalah perkara biasa. Karena dalam perspektif mereka, para santri itu biasa melakukan hal-hal hebat di luar kebiasaan mereka belajar di tempat lain.

Masih banyak contoh lain tentang hal-hal biasa bagi santri antara lain Spectacular Show untuk santri kelas VI dan Art Men Collaboration untuk santri kelas IV dan III Intensive.  Dua kegiatan ini adalah diantara kegiatan yang paling mahal bagi Santri.

Pasalnya dua kegiatan tersebut menghabiskan dana yang fantastis. Untuk spectacular show saja para santri itu iuran dan mengumpulkan dana kurang lebih 80 hingga 100 juta. Sementara untuk Art Men Collaboration bisa menelan dana sekitar 60 hingga 80 jutaan.

Kita dapat bayangkan, bagaimana mereka menggali dana sebesar itu? Namun, bagi para santri hal seperti itu adalah perkara mudah. Karena mereka dididik untuk memiliki jiwa wirausaha.

Kembali pada pokok pembahasan tentang Micro Teaching atau Amaliyah Tadris. Hakekatnya kegiatan ini bertujuan untuk melatih sekaligus belajar untuk menjadi Guru Ideal dan Profesional. Pesantren modern semisal Gontor dan Ngabar mempunyai standar khusus dalam hal ini, bahkan standar ini tidak dimiliki oleh beberapa pesantren lain. Ini tak lepas dari visi, misi, tujuan pesantren tersebut untuk mencetak kader guru.

Guru, dalam hal ini bukan saja dimaknai sebagai guru dalam arti profesi mengajar dan mendidik, namun dalam arti luasnya adalah bahwa "Apapun profesi mereka, semua adalah guru, dan dimanapun kita, kita adalah murid".

Falsafah ini tampak sederhana dan biasa. Namun, jika kita menguliknya lebih dalam, bahwa jika setiap kita terlepas dari profesinya, adalah guru. Ini berarti setiap kita harus menjadi"mundzirul qoum" (pengendali dan Guru ummat). Dengan demikian, setiap individu muslim adalah teladan bagi muslim lainnya. Individu yang tidak (nyaris tidak pernah salah), ucapan dan perbuatannya. Perbuatan yang merepresentasikan akhlak mulia, tegas (thalaqah), namun juga cerdas (dzaka'). Meskipun demikian juga tidak anti kritik. Guru itu bukan nabi atau rasul, tapi setiap guru harus menjadi seperti nabi dan rasul.

Melalui Micro Teaching, para santri kelas akhir (kelas VI) di pesantren Ngabar Ponorogo diajari hal demikian ini.  Melalui Micro Teaching, mereka diajak untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam melaksanakan tugasnya, dalam pelaksanaannya juga demikian, mereka dituntut untuk melaksanakan tugas sesuai dengan "thariqah jariyah" yang terstandar. Guru juga harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan evaluasi dan penilaian sesuai dengan standar baku pesantren. Guru juga harus terbuka terhadap kritik dari pembimbing (Musyrif) dan Teman sebayanya (Muntaqidun).

Target-target inilah yang sejatinya diinginkan dari Micro Teaching Kelas VI. Terlebih lagi untuk Amaliyah Tadris. Maka, jika misalnya ada yang mempertanyakan, apakah mungkin santri kelas XII (Santri Akhir Kelas VI) di pesantren modern seperti Ngabar dan Gontor bisa menjadi Guru Praktek? Maka, jawabannya adalah "bisa", dan sangat bisa.

Semoga bermanfaat....!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun