Mohon tunggu...
Marjuki
Marjuki Mohon Tunggu... Guru - Penuntut Ilmu

saya adalah seorang yang menyukai dunia pendidikan. parenting dan segala bentuk keilmuan islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sifat Ahli Surga

19 Agustus 2024   11:05 Diperbarui: 19 Agustus 2024   11:23 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam kitab Durrotun Nashihin disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah SWT menciptakan bani Adam dengan 8 sifat. 4 diantaranya, adalah sifat-sifat penghuni surga : yaitu wajah yang ramah, lidah yang fasih, hati yang bertaqwa, dan tangan yang dermawan. Sedangkan, 4 yang lainnya adalah sifat-sifat penghuni neraka : yaitu wajah yang masam, lidah yang kotor, hati yang keras, dan tangan yang pelit."

1. Wajah Yang Ramah

Seorang muslim mestinya memiliki kualitas baik dalam sesmua sisi kehidupannya, bahkan dalam dirinya. Salah satunya adalah wajhun thaliq  ( ) atau wajah yang berseri. Wajah berseri itu merupakan satu entuk keramahan yang dengannya akan lahir berbagi bentuk kermahan. Karenanya seseorang tidak akan bisa ramah tanpa melalui fase wajah yang berseri. Bahkan dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah bersabda : : : . [ ] - [ )

Artinya:Kamu sekalian tidak akan mampu mempengaruhi manusia dengan hartamu. Maka hendaklah diantara kalian ada seseorang yang ramah wajahnya dan baik perangainya.

Banyak keutamaan dari sikap ramah antara lain sebagaimana diterangkan dalam kedua hadits berikut:

Diriwayatkan dari 'Aisyah r.a: Beliau bersabda, "Sesungguhnya sifat ramah itu membuat suatu urusan menjadi indah, dan jika sifat ramah telah dicabut, suatu urusan itu menjadi buruk," (HR. Muslim). Dan dalam hadits lain disebutkan Dari 'Aisyah r.a, Rasulullah SAW bersabda: "Wahai 'Aisyah, sesungguhnya Allah Yang Maha Ramah menyukai keramahtamahan. Dan Allah menganugerahkan karunia-Nya yang Dia tidak berikan pada kekerasan atau lainnya (HR. Muslim). Wallaahu'alam

2. Lidah Yang Fasih

: : . ( )

Hadits diatas menjelaskan tentang bagaimana kita bersikap terhadap kemungkaran. Salah satu tahapnya merubahnya dalah dengan lisan. Pelajaran berharga dari hal ini dalah bagimana kemampuan berbicara dengan ilmu memiliki nilai yang berharga dalam kehidupan seorang muslim terlebih jika hal itu digunakan dalam berbuat kebaikan dan salaing menasehati dalam kasih saying dan kebenaran.

Kemampuan ini tidak datang dengan sendirinya melainkan melalui fasihnya lisan, karena betapa banyak orang berilmu namun tidak memiliki lisan yang fasih akhirnya ilmunya tidak dapat tersampaikan kepada orang lain dengan baik. Dan itu artinya kemanfaatan ilmu terhalang oleh lisannya yang tidak fasih.  Maka benarlah jika Rasulullah bersabda :

: (: )

Dalam hadits tersebut disebutkan salah satu keutamaan rasulullah Muhammad SAW dalah beliau diberikan jawamiul kalim yakni kemampuan berbicara yang singkat paat dan jelas tidak bertele-tele. Dan hal itu juga termasuk kualitas dan kempuan berbicara yang fasih karena tidak akan dapat dikatakan jelas atau menyeluruh tanpa adanya kafasihan lisan yang tentunya mempengaruhi kualitas pemahaman orang yang diajak bicara. Dengan lisan yang fasih maka kualitas dakwah juga akan semakin produktif dan efektif.

3. Hati Yang Bertaqwa

      (:32)

Demikianlah (perintah Allah). Siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah sesungguhnya hal itu termasuk dalam ketakwaan hati.

Dalam tafsir Al Wajiz disebutkan bahwa kemampuan menunaikan perintah dan syiar-syiar Allah itu tidak akan terlaksana dengan baik kecuali jika hal itu berasal dari hati yang bertaqwa. Artinya hati yang memiliki kesadaran dalam taqwa akan menghadirkan kemudahan dalam menjalankan semua perintah Allah.

Hati yang memiliki kualitas kesadaran akan status kehambaan kepada Allah tentunya akan menghadir sebuah kekuatan untuk selalau berbuat kebaikan dan kebaikan itu akan membawa kepada surga. Sebagaimana sabda Nabi yang diabadika oleh An Nawawi dalam arbainnya:

()

Artinya:

Sesungguhnya kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membawa kepada surga.

4. Tangan Yang Dermawan

Salah satu indikator ahlai surga adalah memiliki jiwa dengan semangat memberi yang tinggi, karena hal itu menunjukkan sebuah sifat peduli kepada orang lain. Dan salah satu sifat yang baik adalah rela mengalahkan kepentingan pribadi untuk peduli kepada orang lain. Tentang hal ini quran sangat fasih dalam menjelaskannya sebagaimana dalam ayat berikut :

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: sertus biji. Alloh melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Alloh Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengertahui.

"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari secara tersembunyi dan tarang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Rabbnya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Al-Baqoroh: 274)

                           Kisah Inspiratif Kedermawanan Utsman Bin Affan

Sebagai sosok yang dermawan, Utsman bin Affan tidak pernah ragu dalam menyumbangkan hartanya di jalan Allah dan membantu sesama. Dijelaskan dalam sebuah buku dengan tema Utsman bin Affan RA karya Abdul Syukur al-Azizi, Syurahbil bin Muslim RA menuturkan bahwa Utsman pernah memberi makan banyak orang dengan makanan para bangsawan.

Setelahnya, Utsman masuk ke rumahnya untuk makan cuka dan minyak samin. Dia memberikan makanan yang baik-baik kepada orang lain sementara dirinya hanya memakan cuka dan minyak samin.

Mengutip dari buku Kisah Edukatif 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga tulisan Luthfi Yansyah, kedermawanan dan kemurahan hati Utsman tidak ada yang menandingi. Ketika masjid Nabawi terasa sempit karena banyak jemaah yang ikut salat, Rasulullah SAW bermaksud membeli tanah milik seorang sahabat untuk keperluan perluasan masjid, beliau berkata:

"Siapa yang membeli tanah keluarga Fulan lalu menambahkannya ke masjid, maka dia akan memperoleh kebaikan dari tanah itu di surga,"

Tanpa pikir panjang, Utsman segera membelinya dari harta pribadi senilai 25 ribu dinar. Dia juga membeli sebuah sumur yang dinamai Sumur Rumah seharga 1000 dirham.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun