"(Penyediaan tanah untuk industrialisasi di Purwakarta  sudah tidak mungkin lagi makanya kami mencoba melihat potensi di Indonesia Timur misalnya di dekat Ujung Pandang atau Makassar yang lautnya dalam karena dari situ bisa langsung ekspor ke Jepang ke Amerika dan lainnya," kata Parman saat ditemui di Bandung beberapa waktu lalu.
Dari pernyataan langsung Kepala Badan Bank Tanah tersebut, rasa-rasanya peluang menumbuhkan pertumbuhan ekonomi secara nasional akan lebih mudah sebab investor tidak akan ragu lagi menginvestasikan dananya untuk membangun sebuah pabrik atau industri di kawasan industri di atas lahan yang dikelola oleh Badan Bank Tanah. Bahkan di sisi lain dengan adanya industri penyerapan tenaga kerja akan terjadi dengan sendirinya. Hal ini menjadi salah satu benefit effect dari terciptanya industrialisasi yang diawali dari ketersediaan lahan untuk membangun sebuah kawasan industri.
Untuk memastikan kebenaran dari keberadaan Badan Bank Tanah sebagai badan khusus untuk menjamin ketersediaan tanah yang clean and clear, penulis sempat menemui Yudi Irawan sebagai Direktur PT Asatu Realty, pengembang di kawasan Kendal Jawa Tengah yang memanfaatkan lahan seluas 4,26 hektar dari Badan Bank Tanah untuk pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Menurut pengakuannya dengan memanfaatkan tanah yang didapatkan dari Badan Bank Tanah, harga rumah yang ditawarkan ke masyarakat di Kabupaten Kendal dan sekitarnya menjadi sangat kompetitif.
Saat ini perumahan MBR yang sudah dibangun hampir mencapai 100 unit dari target 386 unit yang akan dirampungkan dalam dua tahun dari groundbreaking pada Juli 2024 lalu. Dari pengakuan Yudi, tanah yang didapatkan sudah dipastikan terbebas dari potensi masalah di masa mendatang karena status tanah yang diterimanya dalam kondisi clean and clear sehingga dalam proses pembangunan rumah relatif lancar tanpa kendala. Dari sisi proses mendapatkannya, Yudi juga mengaku sangat mudah dengan proses yang juga relatif lebih cepat dibandingkan dengan perolehan tanah dari pihak lain.
Tidak hanya sampai di situ, produk rumah MBR yang dibangun tersebut ditawarkan kepada konsumen lebih rendah dari harga patokan rumah subsidi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini bisa terjadi karena harga dasar tanah yang diperolehnya untuk membangun perumahan tersebut relatif lebih mudah karena benar-benar berdasarkan pada harga NJOP (Nilai Jual Objek Pajak). Yudi mengaku sangat terbantu oleh Badan Bank Tanah karena mampu memperoleh lahan yang terbebas dari sengketa dengan lokasi yang strategis.
"Dampak ekonomi sangat jelas karena secara lokasi ini strategis. Dari proyek ini juga berdampak pada masyarakat sekitar memberikan lapangan kerja, kemudian mobilitas masyarakat khususnya dari konsumen kami akan lebih mudah," kata Yudi saat ditemui di lokasi proyek perumahan MBR di Kendal Jawa Tengah.
Dari pernyataan langsung oleh pihak Badan Bank Tanah dan juga penerima manfaat fasilitas Bank Tanah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa benar keberadaan Badan Bank Tanah dapat menjadi stimulus utama pendorong pertumbuhan ekonomi baik secara spasial maupun nasional. Tanpa lahan/ tanah yang clean and clear sangat mustahil bagi semua pihak menjalankan aktivitas sehari-hari khususnya aktivitas perekonomian.
Ke depan perlu ada upaya lebih masif dari Badan Bank Tanah untuk menyediakan lahan/ tanah yang siap pakai dengan status clean and clear untuk kepentingan umum lainnya di berbagai wilayah di Indonesia agar simpul-simpul perekonomian dapat berjalan dan tumbuh secara serentak. Hasil akumulasi dari pergerakan dan pertumbuhan simpul perekonomian ini akan menjadi agregat bagi pertumbuhan ekonomi secara nasional sehingga bidikan pertumbuhan sebesar 8 persen dapat didukung oleh semua pihak di berbagai wilayah di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H