Merancang pembelajaran agar menarik dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik sudah semestinya diperhatikan oleh guru saat ini. Merancang pembelajaran melalui berbagai pilihan model dan media pembelajaran sudah pasti agar pembelajaran menyenangkan bagi peserta didik.
Sejalan dengan perkembangan zaman maka perkembangan model dan media juga semakin canggih dan bervariasi. Sebenarnya tidak ada model dan media yang paling baik ataupun yang paling jelek digunakan untuk pembelajaran, tapi pemilihan model dan media harus disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa tersebut. Model dan media yang canggih dan mahal tidak selalu atau belum tentu lebih efektif, yang lebih penting adalah bagaimana model dan media itu dapat membantu siswa dalam memahami pembelajaran dan memikat perhatian para siswa serta meningkatkan minat mereka untuk berpikir kreatif dan meningkatkan analisis pemecahan masalah Matematika.
Dari berbagai model pembelajaran yang menarik, model “Kudesain” merupakan model yang dirancang dan disesuaikan dengan kondisi tingkat kesulitan belajar siswa terhadap pemecahan masalah dan peningkatan kemampuan berpikir kreatif. Model “Kudesain” merupakan singkatan dari Kenali masalah, Urun pendapat, Demonstrasikan, Saran dan Apresiasi, serta Inferensi. Model ini terinspirasi dari model Problem Based Learning, dan model pembelajaran “Think Pair Share”. Problem Based Learning menekankan pembelajaran berdasarkan masalah yang ada di sekitar siswa, sehingga melalui model “Kudesain” anak menjadi aktif mencari solusi untuk masalah yang disajikan.
Think Pair Share atau berpikir berpasangan merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman (1985) dan koleganya di Universitas Maryland, tujuannya agar diskusi mempunyai berbagai macam variasi yang tidak monoton dan bisa berkembang menjadi lebih kreatif sehingga siswa tidak bosan ketika diskusi berlangsung. Think atau berpkir secara mandiri, pair yaitu menemukan pasangan atau berkelompok, sedangkan Share yaitu membagikan hasil pemikirannya bersama kelompok melalui presentasi pada kelompok atau kelas.
Model “Kudesain” merupakan singkatan dari Kenali masalah, Urun pendapat, Demostrasikan, Saran dan Apresiasi, serta Inferensi. Kenali masalah merupakan tahapan peserta didik untuk mengenali masalah yang disajikan oleh guru melalui media konkret atau media yang ada di lingkungan sekitar peserta didik. Tahap urun pendapat dalam kelompok ini merupakan tahapan yang harus diperhatikan guru, karena di dalam kelompok ada beberapa siswa yang masih sulit untuk menyampaikan pendapat langsung, untuk itu guru perlu memfasilitasi siswa untuk menyampaikan pendapat melalui berbagai media, bisa berupa tulisan ataupun gambar. Tahap ketiga adalah demonstrasikan, peserta didik menyelesaikan masalah melalui demonstrasi atau percobaan. Saran dan apresiasi merupakan tahapan yang penting karena dari tahapan ini guru bisa merangsang siswa untuk berpikir kreatif melalui saran dan apresiasi yang diberikan oleh peserta didik. Tahap terakhir yaitu Inferensi atau kesimpulan, tahapan ini dilaksanakan siswa untuk belajar secara mandiri untuk menyimpulkan apa yang sudah dipelajari.
Model Kudesain memfasilitasi siswa untuk belajar secara mandiri dan kerjasama kelompok. Model ini juga efektif untuk merangsang siswa agar berpikir kreatif dan meningkatkan pemecahan masalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H