Mohon tunggu...
Dewi Mariya Ulfah
Dewi Mariya Ulfah Mohon Tunggu... Freelancer - Pengajar & Freelance Writer

Pengajar yang berusaha menjadi pendidik dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelangi di Tanah Dayak, "Based on True Story"

26 Mei 2019   11:31 Diperbarui: 26 Mei 2019   11:35 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2 Mei 2013. Tak terasa tahun berganti. Hampir 3 tahun waktuku kuhabiskan di Tanah Dayak ini. Dan hari ini saatnya mengukir sejarah. Menciptakan keajaiban, bahwa anak-anak yang bersekolah di tengah hutan sawit ini mampu menjadi yang terbaik.

Setelah berminggu-minggu berlatih sampai menguras tenaga, mengorbankan waktu, salah satu muridku harus tampil berkompetisi dengan murid-murid lain di Kalimantan Tengah dalam Lomba Pidato Bahasa Inggris tentang pengolahan kelapa sawit.

Tangan ini tak henti-hentinya berkeringat. Badan ini lemas tak dapat disangga oleh apapun. Hawa panas dari garis khatulistiwa yang melewati Kalimantan mendorong keringatku untuk semakin banyak keluar saat Alin, muridku, mulai berdiri di atas panggung dan berpidato dengan bahasa Inggris. 'Huhf! Aku tak mengharap lebih, Tuhan. Jadikan saja Alin sebagai murid terbaik dalam lomba ini. Lancarkan pidato bahasa Inggrisnya saat ini.' 

Hanya itu doa yang sempat terselip di batinku. Tak banyak doa yang kutulis, aku hanya berharap Alin bisa mempersembahkan piala terbaiknya untuk sekolah. Dan benar saja. Itu terjadi beberapa jam setelah lomba. 

Alin menjadi pemenang kedua Lomba Pidato Bahasa Inggris se-Kalimantan Tengah untuk tingkat SMP, dan membawa pulang medali perak, piala, serta piagam. 'Terima kasih, Tuhan! Aku tahu, tak ada yang sia-sia dalam setiap usaha yang dilakukan dengan niat baik. Dan KAU memberi jalan kemudahan untuk kami. Terima kasih.' Doa pendek itu menutup hari indahku saat itu. 

Tak ada lagi warna putih awan yang menggantung di langit Borneo, yang tampak olehku hanya warna-warni indah pelangi yang menjulur ke bumi, menjadi jembatan bagiku dan murid-muridku untuk terus menciptakan keindahan disela perbedaan yang berkilau bagai emas di Tanah Dayak ini. Di bumi Indonesia ini, keberagaman adalah pelangi terindah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun