Aku hanya bisa tertawa melihat Abi dan Reno seperti itu. Kemudian, aku, Reno, dan Abi berjalan menuju tempat yang sudah aku dan Reno datangi tadi. Kali ini aku membantu Reno mendorong kursi rodanya setelah sebelum aku malah risih akan adanya kursi roda di samping Reno. Padahal, kursi roda itu membantunya untuk bisa berjalan.
Kekecewaan yang aku rasakan tadi akhirnya terbayar dengan kembalinya aku dan Reno ke tempat tersebut, tempat di mana aku dan Reno bisa melepas kerinduan setelah sekian lama tidak bertemu. Ditambah pula dengan Abi, sepupuku yang juga aku rindukan kehadirannya kini bisa bertemu kembali.
Ternyata benar, Reno butuh kursi roda untuk berjalan. Kakinya sudah tidak bisa lagi berjalan akibat kecelakaan yang sudah diceritakan oleh Abi tadi. Padahal, sebelumnya aku senang mengetahuinya hanya berpura-pura saja menggunakan kursi roda ketika pertama kali kami bertemu. Namun, untuk pertemuan yang kedua ini menjadi kenyataan.
Tapi, aku tetap menerima Reno sebagai seseorang yang sudah mengisi hatiku selama ini yang sangat kucinta dan kusayangi, meski bagaimana pun keadaannya. Karena cinta itu adalah perasaan seseorang yang menyanyangi seseorang yang dicintainya dengan tulus tanpa memandang kelebihan dan kekurangannya dia. Begitulah cintaku pada Reno.
***
Note:
Cerita ini pernah terbit di website:
https://cerpenmu.com/cerpen-cinta-romantis/ternyata-dia-3.html
Ada perubahan judul dan penambahan kata yang bertujuan agar cerita menjadi lebih sempurna dan fresh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H