Sebulan pasca ujian nasioanl, pengumuman kelulusan kakak pun tiba. Ia mengajakku untuk ikut bersama ibu menghadiri acara pengumuman kelulusannya di sekolah, karena ia tahu aku pasti merindukan sekolah. Aku sempat terkejut mendengarnya. Kenapa ia mengajakku ke sana dengan keadaanku yang tidak bisa melihat ini?
     Aku memilih menolak ajakannya itu. Jelas saja, kalau keadaanku tidak seperti ini, aku pasti akan datang, tapi kenyataannya malah sebaliknya. Bagaimana aku bisa melihat wajah bahagianya di saat mengetahui dia lulus nanti kalau aku saja tidak bisa melihat? Pasti aku juga hanya bisa membuat ibu dan dirinya repot karena harus menuntunku berjalan.
     "Kamu benar gak mau ikut sama kakak dan ibu ke sekolah?" Kakak kembali bertanya padaku sebelum berangkat ke tempatnya menuntut ilmu.
     "Enggak, Kak. Aku di rumah aja. Semoga kakak lulus dengan nilai yang terbaik, ya. Aku tunggu kabar bahagia dari kakak." Aku menjawab sambil memegang erat tangannya.
      "Iya, Dek. Kamu hati-hati, ya, di rumah. Doakan dan tunggu kakak pulang, ya."
     "Iya, Kak. Kakak sama ibu juga hati-hati, ya."
     Kakak dan ibu kemudian berangkat ke sekolah. Aku pun jadi sendirian di rumah. Tapi walaupun sendiri ibu sudah menyiapkanku makan, dan ibu juga mengganti gelas beling menjadi gelas plastik agar tidak pecah ketika jatuh ke lantai.
     Selagi menunggu ibu dan kakak pulang dari sekolah, aku memilih tidur karena merasa bosan dan tidak ada yang mengajak mengobrol. Aku tidak tahu berapa lama tertidur, aku terbangun saat ibu membangunkan di malam hari.
Ternyata sudah berjam-jam aku tidur. Ibu memberi kabar bahagia, yaitu tentang kelulusan kakak. Ternyata kakak lulus dengan nilai yang terbaik. Aku sangat senang mendengarnya, akhirnya kakak bisa lulus dengan nilai yang terbaik.
     Selain kabar bahagianya Kakak, ibu juga memberi kabar bahagia untukku. Ada pendonor mata untukku, itu artinya aku akan bisa melihat lagi, melihat ayah, ibu dan kakak. Ibu tidak memberitahu siapa yang mendonorkan matanya untukku, yang jelas besok pagi aku akan dioperasi. Aku tidak lupa memberitahu kabar bahagia ini pada kakak, ia pasti senang mendengar kabar yang aku berikan ini.