Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
Tunarungu artinya rusak pendengaran dan dianggap lebih baik, halus, sopan, dan formal.
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwasannya Tunarungu adalah orang yang kehilangan kemampuan untuk mendengar melalui indra telinga, sehingga tidak dapat mendengarkan suara-suara, hal ini yang menghambat tertinggalnya informasi yang ada.
Penyebab umum terjadi nya tunarungu adalah,
faktor genetik, ataupun bawaan yang ada sejak lahir. Apabila hal itu tidak terjadi sejak lahir tentunya terdapat penyebab lainnya seperti mendengarkan suara yang keras sehingga terkena menghambat pendengaran.
Ganguan belajar anak tunarungu, diantaranya adalah :
1.Tidak mampu mendengar, sehingga tertinggal informasi/ilmu yang disampaikan oleh guru di kelas
2.Merasa tidak percaya diri / minder dengan teman sebaya
3.Anak menjadi pendiam
4.Sulit berbaur dengan yang lain
5.Tidak mampu mengikuti arus pembicaraan orang lain
6.Menjadi tertinggal
7.Merasa di kucilkan
8.Sulit memiliki teman
Solusi gangguan belajar anak tunarungu, diantaranya adalah ;
1. Karena tidak adanya kemampuan untuk mendengar jadi, dapat menggunakan alat bantu dengar seperti yang ada pada gambar
ataupun menggunakan bahasa isyarat seperti gambar di bawah ini,Â
2.Merangkul anak yang tunarungu, mengajak mereka agar dapat mengikuti pembelajaran berlangsung
3.Memberikan pengertian kepada anak lainnya bahwa anak berkebutuhan khusus, bukanlah sebuah kecacatan. Pasti mereka memiliki point plus yang tidak selalu di miliki oleh orang lain.Â
4.Tidak menyinggung perasaannya
5. Mengajak anak-anak yang lain agar mau berteman baik dengan anak berkebutuhan khusus
.Â
.Â
.Â
Sesama manusia kita tidak di perkenankan untuk saling menyinggung ataupun merundung  anak yang memiliki kebutuhan khusus seperti berita yang terdapat pada, https://www.liputan6.com/disabilitas/read/5058040/lindungi-buah-hati-tuli-dari-bullying-ini-yang-dilakukan-ibu-asal-kediriÂ
Diakatakan bawah anak yang memiliki kebutuhan khusus, sering mengalami perundungan, baik dari pihak keluarga ataupun dari teman sebaya. Banyak kasus yang di alami oleh Bawera Samudra Aksama, mulai dari pihak teman, yang ketika sehabis pulang bermain di luar rumah tiba- tiba mulutnya penuh dengan lumpur dan tanah, ketika bermain sepeda, sepeda yang di gunakan di rusak oleh temannya, seperti di robek ban nya.Â
Benar sekali tindakan yang dilakukan oleh ibu Bawera yaitu, memotivasi bawera dengan mendukung dan memfasilitasi bakat dan minat yang di miliki oleh anak agar menjadi nilai plus tersendiri bagi anak.Â
Hal-hal yang di lakukan orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus;
- Â Mengupayakan dan memberikan yang terbaik
- Memberikan arahan
- Motifasi untuk pengembangan anak
- Menguatkan jiwa anak agar tetap tenang ketika mendapat perlakuan yang tidak baik dari temannya
- Mendukung dan memfasilitasi segala kebutuhan yang di perlukan.
Demikian, sebagai sesama manusia kita tidak boleh saling merendahkan, menganggap remeh atas suatu hal dan menjadi pribadi yang buruk.Â
Mari kita rangkul dengan penuh kebersamaan para anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus tanpa membeda-bedakan!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H