Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

OCCRP Memasukkan Jokowi Sebagai Presiden Terkorup: Framing atau Sesuai Fakta?

2 Januari 2025   15:27 Diperbarui: 2 Januari 2025   15:56 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Pemerintah:
Pemerintah Indonesia harus segera meminta klarifikasi dari OCCRP. Jika tuduhan itu tidak berdasar, pemerintah memiliki hak untuk menuntut OCCRP atas pencemaran nama baik. Namun, jika OCCRP memiliki bukti yang valid, pemerintah harus siap untuk membuka diri terhadap evaluasi dan perbaikan sistem.

2. Masyarakat:
Masyarakat harus lebih kritis dalam menyikapi isu ini. Jangan mudah terpengaruh oleh opini tanpa fakta. Edukasi literasi digital dan kemampuan memilah informasi menjadi sangat penting, terutama di era banjir informasi seperti sekarang.

3. Media dan Akademisi:
Media massa dan akademisi juga harus berperan aktif dalam mengurai fakta. Investigasi independen yang kredibel bisa menjadi jalan keluar untuk menjawab kegelisahan publik.

Kesimpulan: Tantangan Transparansi di Era Digital

Kasus ini menunjukkan bagaimana reputasi seorang pemimpin dapat dengan mudah digiring ke arah tertentu oleh opini publik yang didorong oleh laporan internasional. Apakah ini framing atau sesuai fakta, masih perlu diuji lebih lanjut.

Yang jelas, transparansi dan akuntabilitas tetap harus menjadi komitmen utama pemerintah. Di sisi lain, OCCRP sebagai organisasi internasional juga memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan setiap laporan mereka didasarkan pada fakta, bukan sekadar persepsi.

Sampai bukti konkret muncul, masyarakat sebaiknya tidak terburu-buru mengambil kesimpulan. Narasi besar seperti ini harus dilihat dengan mata kritis agar tidak mudah terjebak dalam permainan opini global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun