Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benarkah Anak Abah dan Ahokers Bisa Bersatu?

5 Desember 2024   10:02 Diperbarui: 5 Desember 2024   10:15 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak Abah dan Ahokers (Suara.com)


Baru-baru ini, sebuah peristiwa politik menarik perhatian publik: Anak Abah---sebutan bagi pendukung Anies Baswedan---dan Ahokers---pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)---menyatakan bersatu untuk mendukung pasangan Pramono Anung dan Rano Karno dalam Pilkada 2024. 

Klaim ini menimbulkan tanda tanya besar, mengingat sejarah kelam hubungan kedua kelompok ini yang sempat berhadap-hadapan secara tajam pada Pilkada DKI Jakarta 2017. 

Apakah ini benar-benar sebuah persatuan yang kokoh, atau hanya aliansi sementara demi kepentingan politik tertentu?

Sejarah Kelam Polarisasi Pilkada Jakarta

Pilkada DKI Jakarta 2017 menjadi salah satu babak paling kontroversial dalam demokrasi Indonesia. Isu agama dan ras digunakan sebagai senjata politik untuk menjatuhkan Ahok, yang saat itu menjadi calon petahana. 

Pendukung Anies kerap menonjolkan narasi berbasis SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) yang memecah belah masyarakat, sementara Ahokers bertahan dengan argumen kinerja dan profesionalisme. Ketegangan di akar rumput memuncak, bahkan merusak hubungan sosial antarwarga.

Polarisasi ini menciptakan luka mendalam yang bertahan lama. Namun kini, dua kelompok yang dulu berseteru tersebut menyatakan bersatu di belakang pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang sama. 

Fenomena ini menunjukkan bagaimana politik dapat mengubah lanskap persahabatan maupun permusuhan.

Politik dan Adagium "Musuh Bersama"

Persatuan antara Anak Abah dan Ahokers tak lepas dari adagium abadi dalam politik: Musuh bersama membuat lawan menjadi teman. Dalam hal ini, musuh bersama yang dimaksud bisa jadi adalah pihak-pihak yang mereka anggap sebagai ancaman politik dalam Pilkada 2024. 

Namun, persatuan semacam ini kerap bersifat pragmatis dan sementara, tergantung pada kepentingan yang melatari aliansi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun