Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Perubahan Dideklarasikan, Tapi Bukan oleh Anies Baswedan, Kok Bisa?

11 November 2024   14:59 Diperbarui: 11 November 2024   14:59 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Sindo.news

Di tengah euforia Hari Pahlawan 10 November, publik Indonesia dikejutkan oleh deklarasi Partai Perubahan---partai politik baru yang bukan hanya berjanji untuk membawa perubahan, tetapi juga hadir dengan agenda "Tritura Perubahan." 

Deklarasi ini berlangsung penuh semangat, mengusung cita-cita untuk mengembalikan Indonesia pada nilai-nilai perjuangan kemerdekaan: keadilan, kesejahteraan, dan kebangsaan.

Deklarasi Partai Perubahan menyatakan tiga tuntutan rakyat yang diberi nama "Tritura Perubahan": menurunkan harga kebutuhan pokok, memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), serta menegakkan empat pilar kebangsaan---Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. 

Presiden Partai Perubahan, Robi Nurhadi, menyampaikan bahwa aspirasi Tritura ini lahir dari dialog dan pengamatan panjang terhadap kondisi rakyat sejak April 2024. "Rakyat Indonesia sedang merasakan kesulitan, kesusahan, dan ketidakadilan sejak lima tahun terakhir ini," ujarnya.

Namun, kejutan utama datang dari absennya sosok Anies Baswedan, yang selama ini dianggap sebagai simbol "perubahan" di Indonesia. Anies Baswedan bahkan menyatakan dirinya tidak terlibat dalam pendirian Partai Perubahan, meskipun menginspirasi gerakan ini. Menariknya, seluruh anggota Partai Perubahan sepakat mengusung Anies sebagai calon presiden, tanpa kehadiran atau restu langsung darinya.

Mengapa Bukan Anies?

Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta dan tokoh yang sering disebut-sebut sebagai motor perubahan, ternyata memilih untuk tidak hadir dalam deklarasi partai ini. Menurut Sahrin Hamid, juru bicara Anies, mantan gubernur tersebut tidak terlibat dalam partai ini, termasuk dalam penggalangan dana atau aktivitas lainnya. Langkah ini menimbulkan spekulasi---apa alasan Anies tidak terlibat dalam partai yang menggunakan namanya sebagai inspirasi?

Banyak pihak beranggapan bahwa Anies menilai belum saatnya membentuk partai, meski beberapa waktu lalu ia mengisyaratkan kemungkinan tersebut. Anies mungkin menyadari tantangan besar dalam mendirikan partai baru dan memilih fokus pada isu-isu yang bisa diperjuangkannya di luar lingkup partai. Terlebih, sebagai figur publik yang disorot, Anies barangkali juga mempertimbangkan dampak politis serta waktu yang tepat untuk melangkah ke jalur partai.

Tantangan dan Peluang Partai Perubahan

Partai Perubahan memiliki visi besar untuk memperjuangkan perubahan yang nyata bagi rakyat, namun tantangan yang dihadapi tidak ringan. Indonesia sudah memiliki sejumlah partai politik, namun banyak di antaranya akhirnya berjuang hanya untuk tetap bertahan dan tak sedikit yang disebut "partai gurem," yakni partai kecil yang gagal memperoleh suara signifikan dalam pemilu.

Berikut adalah beberapa tantangan yang akan dihadapi Partai Perubahan:

1. Modal Sosial dan Dukungan Masyarakat
Membangun kepercayaan masyarakat menjadi tantangan utama. Apalagi, partai baru cenderung dianggap oportunis kecuali jika benar-benar hadir di tengah rakyat dengan kerja nyata. Partai Perubahan perlu meraih kepercayaan dengan konsisten memperjuangkan aspirasi rakyat di berbagai wilayah, tidak hanya menjelang pemilu.

2. Pendanaan dan Infrastruktur Partai
Modal dan dukungan finansial sangat diperlukan untuk menjalankan partai politik, mulai dari operasional, sosialisasi, hingga kampanye. Partai Perubahan perlu memastikan dana yang mereka dapatkan berasal dari sumber yang transparan dan sesuai aturan, agar tidak terjebak dalam pusaran kepentingan elit.

3. Kaderisasi dan Kualitas SDM
Sebuah partai harus mampu mencetak kader berkualitas yang dapat mengusung nilai-nilai perubahan dengan konsisten. Partai Perubahan perlu menjadikan kaderisasi sebagai salah satu prioritas agar gerakan ini tidak hanya bertahan dalam jangka pendek.

4. Menghadapi Oposisi dari Partai Besar
Di tengah persaingan politik yang ketat, Partai Perubahan akan menghadapi tantangan besar dari partai-partai besar yang sudah mapan. Partai besar mungkin akan mempertanyakan kelayakan Partai Perubahan untuk membawa agenda perubahan, apalagi jika belum memiliki jejak rekam yang kuat.

5. Merebut Hati Rakyat yang Mulai Apatis
Tantangan terbesar adalah meraih dukungan masyarakat yang mulai apatis terhadap politik. Masyarakat yang pernah kecewa oleh janji-janji politik tentu tidak mudah diyakinkan. Namun, jika Partai Perubahan mampu menunjukkan keberpihakan nyata, rakyat bisa saja beralih mendukung.

Apakah Partai Perubahan Akan Bertahan?

Pertanyaan besar bagi Partai Perubahan adalah: apakah mereka akan tetap eksis atau tenggelam seperti partai-partai kecil lainnya? Agar tetap bertahan, Partai Perubahan harus mampu membuktikan bahwa mereka tidak hanya hadir sebagai partai semata, tetapi sebagai gerakan rakyat yang membawa dampak nyata. Tanpa tindakan nyata yang konsisten, mereka berisiko menjadi partai gurem yang berakhir tanpa jejak signifikan di panggung politik.

Kesuksesan Partai Perubahan juga tergantung pada kemampuannya untuk berkolaborasi dengan organisasi masyarakat sipil, kelompok mahasiswa, dan komunitas yang mendukung agenda perubahan. Bila mampu, Partai Perubahan bisa mewarnai politik Indonesia dengan mengusung agenda-agenda baru dan pendekatan berbeda yang lebih pro-rakyat.

Anies dan Partai Perubahan: Dinamika yang Menarik

Meski Anies Baswedan menolak untuk hadir dalam deklarasi, pengaruhnya tetap melekat dalam semangat partai ini. Partai Perubahan tampaknya memanfaatkan ketokohan Anies sebagai inspirasi perubahan di Indonesia. Apabila partai ini sukses menggalang dukungan, kemungkinan besar nama Anies akan semakin erat dikaitkan dengannya, bahkan bisa mendorong Anies untuk akhirnya bergabung atau memberikan dukungan nyata.

Partai Perubahan hadir dengan cita-cita besar, memanfaatkan momentum Hari Pahlawan untuk membawa angin segar di dunia politik Indonesia. Namun, perjalanan menuju perubahan sejati tidak akan mudah. Apakah Partai Perubahan akan mampu menjadi partai yang benar-benar memperjuangkan aspirasi rakyat, atau hanya sekadar melengkapi deretan partai gurem yang muncul setiap masa pemilu?

Dalam politik, hanya waktu yang bisa menjawabnya. Yang jelas, rakyat Indonesia menunggu---dan berharap.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun