Jika polarisasi ini terus dipertahankan, ada risiko bahwa perpecahan akan semakin dalam, menghambat kemajuan bangsa dan menimbulkan ketidakstabilan sosial.Â
Padahal, saat ini Indonesia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari ekonomi global yang bergejolak hingga ancaman keamanan nasional.
Mengobarkan kembali pertentangan antara pendukung dan penentang pemerintah tidaklah berkontribusi terhadap kepentingan bangsa.Â
Justru sebaliknya, hal ini hanya memperburuk situasi dan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap institusi pemerintahan.Â
Pada akhirnya, kelompok yang terpolarisasi tidak akan mampu bekerja sama untuk menghadapi isu-isu mendesak yang membutuhkan kebersamaan dan konsensus nasional.
Bagaimana Seharusnya Kita Menyikapi Hal Ini?
Sebagai bangsa yang beradab dan demokratis, kita perlu bersikap bijak dalam menghadapi peristiwa seperti ini.Â
Penunjukan Gibran sebagai pelaksana tugas presiden harus dilihat sebagai prosedur administratif yang wajar dan sah.Â
Masyarakat seharusnya fokus pada capaian dan kebijakan pemerintah yang benar-benar berdampak bagi kesejahteraan rakyat, bukan pada spekulasi dan kontroversi yang hanya akan memperkeruh situasi.
Media juga memiliki peran penting dalam memberikan informasi yang objektif dan mendidik.Â
Alih-alih memperpanjang narasi kontroversial tanpa bukti yang jelas, media diharapkan mampu memberikan analisis yang berdasar data dan mengedepankan kepentingan publik.Â