Mengembalikan UN tanpa menyelesaikan masalah mendasar ini ibarat memberi obat sementara tanpa menyentuh akar masalah. Sebaliknya, kebijakan pendidikan perlu disesuaikan dengan realitas yang dihadapi di lapangan. Misalnya, evaluasi pendidikan yang mengandalkan standar perkotaan hanya akan memperburuk ketimpangan di daerah-daerah yang memiliki akses terbatas.
Indonesia adalah negara dengan beragam situasi pendidikan, mulai dari sekolah di kota besar yang memiliki fasilitas lengkap, hingga sekolah di pedalaman yang masih kekurangan tenaga pengajar dan alat penunjang. Kebijakan pendidikan yang sentralistik akan menyulitkan daerah-daerah dengan kondisi pendidikan yang tertinggal untuk mengejar standar nasional yang seragam.
Mengapa UN Sering Jadi Kontroversi?
Jika UN dikembalikan, ada beberapa potensi permasalahan yang perlu diantisipasi:
Tekanan Psikologis bagi Siswa: UN kerap membuat siswa mengalami stres berat karena hasil ujian ini dianggap sangat menentukan masa depan mereka. Dalam riset yang dilakukan Universitas Indonesia pada 2019, 60% siswa mengaku mengalami kecemasan berlebih saat mengikuti UN.
Tidak Mencerminkan Kompetensi Menyeluruh: UN yang bersifat satu kali penilaian tidak sepenuhnya mampu menilai perkembangan kompetensi siswa, terutama soft skills yang tidak terukur dalam ujian tertulis. Pada kurikulum yang terbaru, penekanan diberikan pada kolaborasi, kreativitas, dan pemikiran kritis, yang sulit diukur hanya dengan ujian tertulis.
Biaya Pelaksanaan yang Tinggi: Biaya untuk menyelenggarakan UN di seluruh Indonesia juga tidak sedikit. Anggaran besar ini bisa dialokasikan untuk perbaikan fasilitas sekolah atau pelatihan guru yang akan memberikan dampak lebih panjang dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Langkah yang Lebih Efektif dari Sekadar Mengembalikan UN
Jika tujuan utama dari wacana mengembalikan UN adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, maka perlu ada pertimbangan strategi lain yang lebih mendasar, di antaranya:
Peningkatan Kualitas Guru: Program sertifikasi dan pelatihan berkelanjutan bagi guru sangat penting untuk memastikan kualitas pendidikan yang baik. Guru yang terlatih tidak hanya mampu menyampaikan materi akademik dengan baik, tetapi juga dapat menjadi motivator dan inspirator bagi siswa.
Pembangunan Infrastruktur Pendidikan: Pemerintah perlu berkomitmen untuk memperbaiki fasilitas pendidikan terutama di daerah-daerah tertinggal. Tidak hanya bangunan sekolah, namun juga akses terhadap perpustakaan, laboratorium, serta fasilitas olahraga yang layak.