Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menanti Peran Jokowi, Menjaga Api Perubahan di Balik Layar

27 Oktober 2024   10:08 Diperbarui: 27 Oktober 2024   10:14 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Antara

Setelah menjalani dua periode kepemimpinan sebagai Presiden Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi kini resmi memasuki masa pensiunnya.

Berdasarkan ketentuan konstitusi, masa jabatan Jokowi sebagai orang nomor satu di negeri ini telah usai. Pertanyaan besar yang kini muncul di benak banyak pihak adalah: apa peran Jokowi setelah pensiun? Apakah ia benar-benar akan menjauh dari sorotan politik, atau tetap berkiprah dalam kancah sosial dan lingkungan sesuai minat yang pernah ia sampaikan?Janji Lama tentang Lingkungan: Realita atau Retorika?

Jokowi pernah mengungkapkan keinginannya untuk terlibat dalam isu lingkungan setelah pensiun. 

Sebagai seorang yang berlatar belakang kehutanan, langkah ini tampaknya natural. Bahkan, isu lingkungan bukanlah hal baru baginya; selama masa kepresidenannya, Jokowi menaruh perhatian besar pada masalah deforestasi, pengendalian kebakaran hutan, serta perbaikan tata kelola lahan dan energi berkelanjutan.

Namun, beberapa hari setelah pensiun, publik justru melihat Jokowi lebih memilih menikmati masa istirahatnya daripada memulai gerakan baru. Tidak ada pernyataan resmi atau aktivitas terkait lingkungan yang dijalankannya. 

Hal ini tentu menimbulkan tanda tanya, apakah janji lama itu benar akan diwujudkan ataukah hanya bagian dari retorika politik semata?

Pengaruh Politik: Bisakah Jokowi Berdiam Diri?

Melihat pengalaman panjangnya di pemerintahan, sulit membayangkan Jokowi benar-benar akan menjauh dari dunia politik. 

Mantan presiden lainnya seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri juga tetap memainkan peran penting di panggung politik meski sudah tidak lagi menjabat. 

Dengan pengaruh dan jejaring luas yang dimiliki, Jokowi pun dinilai masih sangat relevan untuk mendukung atau bahkan memengaruhi calon-calon pemimpin yang akan datang, baik dalam skala nasional maupun daerah.

Tahun ini, Pilkada serentak akan dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia. Banyak pihak bertanya-tanya, apakah Jokowi akan turut mendukung calon-calon dari partai tertentu atau bahkan memberikan dukungan moral bagi kandidat tertentu? 

Apabila ia turut aktif, hal ini tentu akan mempertegas perannya sebagai "kingmaker" dalam politik Indonesia.

Harapan Publik: Sosok Jokowi sebagai Tokoh Inspiratif atau Aktivis Lingkungan?

Di mata masyarakat, sosok Jokowi tak hanya dihormati sebagai seorang mantan presiden, namun juga sebagai tokoh inspiratif yang membumi. 

Bagi banyak orang, Jokowi adalah simbol perubahan dan kerja nyata yang selalu dekat dengan rakyat. 

Oleh karena itu, harapan besar publik adalah melihat Jokowi tetap berkontribusi positif, baik dalam isu-isu sosial, ekonomi, maupun lingkungan.

Menariknya, jika Jokowi benar-benar memilih peran sebagai aktivis lingkungan, ia memiliki potensi besar untuk membawa isu ini ke tingkat yang lebih tinggi. 

Pengaruh dan jejaring yang dimilikinya bisa menjadi modal penting untuk menggalang dukungan lintas sektor, dari pemerintah, dunia usaha, hingga masyarakat sipil. 

Bayangkan jika Jokowi bergabung dengan lembaga internasional atau mendirikan organisasi lingkungan di dalam negeri---langkah ini tentu akan membawa angin segar bagi gerakan pelestarian lingkungan di Indonesia.

Membuka Jalan bagi Regenerasi Politik

Di sisi lain, sebagai mantan pemimpin negara, Jokowi juga diharapkan bisa memberi ruang bagi regenerasi politik di Indonesia. 

Dengan tidak memonopoli panggung politik, Jokowi dapat mendorong pemimpin-pemimpin muda yang kompeten untuk melangkah maju.

Dukungan moral maupun mentoring dari tokoh sekaliber Jokowi bisa menjadi bekal berharga bagi para pemimpin muda dalam menjalankan tugasnya.

Jokowi juga bisa berperan sebagai "diplomat" informal, memediasi kepentingan berbagai pihak yang berseberangan, baik di level nasional maupun internasional. 

Dengan tetap menjaga netralitas, ia akan lebih mudah diterima di berbagai kalangan sebagai tokoh perekat bangsa.

Masa Depan Jokowi: Kembali ke Masyarakat, atau Tetap di Balik Layar?

Pensiun dari jabatan presiden bukan berarti Jokowi harus berhenti mengabdi. Justru, masa pensiun ini membuka peluang baginya untuk berkontribusi dalam ruang yang lebih luas dan fleksibel. 

Apakah itu dalam isu lingkungan, regenerasi politik, atau peran-peran sosial lainnya, Jokowi tetap memiliki peluang untuk terus berbakti bagi negeri ini.

Banyak masyarakat berharap bahwa Jokowi akan tetap menjadi inspirasi, sosok yang terus dekat dengan rakyat, memperjuangkan keadilan sosial, dan menggerakkan perubahan nyata dari balik layar. 

Bagaimana pun, masa pensiun ini bisa menjadi awal dari babak baru bagi Jokowi dalam mengukir kontribusi bagi Indonesia, sesuai dengan semangatnya yang kerap mengatakan bahwa menjadi pemimpin adalah untuk melayani, bukan untuk dilayani.

Menjaga Api Pengabdian, Mewujudkan Visi di Luar Kekuasaan

Banyak orang yang menantikan kiprah Jokowi setelah masa kepresidenannya. Sebagai sosok dengan pengalaman luas, ia memiliki kapasitas untuk berperan dalam berbagai bidang. 

Tantangan sekarang adalah bagaimana Jokowi akan menjawab ekspektasi publik, apakah ia akan menjadi tokoh perubahan di bidang lingkungan, tetap memberikan warna di dunia politik, atau fokus pada aspek sosial yang lebih mendasar.

Yang pasti, di tengah harapan besar rakyat Indonesia, langkah yang Jokowi pilih setelah pensiun akan menentukan sejauh mana pengaruhnya akan tetap terasa, bukan hanya di ingatan, tetapi juga dalam perjalanan bangsa ini menuju masa depan yang lebih baik.***MG

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun