Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sudah diwarnai dengan pergerakan cepat yang menyita perhatian publik.Â
Hari-hari pertama pemerintahanSeolah tak ingin membuang waktu, keduanya langsung tancap gas di berbagai sektor. Dalam porsi yang berbeda namun saling melengkapi, Prabowo bertemu dengan menteri-menteri kabinetnya, sementara Gibran melakukan blusukan, gaya khas yang mengingatkan publik pada kepemimpinan ayahnya, Joko Widodo (Jokowi).
Sejak dilantik, Gibran tampak bertekad menjawab keraguan para pengkritiknya, terutama mereka yang meragukan kemampuannya karena usia muda.Â
Di hari pertamanya sebagai Wakil Presiden, Gibran langsung menunjukkan aksinya dengan menerima delegasi dari China dan melakukan tinjauan langsung terhadap beberapa proyek infrastruktur di Jakarta, seperti pembangunan terowongan Metro.Â
Selain itu, ia juga menyaksikan uji coba program pemberian makanan bergizi gratis di sejumlah sekolah di Jakarta---langkah awal yang menunjukkan kepeduliannya terhadap kesehatan generasi muda.
Menjawab Keraguan dengan Aksi
Langkah cepat ini tentunya menegaskan bahwa Gibran tidak akan hanya menjadi figur seremonial. Kritik mengenai kapabilitasnya sebagai pemimpin nasional kerap bermunculan menjelang pemilu, dengan berbagai kalangan meragukan kesiapannya mengingat pengalamannya "hanya" sebagai Walikota Solo.Â
Namun, Gibran dengan cepat membuktikan bahwa pekerjaan turun ke lapangan bukanlah hal baru baginya. Sebagai walikota, Gibran sudah terbiasa menyelesaikan masalah langsung di lapangan, dan kini, sebagai Wakil Presiden, ia melakukan hal serupa dengan kapasitas yang jauh lebih besar.
Di sisi lain, pertemuan dengan delegasi internasional dan proyek-proyek infrastruktur strategis menunjukkan bahwa Gibran tidak hanya akan terjebak dalam urusan domestik.Â
Peran diplomasi dan pembangunan infrastruktur---dua hal penting bagi pertumbuhan Indonesia---telah diambil alih dengan cekatan sejak awal. Melalui media sosial, Gibran tampak ingin menunjukkan kepada publik bahwa dirinya aktif bekerja, bergerak cepat untuk memberikan solusi nyata.
Sinergi Prabowo dan Gibran: Harapan Baru Kepemimpinan
Sementara itu, Presiden Prabowo juga langsung sibuk dengan berbagai pertemuan penting. Hari ini, Prabowo bertemu dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menko Yusril Ihza Mahendra, bersama dengan Menteri Kehakiman, untuk membahas langkah-langkah kebijakan strategis pemerintahan baru ini.Â
Pertemuan ini menunjukkan fokus Prabowo dalam memperkuat sistem pendidikan dan hukum, dua pilar penting yang sering menjadi sorotan publik dalam setiap kepemimpinan nasional.
Meski belum ada pembagian tugas yang diumumkan secara resmi antara Prabowo dan Gibran, pola kerja yang terlihat di hari-hari pertama ini mengisyaratkan bahwa keduanya telah mencapai kesepakatan peran masing-masing.Â
Gibran dengan gaya blusukan turun ke masyarakat, sementara Prabowo fokus pada penyusunan kebijakan dan strategi besar melalui pertemuan dengan para menterinya.Â
Langkah ini dinilai penting untuk menghindari potensi "matahari kembar" yang sering ditakutkan dalam hubungan Presiden dan Wakil Presiden, di mana peran Wakil Presiden hanya menjadi "ban serep."
Blusukan dan Kepemimpinan: Warisan Jokowi yang Berlanjut?
Gaya blusukan Gibran tak pelak mengingatkan publik pada gaya kepemimpinan Presiden Jokowi, ayahnya. Sebagai pemimpin yang dikenal dekat dengan rakyat, Jokowi sering terjun langsung ke lapangan untuk mendengar aspirasi dan menyelesaikan masalah dari akar rumput.Â
Kini, Gibran seolah mengadopsi pendekatan yang sama, dengan harapan dapat menjaga hubungan yang erat antara pemerintah pusat dan rakyat.
Namun, tantangan yang dihadapi Gibran jauh lebih besar daripada ketika ia menjabat sebagai Walikota Solo. Sebagai Wakil Presiden, ia harus menghadapi persoalan yang lebih kompleks dan beragam, dari diplomasi internasional hingga isu pembangunan nasional.Â
Dengan aksinya yang cepat, Gibran berusaha menunjukkan bahwa usia muda bukanlah halangan untuk memimpin dan berkontribusi bagi negara.
Harapan Besar untuk Sinergi Kepemimpinan
Harapan besar kini ditumpukan pada duet Prabowo dan Gibran. Keduanya diharapkan dapat saling melengkapi, dengan Gibran yang bergerak cepat di lapangan dan Prabowo yang merumuskan kebijakan dari tingkat makro.Â
Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat penyelesaian masalah-masalah bangsa dan mempercepat pembangunan nasional, yang selama ini sering terhambat oleh birokrasi yang lamban dan komunikasi yang kurang efektif antara pemimpin pusat dan daerah.
Namun, tantangan ke depan tidak akan mudah. Perlu ada kejelasan peran yang lebih formal antara Presiden dan Wakil Presiden agar tidak terjadi tumpang tindih atau potensi friksi di kemudian hari.Â
Selain itu, masyarakat juga menunggu untuk melihat bagaimana duet ini mampu menjalankan janji-janji kampanye mereka dengan nyata.
Kehadiran Prabowo dan Gibran sebagai pemimpin nasional yang langsung bergerak di hari-hari pertama mereka menumbuhkan harapan baru bagi Indonesia.Â
Semoga dengan gerak cepat ini, persoalan bangsa dapat segera diatasi dan pembangunan bisa berjalan lebih lancar. Rakyat tentu berharap agar sinergi antara Prabowo dan Gibran ini tidak hanya bertahan di awal masa jabatan, tetapi juga terus terjaga hingga akhir periode pemerintahan mereka.Â
Bagaimanapun, Indonesia memerlukan pemimpin yang siap bekerja keras, cepat, dan tepat untuk menghadapi tantangan masa depan yang kian kompleks.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H