Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pidato Perdana Prabowo: Politik Luar Negeri yang Bebas Aktif dan Tantangannya di Dunia Internasional

21 Oktober 2024   14:43 Diperbarui: 21 Oktober 2024   14:45 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, isu-isu seperti perubahan iklim, teknologi digital, dan keamanan siber menjadi tantangan baru dalam hubungan internasional. Indonesia harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini sambil tetap mempertahankan prinsip-prinsip dasar politik luar negeri yang bebas aktif.

Peran yang Harus Diperjuangkan

Dalam konteks dunia yang semakin terhubung, Prabowo menekankan pentingnya Indonesia menjaga solidaritas terhadap rakyat yang tertindas. Dukungan terhadap Palestina, yang disebutkan dalam pidatonya, hanyalah salah satu contoh. Namun, Indonesia juga bisa memperluas perannya dalam berbagai isu internasional lainnya, seperti perubahan iklim dan hak asasi manusia.

Sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara dan ekonomi terbesar di kawasan, Indonesia memiliki potensi untuk memainkan peran lebih besar dalam diplomasi internasional. Namun, peran ini harus dilakukan dengan cermat, tanpa tergelincir ke dalam perangkap diplomasi kepentingan jangka pendek. Konsistensi dalam memegang prinsip, seperti yang ditekankan Prabowo, adalah kunci untuk menjaga kepercayaan dunia terhadap Indonesia.

Tantangan Ke Depan

Tantangan terbesar bagi Indonesia di masa depan adalah bagaimana tetap relevan di tengah dinamika geopolitik yang cepat berubah. Ketegangan antara kekuatan-kekuatan besar, meningkatnya nasionalisme di berbagai negara, dan ancaman perubahan iklim adalah isu-isu yang harus dihadapi dengan bijak.

Indonesia juga harus memperkuat diplomasi multilateralnya, terutama di ASEAN. Sebagai salah satu pendiri organisasi tersebut, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga stabilitas dan kerja sama di kawasan Asia Tenggara. Krisis Myanmar, misalnya, masih menjadi ujian bagi ASEAN dalam menegakkan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia.

Pidato perdana Prabowo Subianto memberikan pesan yang jelas: Indonesia akan tetap memegang teguh politik luar negeri bebas aktif, tidak memihak blok kekuatan manapun, tetapi tetap bersikap aktif dalam memperjuangkan kepentingan nasional dan solidaritas global. Dengan prinsip anti penjajahan, anti penindasan, dan anti rasisme, Indonesia siap memainkan peran yang lebih besar di kancah internasional.

Namun, untuk mencapai hal ini, diperlukan kebijakan luar negeri yang konsisten, kemampuan untuk beradaptasi dengan tantangan baru, dan keberanian untuk mengambil sikap yang tegas di tengah persaingan kekuatan global. Hanya dengan demikian, Indonesia bisa terus mempertahankan martabatnya dan menjadi tetangga yang baik bagi semua negara, seperti yang diinginkan oleh Prabowo.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun