Isu lainnya adalah tantangan loyalitas politik. Dengan koalisi besar yang mendukung pemerintahan ini, beberapa skeptis menilai bahwa menteri-menteri yang berasal dari partai politik tertentu mungkin lebih memprioritaskan agenda partai dibandingkan agenda nasional. Dalam hal ini, integritas para menteri akan diuji.
Menjawab Kritik: Integritas dan Kinerja yang Terukur
Untuk menjawab berbagai kritik tersebut, para menteri di Kabinet Merah Putih harus menunjukkan komitmen mereka terhadap profesionalisme dan integritas. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci utama dalam menjalankan tugas mereka.Â
Menteri-menteri harus bersedia diawasi dan dikritik oleh publik, dan menjadikan kritik tersebut sebagai dasar perbaikan. Kinerja mereka harus terukur, dengan target-target yang jelas dalam setiap sektor, sehingga masyarakat bisa menilai pencapaian mereka secara objektif.
Selain itu, kabinet ini perlu menunjukkan bahwa mereka bisa bekerja lintas batas politik. Kolaborasi yang solid antarmenteri, baik yang berasal dari partai politik maupun profesional, menjadi sangat penting.Â
Dengan semangat kolaborasi tersebut, kabinet ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat tanpa terbebani oleh kepentingan-kepentingan sempit.
Mengenai representasi gender dan wilayah, langkah konkret yang bisa diambil adalah dengan memperkuat keterlibatan perempuan dan tokoh-tokoh dari luar Jawa dalam perumusan kebijakan publik. Partisipasi aktif dari berbagai kelompok masyarakat harus menjadi prioritas untuk memastikan kebijakan yang inklusif dan adil.
Tantangan Prabowo-Gibran: Mengelola Ekspektasi dan Merespons Dinamika Global
Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran tidak hanya berhadapan dengan tantangan domestik, tetapi juga harus merespons dinamika global yang semakin kompleks. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia mengalami ketidakstabilan ekonomi akibat pandemi, konflik geopolitik, dan perubahan iklim.Â
Kabinet Merah Putih harus mampu merancang kebijakan yang membuat Indonesia lebih tangguh menghadapi guncangan-guncangan eksternal ini.
Pengelolaan sumber daya alam dan penguatan diplomasi internasional menjadi dua isu penting. Menteri Luar Negeri dan Menteri ESDM harus mampu memaksimalkan potensi Indonesia di panggung dunia.Â