Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pidato Perdana Prabowo: Kemandirian Pangan dan Energi adalah Keharusan

20 Oktober 2024   20:48 Diperbarui: 20 Oktober 2024   20:49 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pidato perdananya sebagai Presiden Indonesia, Prabowo Subianto menekankan satu pesan penting: kemandirian pangan dan energi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. "Saudara-saudara, kita harus mencapai swasembada pangan dan energi dalam waktu sesingkat-singkatnya," ujar Prabowo dengan tegas. Di tengah ketegangan global, ancaman krisis, dan ketidakpastian geopolitik, Indonesia tidak boleh lagi bergantung pada impor, baik untuk kebutuhan pangan maupun energi. "Jika terjadi krisis, negara lain tidak akan mudah melepas barang-barang mereka untuk kita beli," tambahnya, menekankan urgensi dari situasi yang ada.

Mengapa Kemandirian Pangan dan Energi Penting?

Prabowo menjelaskan bahwa dalam situasi darurat, seperti krisis ekonomi global atau perang, akses terhadap sumber daya seperti pangan dan energi akan semakin sulit. Ketergantungan pada impor, yang saat ini masih menjadi bagian besar dari kebutuhan nasional, bisa menjadi bencana jika jalur perdagangan terputus atau negara-negara eksportir menahan pasokan mereka demi kepentingan nasional masing-masing. Indonesia harus mampu memproduksi pangan dan energi sendiri untuk menghadapi situasi ini.

Pangan: Saat ini, Indonesia masih mengimpor sejumlah besar kebutuhan pangan, termasuk beras, gandum, gula, dan daging. Padahal, Indonesia memiliki potensi besar untuk memproduksi kebutuhan pangan secara mandiri. Dengan lebih dari 270 juta jiwa, kebutuhan pangan nasional sangat tinggi, dan ketergantungan pada impor seringkali menyebabkan harga pangan bergejolak, terutama saat terjadi krisis global.

Energi: Sementara itu, di sektor energi, meskipun Indonesia memiliki sumber daya energi yang melimpah, seperti batu bara, minyak, gas alam, dan potensi energi terbarukan, negara ini masih mengimpor sejumlah besar bahan bakar minyak (BBM) untuk memenuhi kebutuhan domestiknya. Pada 2023, Indonesia mengimpor sekitar 500 ribu barel minyak per hari untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Prabowo melihat ini sebagai peluang besar. "Kita diberi karunia oleh Tuhan, tanaman-tanaman seperti kelapa sawit bisa menghasilkan solar dan bensin," ungkapnya, merujuk pada potensi energi terbarukan dari biodiesel. Indonesia juga memiliki potensi energi lain seperti geothermal, energi air, dan angin yang dapat dieksplorasi lebih jauh untuk mencapai kemandirian energi.

Tantangan Menuju Swasembada Pangan dan Energi

Meski ambisi ini terdengar menjanjikan, tantangan yang dihadapi tidaklah ringan. Indonesia telah lama berbicara tentang swasembada, tetapi upaya tersebut seringkali terhambat oleh berbagai faktor.

Tantangan Swasembada Pangan

Ketergantungan pada Impor: Indonesia masih mengimpor sejumlah besar bahan pangan pokok. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), impor beras pada 2022 mencapai 407 ribu ton, sementara impor gandum dan gula juga sangat besar. Padahal, Indonesia memiliki lahan pertanian yang luas dan berpotensi besar untuk produksi pangan.

Infrastruktur Pertanian: Banyak lahan pertanian yang belum dimaksimalkan karena kurangnya infrastruktur pendukung, seperti irigasi yang memadai. Hal ini membuat produktivitas pertanian kurang optimal, terutama di daerah-daerah terpencil.

Teknologi Pertanian: Teknologi pertanian yang belum merata juga menjadi hambatan. Produktivitas tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai bisa meningkat jika petani diberi akses terhadap teknologi pertanian modern, pupuk yang memadai, dan bibit unggul.

Ketergantungan pada Pupuk Impor: Sebagian besar pupuk di Indonesia masih diimpor. Dengan harga pupuk yang mahal, banyak petani kesulitan mendapatkan pupuk yang dibutuhkan, yang berdampak langsung pada hasil panen mereka.

Tantangan Swasembada Energi

Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil: Meskipun Indonesia memiliki cadangan batu bara dan gas yang melimpah, ketergantungan pada impor minyak mentah tetap tinggi. Padahal, fluktuasi harga minyak global sering kali membuat anggaran negara tertekan.

Pengembangan Energi Terbarukan: Potensi energi terbarukan Indonesia sangat besar, terutama geothermal, energi angin, dan air. Namun, pengembangan energi terbarukan masih terhambat oleh biaya investasi yang tinggi dan kurangnya insentif dari pemerintah.

Pembangunan Infrastruktur Energi: Salah satu tantangan terbesar untuk mencapai swasembada energi adalah membangun infrastruktur yang mendukung, seperti pabrik pengolahan biodiesel dan pembangkit listrik tenaga angin atau air di daerah-daerah potensial. Infrastruktur ini membutuhkan investasi besar dan waktu yang tidak singkat untuk dibangun.

Usaha-Usaha yang Telah Dilakukan

Meskipun tantangan tersebut cukup besar, Indonesia sudah memulai beberapa langkah penting menuju swasembada pangan dan energi. Di sektor pangan, pemerintah telah meluncurkan program diversifikasi pangan dan menggalakkan peningkatan produksi pangan lokal, seperti sagu, jagung, dan singkong sebagai alternatif beras. Program cetak sawah baru di daerah-daerah luar Jawa juga telah dilakukan untuk menambah luas lahan pertanian.

Di sektor energi, Indonesia telah mulai mengembangkan biodiesel dari kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif. Pada 2023, pemerintah berhasil mencapai penggunaan biodiesel B30, yang artinya 30% bahan bakar berasal dari kelapa sawit. Target berikutnya adalah B40 dan seterusnya. Selain itu, investasi dalam pengembangan energi geothermal dan air juga telah dimulai, meskipun belum berjalan optimal.

Apa yang Harus Dilakukan Prabowo dan Gibran?

Untuk memenuhi janji politik ini, Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka harus fokus pada beberapa langkah konkret:

Reformasi Pertanian: Meningkatkan produktivitas pertanian dengan memperbaiki infrastruktur irigasi, memberikan subsidi pupuk yang tepat, dan memperkenalkan teknologi pertanian modern kepada petani.

Diversifikasi Pangan: Mendorong konsumsi pangan lokal selain beras untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat ketahanan pangan di level lokal.

Investasi pada Energi Terbarukan: Mempercepat investasi dalam energi terbarukan seperti biodiesel, geothermal, dan energi air. Ini harus dibarengi dengan kebijakan insentif yang memudahkan para investor untuk masuk.

Memperbaiki Infrastruktur Energi: Membangun infrastruktur yang mendukung produksi dan distribusi energi terbarukan, serta memastikan seluruh daerah di Indonesia dapat mengakses energi dengan harga yang terjangkau.

Kerjasama Internasional: Menggalang kerjasama dengan negara-negara lain untuk alih teknologi di bidang pangan dan energi, serta mengamankan pasokan bahan baku yang tidak bisa diproduksi dalam negeri.

Kemandirian Sebagai Kunci Masa Depan

Pidato perdana Prabowo menggarisbawahi tekad pemerintah untuk mewujudkan kemandirian pangan dan energi sebagai kunci masa depan Indonesia. Dengan populasi yang terus bertambah dan tantangan global yang semakin kompleks, swasembada bukan lagi impian, melainkan keharusan. Namun, untuk mencapai itu, pemerintah harus bergerak cepat dan serius, karena waktu tidak berpihak pada yang menunggu. Dengan visi yang jelas dan eksekusi yang tepat, Indonesia memiliki semua potensi untuk menjadi negara yang tidak hanya mandiri, tetapi juga menjadi lumbung pangan dan energi dunia.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun