Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Refleksi 10 Tahun Jokowi, Kereta Cepat dan Ibukota Negara Nusantara Impian yang Menjadi Nyata

16 Oktober 2024   18:29 Diperbarui: 16 Oktober 2024   18:48 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Tempo.co.id

Siapa yang pernah membayangkan Indonesia memiliki kereta cepat? Atau siapa yang berani bermimpi bahwa ibu kota negara akan pindah dari Jakarta? Dalam benak banyak orang, dua gagasan ini mungkin terdengar seperti khayalan yang jauh dari kenyataan. Namun, Presiden Joko Widodo---yang akrab disapa Jokowi---telah menjadikan keduanya sebagai realitas.

Sepanjang 10 tahun masa kepemimpinannya, Jokowi menunjukkan bahwa impian besar bisa dicapai dengan visi yang jelas dan tekad yang kuat. Dua proyek monumental yang menjadi simbol transformasi besar Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi adalah pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan pemindahan Ibu Kota Negara ke Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur. Keduanya mencerminkan ambisi Jokowi untuk tidak sekadar memimpin, tetapi juga menyiapkan Indonesia menjadi negara besar dan modern.


sumber gambar: Setneg.co.id
sumber gambar: Setneg.co.id
Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Simbol Modernisasi Transportasi

Jokowi memimpikan Indonesia yang tidak hanya terkoneksi secara fisik, tetapi juga efisien dalam pergerakan. Salah satu bentuk nyata dari visi ini adalah pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang dikenal dengan nama Whoosh. Proyek yang pertama kali diinisiasi pada 2015 ini akhirnya diresmikan pada 2023, menjadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara. 

Dengan kecepatan mencapai 350 km/jam, kereta ini mampu menghubungkan Jakarta dan Bandung hanya dalam waktu 40 menit, dibandingkan dengan waktu tempuh normal sekitar tiga jam.

Namun, lebih dari sekadar menghemat waktu, Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki makna yang lebih dalam: ini adalah simbol modernisasi dan lompatan peradaban bagi Indonesia. Sebagai negara kepulauan yang luas, transportasi yang cepat dan efisien adalah kunci untuk mendukung mobilitas ekonomi dan sosial yang lebih merata.

Bukan hanya berhenti di Jakarta-Bandung, Jokowi sudah merencanakan perluasan jalur ini hingga ke Surabaya. Ini berarti, dalam beberapa tahun ke depan, masyarakat Indonesia dapat menikmati jaringan kereta cepat yang menghubungkan berbagai kota penting di Pulau Jawa. 

Selain mengurangi waktu perjalanan, kereta cepat ini juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada transportasi darat yang sering terhambat kemacetan.

Proyek ini tentu tidak luput dari kritik. Banyak yang mempertanyakan biaya tinggi yang dihabiskan untuk membangun kereta cepat, terutama dalam kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca-pandemi. 

Namun, bagi Jokowi, proyek ini adalah investasi jangka panjang bagi negara. "Tanpa infrastruktur yang baik, ekonomi tidak bisa tumbuh optimal," ucapnya dalam berbagai kesempatan. Dan kereta cepat adalah salah satu infrastruktur vital yang akan mempercepat pergerakan ekonomi Indonesia.

Ibu Kota Nusantara: Langkah Berani untuk Masa Depan Indonesia

Selain kereta cepat, visi besar lain dari Jokowi yang telah terealisasi adalah pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Gagasan pemindahan ibu kota sebenarnya bukan hal baru; bahkan Presiden Soekarno pernah memiliki mimpi yang serupa. Namun hanya Jokowi yang akhirnya berani mengeksekusi rencana tersebut.

Jakarta, sebagai ibu kota, telah menghadapi berbagai masalah serius seperti kemacetan lalu lintas, polusi, penurunan tanah, hingga ancaman banjir yang terus meningkat. Memindahkan ibu kota ke Kalimantan adalah solusi jangka panjang untuk mendistribusikan pembangunan lebih merata ke luar Pulau Jawa. 

Dengan demikian, proyek Ibu Kota Nusantara adalah wujud nyata dari visi Jokowi untuk menciptakan Indonesia yang lebih inklusif dan tidak Jawa-sentris.

Pembangunan IKN bukan sekadar soal memindahkan pusat pemerintahan. Kota ini dirancang sebagai kota hijau dan smart city yang ramah lingkungan dan terhubung secara digital. Dengan mengusung konsep Forest City, IKN diharapkan menjadi contoh bagi dunia tentang bagaimana sebuah kota bisa dibangun dengan menghormati alam. 

Jokowi sendiri menegaskan bahwa IKN akan menjadi kota yang futuristik, berkelanjutan, dan dirancang untuk menampung sekitar 1,5 juta penduduk dalam beberapa dekade mendatang.

Kritik dan Tantangan

Tentu, kedua proyek ini tidak berjalan tanpa tantangan. Kereta cepat mendapat sorotan karena biayanya yang mencapai miliaran dolar AS, serta keterlambatan dalam penyelesaiannya. Ada juga kekhawatiran mengenai berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi besar ini. Sementara itu, pemindahan ibu kota juga menghadapi kritik, terutama dari sisi lingkungan. 

Banyak yang mengkhawatirkan bahwa proyek ini dapat merusak ekosistem Kalimantan, serta dampaknya terhadap masyarakat adat setempat.

Namun Jokowi tidak mundur. Bagi presiden yang memiliki semboyan "Kerja, kerja, kerja", kritik adalah bagian dari proses, tetapi bukan alasan untuk berhenti bermimpi besar. Jokowi paham bahwa setiap langkah menuju perubahan besar akan selalu diiringi oleh resistensi, namun dia tetap yakin bahwa kedua proyek ini adalah langkah penting menuju masa depan Indonesia yang lebih baik.

Jokowi: Pemimpin yang Tidak Takut Bermimpi Besar

Masa kepemimpinan Jokowi mungkin akan diingat sebagai era di mana Indonesia mulai berani melakukan lompatan besar. Tidak hanya berhenti pada wacana dan rencana, Jokowi memilih untuk mengeksekusi ide-ide besar yang telah lama tertunda. 

Kereta cepat dan IKN adalah dua proyek yang membuktikan bahwa Jokowi tidak hanya ingin menjadi presiden biasa. Ia ingin Indonesia menjadi negara maju yang tidak takut bermimpi besar.

Refleksi dari 10 tahun kepemimpinan Jokowi menunjukkan bahwa Indonesia bisa bergerak maju dengan lebih cepat, lebih berani, dan lebih modern. Kereta cepat yang meluncur di antara kota-kota besar dan ibu kota baru yang sedang dibangun di tengah-tengah hutan Kalimantan adalah bukti nyata dari impian yang kini menjadi kenyataan.

 Indonesia, di bawah Jokowi, tidak hanya menatap masa depan dengan optimisme, tetapi juga mulai mengukirnya di hadapan mata kita.

Apa lagi refleksi dari hal ini? Jokowi mengajarkan bahwa visi besar memerlukan keberanian, tindakan, dan kerja keras yang konsisten. Proyek seperti kereta cepat dan IKN mungkin tidak langsung dirasakan dampaknya oleh semua orang, tetapi inilah warisan yang akan dikenang sebagai batu loncatan menuju Indonesia yang lebih besar dan lebih maju. 

Di tengah kritik dan tantangan, satu hal yang pasti: Jokowi telah berani bermimpi untuk Indonesia, dan mimpi itu kini mulai terwujud.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun