Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Refleksi 10 Tahun Jokowi: Merangkul Lawan Politik demi Kepentingan Negeri

15 Oktober 2024   12:55 Diperbarui: 15 Oktober 2024   13:01 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: CNN Indonesia 

Refleksi dan Pesan untuk Bangsa

Ada beberapa refleksi penting yang bisa diambil dari sikap Jokowi dan Prabowo dalam peristiwa politik ini. Pertama, persaingan politik bukanlah akhir dari segala-galanya. Dalam demokrasi, perbedaan pandangan politik adalah hal wajar, tetapi yang paling penting adalah bagaimana mengelola perbedaan tersebut demi kepentingan yang lebih besar.

Kedua, pemimpin besar adalah mereka yang mampu merangkul semua pihak, bahkan lawan politiknya, demi kemajuan bangsa. Jokowi telah membuktikan bahwa kebesaran jiwa dalam merangkul lawan politik bukanlah tanda kelemahan, tetapi tanda kepemimpinan yang bijak dan matang.

Ketiga, sikap legowo Prabowo dan Sandiaga dalam menerima tawaran Jokowi juga memberikan pesan penting tentang pengabdian pada negara. Mereka menunjukkan bahwa loyalitas pada negara harus lebih diutamakan daripada ego pribadi atau kelompok. Prabowo dengan tegas menyatakan bahwa bagi dirinya, Indonesia adalah yang utama.

Merangkul untuk Maju Bersama

Keputusan Jokowi untuk merangkul Prabowo dan Sandiaga adalah contoh nyata bagaimana kepemimpinan yang inklusif bisa menjadi kunci dalam meredam perpecahan dan memajukan bangsa. Ini bukan hanya soal menghindari konflik politik, tetapi lebih kepada membangun landasan yang kokoh bagi Indonesia yang bersatu. Dalam refleksi 10 tahun kepemimpinan Jokowi, kita melihat bahwa negara ini memerlukan lebih banyak pemimpin yang berjiwa besar, yang tidak segan merangkul lawan politik demi kepentingan negeri. Bangsa ini harus melangkah maju bersama, bukan terpecah belah karena perbedaan.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun