Fontana di Trevi adalah salah satu destinasi wisata paling ikonik dan populer di Roma. Air mancur yang megah ini bukan hanya terkenal karena keindahan artistiknya, tetapi juga karena legenda yang menyertainya. Ada sebuah kepercayaan yang menarik: siapa pun yang melempar koin ke kolam air mancur ini dengan cara membelakangi Fontana, dipercaya akan kembali lagi ke Roma di masa depan.Penulis sendiri pernah mengikuti tradisi ini saat masih menempuh studi di Roma, tepatnya di Pontificia Universitas Gregoriana, yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari Fontana di Trevi. Tak disangka, setelah 25 tahun berlalu, penulis benar-benar kembali ke kota abadi ini. Apakah ini karena kepercayaan tersebut? Wallahu alam. Namun, pengalaman ini membuat legenda tersebut terasa semakin hidup dan menarik untuk direnungkan.
Roma dan Melimpahnya Air
Kota Roma tidak hanya dikenal karena sejarah panjangnya, tetapi juga karena airnya yang melimpah. Letak geografis Roma yang menyerupai dasar kawah atau kuali, dikelilingi oleh pegunungan, memungkinkan kota ini untuk mendapatkan pasokan air yang melimpah sejak ribuan tahun lalu. Bahkan hingga hari ini, banyak keran air di Roma dibiarkan mengalir terus-menerus sebagai bukti betapa kaya akan sumber daya air kota ini.
Fenomena ini menjelaskan mengapa Roma memiliki begitu banyak air mancur. Fontana di Trevi hanyalah salah satu dari sekian banyak air mancur artistik yang tersebar di seluruh penjuru kota. Namun, tidak diragukan lagi bahwa Fontana di Trevi adalah yang paling terkenal.
Sejarah Fontana di Trevi
Fontana di Trevi memiliki sejarah yang panjang. Dibangun pada abad ke-18, air mancur ini dirancang oleh arsitek Nicola Salvi dan selesai pada tahun 1762 oleh Pietro Bracci. Dengan gaya Baroque yang megah, air mancur ini menampilkan patung-patung dewa laut yang mengesankan. Dewa Neptunus atau Oceanus berdiri tegak di tengah-tengah air mancur, dikelilingi oleh kuda laut dan Triton, yang melambangkan kekuatan laut.
Fontana ini tidak hanya menjadi simbol kekuatan air di Roma, tetapi juga sebagai representasi kejayaan Romawi kuno dalam arsitektur dan seni. Air mancur ini terletak di ujung Aqua Virgo, salah satu saluran air tertua yang masih berfungsi di Roma, yang dibangun pada tahun 19 SM.
Kehidupan di Sekitar Fontana di Trevi
Bagi penulis, Fontana di Trevi bukan hanya sekadar tempat wisata, tetapi juga merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari selama masa studi di Roma. Lokasinya yang strategis di pusat kota menjadikannya tempat favorit untuk bersantai di sela-sela kesibukan perkuliahan. Di sekitar Fontana, terdapat kafe, pizzeria, gelateria (warung es krim), dan bahkan tempat potong rambut langganan penulis dulu.
Setiap kali beristirahat, penulis akan duduk di bangku-bangku sekitar air mancur, menikmati es krim atau secangkir kopi sambil memandangi keindahan patung-patung yang menghiasi Fontana. Dominasi warna putih pada marmer dan detail artistik patung-patung membuat air mancur ini begitu memukau, terutama ketika cahaya matahari atau lampu malam memantul di permukaannya.
Roma: Kota Sejarah dan Seni
Selain Fontana di Trevi, Roma adalah museum hidup. Setiap sudut kota ini menyimpan situs-situs bersejarah yang telah berdiri selama ribuan tahun. Basilika, gereja, dan bangunan antik tersebar di setiap penjuru, menciptakan suasana yang memadukan masa lalu dengan masa kini. Jalan-jalan kecil berbatu, piazza-piazza yang ramai, dan tentu saja, air mancur artistik lainnya seperti Fontana di Tritone dan Fontana delle Tartarughe menambah pesona kota ini.
Setiap kali penulis berjalan di sekitar kota, rasanya seperti melakukan perjalanan kembali ke masa lalu, mengagumi kejayaan peradaban Romawi yang hingga kini masih berdiri tegak. Roma bukan hanya kota untuk dikunjungi, tetapi untuk dirasakan dan dihargai dalam setiap langkah.
Harapan untuk Kembali
Dengan kembali ke Roma setelah 25 tahun, penulis merasakan nostalgia yang mendalam. Fontana di Trevi, yang dulunya hanya menjadi bagian dari keseharian, kini terasa lebih bermakna. Meskipun legenda melempar koin mungkin hanya mitos, kenyataannya adalah, Roma memang selalu memanggil kembali mereka yang pernah mengenalnya. Setiap sudut kota ini penuh dengan kenangan dan pesona yang sulit dilupakan.
Semoga, seperti halnya koin yang dulu penulis lemparkan ke dalam air mancur, perjalanan kembali ke Roma akan terus berlanjut di masa depan. Kota abadi ini selalu menawarkan sesuatu yang baru dan menarik untuk dijelajahi, dan keindahannya tak pernah pudar seiring waktu.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H