Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

PDIP Pecat Tia Rahmania: Partai vs Suara Rakyat?

29 September 2024   08:11 Diperbarui: 29 September 2024   08:21 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: detik.com

Kelemahan yang Mulai Tampak:

1. Kehilangan Kepercayaan Pemilih: Dengan tidak melantik calon terpilih yang telah mendapat dukungan suara rakyat, PDIP tampak tidak menghargai suara pemilih. Ini bisa menggerus kepercayaan rakyat terhadap partai yang selalu mengklaim sebagai pembela wong cilik. Suara rakyat bisa beralih ke partai lain yang lebih memperjuangkan aspirasi pemilih.

2. Kader Takut Partai: Aturan ketat seperti komandante dan konsep petugas partai yang terkesan kaku bisa menciptakan suasana internal yang represif. Alih-alih melahirkan kader yang matang secara politik, partai malah mencetak kader yang takut akan partai dan lebih berorientasi pada kepentingan partai ketimbang rakyat.

3. Demokrasi Internal yang Terganggu: Disiplin partai yang berlebihan dapat mengganggu mekanisme demokrasi internal partai itu sendiri. Kader-kader partai lebih takut melawan aturan partai daripada berani mengambil keputusan berdasarkan nurani dan aspirasi rakyat.

Membentuk Kader yang Kritis atau Patuh?

Dalam konteks politik modern, partai yang kuat adalah partai yang mampu menyeimbangkan antara disiplin internal dan aspirasi rakyat. Partai yang hanya mengandalkan kader yang tunduk pada perintah partai tanpa memiliki sikap kritis yang sehat mungkin tidak akan mampu bertahan lama dalam politik demokratis.

PDIP saat ini lebih tampak sebagai partai yang memprioritaskan disiplin dan loyalitas mutlak, tetapi hal ini justru bisa menjadi bumerang dalam jangka panjang. Kader-kader partai yang dibentuk dalam atmosfer ketakutan lebih cenderung menjadi pelaksana kebijakan tanpa refleksi kritis, sehingga partai kehilangan dinamika dan kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan yang cepat di tengah masyarakat.

Bagaimana Seharusnya Sikap PDIP?

Agar menjadi partai modern yang demokratis, PDIP perlu melakukan beberapa hal penting:

1. Mendengarkan Aspirasi Rakyat: PDIP perlu mengingat bahwa dalam demokrasi, suara rakyat adalah penentu utama. Memecat atau tidak melantik anggota terpilih yang telah mendapat dukungan pemilih tanpa alasan yang jelas atau melanggar aturan yang transparan hanya akan menciptakan kesan bahwa partai tidak menghargai rakyat.

2. Membuka Ruang Demokrasi Internal: Disiplin partai memang penting, tetapi hal itu harus diimbangi dengan ruang untuk debat dan perbedaan pendapat di dalam partai. Partai yang modern dan demokratis adalah partai yang mampu menghargai perbedaan pandangan dan membiarkan kader-kadernya tumbuh secara politik, bukan sekadar menjadi "petugas partai" yang patuh tanpa pertanyaan.

3. Menyeimbangkan Kepentingan Partai dan Negara: Dalam konteks petugas partai, PDIP perlu menegaskan kembali bahwa ketika seorang kader partai memegang jabatan publik, loyalitas utamanya adalah kepada rakyat, bukan semata-mata kepada partai. Keseimbangan antara kepentingan partai dan kepentingan negara harus selalu dijaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun