Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Bumerang Sang Kaesang

26 September 2024   18:13 Diperbarui: 26 September 2024   18:28 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sih yang tak kenal Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi yang punya talenta alami bikin orang ketawa? Dari bisnis kuliner hingga podcast nyeleneh, Kaesang memang punya gaya tersendiri dalam menaklukkan dunia. Bahkan sebelum terjun ke politik, Kaesang sudah menunjukkan bakatnya di dunia bisnis dengan brand-brand yang sekilas terdengar... ya, nyeleneh! Coba deh ingat-ingat, ada Sang Pisang, Yang Ayam, Ternakopi, sampai Mangkokku---nama-nama yang bikin senyum sendiri kalau kita dengar. Branding yang kocak ini memang jadi ciri khas Kaesang. Lalu, gimana ya kalau cara Kaesang yang lucu dan nyeleneh ini dibawa ke dunia politik?

Masuk ke Dunia Politik: Intrik dan Kritikan

Bukan rahasia lagi kalau dunia politik itu penuh intrik, drama, dan tentu saja---kritik! Apalagi kalau kamu adalah putra seorang presiden, siap-siap deh disorot habis-habisan. Tapi, Kaesang ini tampaknya sudah siap dengan senjata rahasianya: ilmu bumerang. Loh, apa itu? Jadi, kalau biasanya orang bakal pusing tujuh keliling menghadapi kritik dan olokan, Kaesang justru membalasnya dengan humor! Yep, Kaesang bener-bener pakai gaya kocaknya buat bikin para pengkritik jadi tambah frustrasi.

Kritik = Merchandise? Kenapa Nggak?

Nah, contohnya, waktu kakaknya, Gibran Rakabuming, disindir dengan julukan "belimbing sayur" (entah kenapa juga dipilih buah yang se-random itu), Kaesang malah ngejual gantungan kunci belimbing sayur dengan wajah Gibran di situ. Keren, kan? Jadi, bukannya marah atau membalas kritik dengan serius, Kaesang malah bikin duit dari ejekan itu! It's genius, bro!

Belum cukup sampai di situ, waktu orang-orang bilang wajah Gibran "terlalu kaku" buat jadi pemimpin? Kaesang malah pasang foto wajah kaku Gibran di kantor partainya. Seolah-olah dia bilang, "Ya udah, kalau itu yang kalian suka ejek, kami pajangin aja sekalian!"

Terus yang terbaru, saat Presiden Jokowi diolok-olok dengan nama kecilnya, "Mulyono," Kaesang lagi-lagi pakai trik bumerangnya. Dia malah bikin kaos bertuliskan "Putra Mulyono"! Ini cara elegan tapi juga kocak buat bilang, "Kalian pikir ejekan itu bakal bikin kami marah? Salah besar!"

Apa Itu "Ilmu Bumerang" di Dunia Politik?

Dalam istilah komunikasi politik, apa yang dilakukan Kaesang ini dikenal sebagai "reframing"---dia mengambil sesuatu yang negatif, membalikkannya, dan mengubahnya jadi sesuatu yang lucu, bahkan menguntungkan! Intinya, dia nggak kasih ruang buat kritik itu berkembang jadi serangan yang serius. Malah, kritik tersebut jadi bagian dari citra positifnya. Ini bikin para pengkritik jadi sewot sendiri, sementara Kaesang dan timnya bisa terus ketawa sambil jualan merchandise.

Ilmu bumerang ini ibarat kamu lagi tinju, lawan lempar jab, tapi bukannya ngebalas pukulan, kamu malah peluk erat-erat sampai dia nggak bisa gerak! Kritikan mereka malah balik nyerang diri sendiri karena jadi kelihatan nggak mempan.

Efektifkah di Dunia Politik?

Kalau ditanya efektif nggak, jawabannya: tergantung konteksnya. Di politik yang serius dan penuh kalkulasi, banyak orang mungkin menganggap humor itu nggak pantas. Tapi di sisi lain, ini bisa jadi cara jitu buat narik simpati publik yang udah capek dengan drama politik. Humor yang cerdas bisa bikin politisi tampak lebih dekat dengan rakyat, lebih manusiawi, dan---tentu saja---lebih relatable.

Kaesang paham betul kalau politik zaman sekarang nggak cuma soal janji-janji besar, tapi juga soal membangun citra. Dan dengan gaya nyeleneh plus ilmunya yang santai, dia berhasil menciptakan citra seorang politisi muda yang beda dari yang lain. Kaesang nggak segan menggunakan ejekan sebagai bahan candaan, tapi di balik itu semua, ada pesan serius yang ingin dia sampaikan: olokan kalian nggak akan menghentikan kami. Malah, kami jadikan olokan itu hiburan!

Mengapa Kaesang Melakukannya?

Pertama-tama, Kaesang kayaknya tahu betul bahwa politik di Indonesia bisa jadi membosankan dan penuh konflik. Jadi, kenapa nggak kasih sentuhan humor di sana-sini? Ini bisa jadi strategi branding politik yang segar. Bayangkan, di tengah debat panas dan saling serang antara politisi, Kaesang datang dengan jawaban yang bikin orang ketawa. Dia paham bahwa generasi muda lebih suka hal yang ringan tapi berbobot---dan dia gunakan pendekatan itu.

Kedua, dengan humor, dia bisa menunjukkan kekuatannya. Dia nggak mudah goyah oleh kritik. Malah, dia seakan berkata, "Apapun yang kalian lemparkan, saya bisa ubah jadi sesuatu yang lebih lucu dan menguntungkan." Ini bukan cuma soal membalas ejekan, tapi juga soal membangun image seorang pemimpin yang tidak gampang terprovokasi.

Kaesang, Politik, dan Humor

Jadi, apakah Kaesang bisa sukses dengan gaya politik lucu-nyeleneh ini? Mungkin kita belum tahu pasti. Tapi yang jelas, pendekatan bumerang Kaesang ini bikin dunia politik jadi lebih berwarna. Dia berhasil membalikkan ejekan menjadi kekuatannya, sambil tetap menjaga sisi humor yang jadi ciri khasnya.

Di tengah semua itu, Kaesang mengajarkan kita satu hal: politik nggak harus selalu tegang. Kadang, kita butuh ketawa juga---meski di tengah intrik yang serius. Dan di situlah kekuatan Kaesang. Siapapun yang mencoba melempar bumerang ke arahnya, sepertinya harus bersiap-siap melihat bumerang itu balik ke arah mereka sendiri.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun