Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Horor Macet Puncak: Kereta Gantung Jadi Solusi?

20 September 2024   21:23 Diperbarui: 20 September 2024   21:25 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: bisnis.com


Kemacetan di jalur Puncak, Jawa Barat, sudah lama menjadi mimpi buruk bagi para pengendara. Setiap akhir pekan atau libur panjang, arus lalu lintas yang padat membuat perjalanan yang seharusnya menyenangkan menjadi siksaan. Tidak hanya merugikan secara waktu dan energi, macet parah ini juga berisiko terhadap keselamatan jiwa. 

Beberapa insiden tragis yang terkait dengan kemacetan bahkan telah memakan korban. Setelah setiap tragedi dan kerumitan di jalan Puncak, solusi kembali digali, dan kali ini, wacana pembangunan kereta gantung muncul sebagai salah satu alternatif mengatasi masalah yang kronis tersebut.

Namun, apakah kereta gantung benar-benar solusi yang tepat dan permanen untuk mengatasi kemacetan di Puncak? Ataukah solusi ini hanya akan menjadi wacana yang tak efektif dalam jangka panjang? Mari kita eksplorasi lebih jauh mengenai potensi solusi ini serta tantangan yang menyertainya.

Puncak: Kawasan Wisata, Kawasan Macet

Puncak terkenal sebagai kawasan wisata yang menawarkan pemandangan alam pegunungan yang indah dan udara sejuk yang menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun internasional. Namun, keindahan ini tak jarang terhalang oleh permasalahan macet yang parah. Kepadatan kendaraan yang meningkat di akhir pekan, libur nasional, atau bahkan hari-hari biasa di musim liburan, sering kali menyebabkan arus kendaraan terhenti selama berjam-jam.

Rute yang terbatas dan struktur jalan yang tidak lagi mampu menampung volume kendaraan yang terus meningkat setiap tahunnya memperburuk kondisi ini. Jalan Raya Puncak tidak hanya melayani wisatawan, tetapi juga warga yang melakukan perjalanan sehari-hari, pengangkutan hasil pertanian, dan distribusi barang. Kombinasi antara kepadatan, minimnya alternatif jalan, serta perilaku berkendara yang seringkali tidak tertib menambah rumitnya situasi.

Kereta Gantung: Harapan Baru atau Sekadar Wacana?

Sebagai solusi terbaru yang diusulkan, kereta gantung mulai dipertimbangkan sebagai sarana transportasi alternatif. Kereta gantung atau cable car dinilai mampu menawarkan moda transportasi yang efisien dan ramah lingkungan, serta memberikan pengalaman wisata tersendiri bagi para pengunjung Puncak. Dengan jalur kereta gantung yang melayang di atas kemacetan, pengunjung dapat mencapai destinasi mereka dengan lebih cepat tanpa terganggu oleh antrean kendaraan di jalan raya.

Namun, meski terdengar menjanjikan, tidak semua pihak yakin bahwa kereta gantung adalah solusi yang tepat untuk masalah Puncak. Beberapa tantangan utama yang perlu dipertimbangkan antara lain:

1. Daya Angkut yang Terbatas
Kereta gantung, meskipun bisa mengurangi kemacetan di jalur darat, memiliki kapasitas angkut yang relatif terbatas dibandingkan dengan jalan raya. Setiap kereta gantung hanya bisa menampung beberapa puluh penumpang per waktu tertentu, sehingga dalam kondisi lonjakan wisatawan yang besar, seperti libur panjang, kapasitas ini mungkin tidak cukup untuk mengurangi volume kendaraan secara signifikan.

2. Biaya Pembangunan dan Pemeliharaan
Pembangunan infrastruktur kereta gantung tidak murah. Investasi yang diperlukan untuk membangun jalur kereta gantung di kawasan pegunungan seperti Puncak cukup besar, baik dari segi perencanaan, pembangunan, maupun perawatan jangka panjang. Belum lagi, perlu dipikirkan keberlanjutan operasionalnya agar tidak menjadi proyek mangkrak di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun