Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Horor Macet Puncak: Kereta Gantung Jadi Solusi?

20 September 2024   21:23 Diperbarui: 20 September 2024   21:25 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: bisnis.com

3. Keterbatasan Akses ke Titik Tujuan
Kereta gantung mungkin hanya dapat melayani rute tertentu yang terbatas, misalnya dari kaki gunung hingga titik wisata tertentu di Puncak. Artinya, wisatawan yang ingin mengunjungi lokasi di luar jalur kereta gantung tetap harus menggunakan kendaraan pribadi atau umum, yang berpotensi kembali menimbulkan kemacetan di titik-titik tertentu.

Contoh Kereta Gantung sebagai Transportasi Massal di Dunia

Di beberapa negara, kereta gantung telah diterapkan sebagai solusi transportasi massal, terutama di daerah yang memiliki kontur tanah yang sulit untuk dilalui oleh kendaraan darat. Misalnya, Medellin, Kolombia, yang menghadapi tantangan serupa dalam hal topografi dan kemacetan. Di sana, kereta gantung diintegrasikan dengan sistem transportasi umum lainnya, sehingga memudahkan warga untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa bergantung pada kendaraan pribadi. Namun, keberhasilan sistem ini sangat tergantung pada integrasi yang baik dengan moda transportasi lainnya serta manajemen infrastruktur yang konsisten.

Selain Medellin, La Paz, Bolivia juga mengembangkan sistem kereta gantung terbesar di dunia, Mi Telefrico, yang membantu menghubungkan wilayah perkotaan dengan pegunungan. Namun, di kedua kota ini, kereta gantung tidak digunakan secara eksklusif, melainkan sebagai pelengkap bagi sistem transportasi yang sudah ada.

Tol Puncak: Solusi Paling Realistis?

Meskipun kereta gantung memiliki daya tarik tersendiri, banyak pihak berpendapat bahwa solusi paling realistis untuk mengatasi kemacetan di Puncak adalah dengan mempercepat pembangunan Jalan Tol Puncak. Proyek ini sebenarnya telah direncanakan dan dimulai beberapa tahun lalu, namun perkembangannya tampak lambat. Tol Puncak, yang dirancang untuk mengurangi beban lalu lintas di jalan raya utama, memiliki potensi besar untuk secara permanen mengurangi kemacetan, karena tol ini akan memberikan alternatif rute yang lebih cepat bagi wisatawan dan pengendara.

Tantangan terbesar dari proyek ini adalah konsistensi pelaksanaannya. Sudah sering terjadi, setelah gelombang kemacetan berlalu dan perhatian masyarakat mulai beralih ke isu lain, rencana perbaikan transportasi di Puncak juga ikut memudar. Padahal, tanpa percepatan pembangunan tol ini, kemacetan Puncak akan terus menjadi masalah yang berulang, merugikan perekonomian lokal dan kualitas hidup warga serta wisatawan.

Kereta Gantung atau Tol?

Kereta gantung memang dapat menjadi solusi menarik, namun tidak dapat diandalkan sebagai solusi tunggal untuk mengatasi kemacetan Puncak. Kapasitasnya yang terbatas dan biaya tinggi menjadi hambatan utama untuk mengimplementasikan solusi ini secara luas. Sebaliknya, jalan tol Puncak tampaknya lebih realistis dan memberikan dampak yang lebih signifikan dalam mengurangi kepadatan lalu lintas.

Namun, terlepas dari solusi mana yang dipilih, baik kereta gantung maupun tol, hal yang paling penting adalah komitmen pemerintah dan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini dengan serius. Proyek-proyek infrastruktur tidak boleh hanya menjadi "panas-panas tahi ayam", tetapi harus dilaksanakan dengan konsisten hingga mencapai hasil yang diharapkan. Kemacetan Puncak tidak boleh lagi menjadi cerita horor yang terus berulang tanpa ada akhir yang jelas.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun