Kesimpulannya? Gibran mungkin menjadi sasaran, tetapi jangan salah. Ia bukan sosok lemah yang mudah dipermainkan. Justru, semakin keras serangan, semakin kuat ia akan muncul di panggung politik nasional. Dan sementara itu, Prabowo tetap berdiri kokoh di belakangnya, tersenyum lebar dengan segala kekuatan yang ia miliki. Jadi, jika pertanyaannya mengapa bukan Prabowo yang diserang, mungkin jawabannya ada di wajah para penyerang: mereka tahu, terlalu berbahaya untuk mencoba.
Jadi mari kita nikmati drama ini dengan secangkir kopi dan senyum kecil di sudut bibir, sambil menyaksikan bagaimana Gibran dan Prabowo terus berlayar melewati badai tanpa goyah.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H