Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkada: Bukan Bingung Memilih, tapi Bingung Tidak Ada yang Pantas Dipilih

15 September 2024   11:19 Diperbarui: 15 September 2024   11:44 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: liputan6.com

Menolak Politik Uang: Uang sering kali menjadi faktor yang mempengaruhi Pilkada, baik dalam pemilihan calon maupun dalam kampanye. Sebagai pemilih, kita harus menolak segala bentuk politik uang dan menyadari bahwa menerima uang atau barang sebagai imbalan untuk memilih seorang kandidat hanya akan merugikan kita dalam jangka panjang. Pemimpin yang terpilih dengan cara seperti itu kemungkinan besar akan fokus pada cara mengembalikan uang yang telah mereka keluarkan selama kampanye.

Mendorong Calon Independen yang Berintegritas: Calon independen sering kali memberikan alternatif bagi pemilih yang kecewa dengan pilihan yang disodorkan oleh partai politik. Meskipun calon independen menghadapi tantangan yang berat, seperti harus mengumpulkan sejumlah besar tanda tangan dukungan, mereka bisa menjadi pilihan yang layak jika memiliki rekam jejak yang baik dan komitmen yang jelas untuk melayani masyarakat.

Pentingnya Pendidikan Politik

Salah satu kunci untuk memperbaiki kualitas pemimpin yang terpilih dalam Pilkada adalah melalui pendidikan politik yang lebih baik bagi masyarakat. Pemilih yang cerdas dan kritis akan lebih mampu menilai kandidat berdasarkan rekam jejak dan program, bukan hanya berdasarkan popularitas atau janji-janji kosong. Oleh karena itu, partai politik, pemerintah, dan masyarakat sipil harus berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran politik di kalangan masyarakat.

Selain itu, media juga memiliki peran yang sangat penting. Liputan yang obyektif dan mendalam tentang para kandidat bisa membantu pemilih membuat keputusan yang lebih baik. Sayangnya, media sering kali lebih fokus pada aspek-aspek sensasional daripada substansi, dan ini hanya memperburuk masalah.

Pilkada seharusnya menjadi ajang bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang terbaik. Namun, ketika pilihan yang tersedia tidak memuaskan, kebingungan dan kekecewaan menjadi hal yang tak terelakkan. Politik uang, dominasi popularitas di atas kompetensi, dan kurangnya informasi tentang kandidat adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan masalah ini terus berulang.

Sebagai pemilih, kita perlu lebih aktif dan kritis dalam menyikapi situasi ini. Kita harus mencari informasi yang tepat, menuntut transparansi dari partai politik, menolak politik uang, dan mendukung calon yang benar-benar memiliki integritas. Jika semua calon tampak tidak layak, mungkin sudah saatnya kita mempertimbangkan cara baru dalam berpartisipasi dalam demokrasi kita. Hanya dengan demikian kita bisa berharap mendapatkan pemimpin yang benar-benar bisa membawa perubahan positif bagi daerah dan negara kita.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun