Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Memelihara Hewan Langka, Bagaimana Hukumnya?

14 September 2024   16:06 Diperbarui: 14 September 2024   16:06 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: katadata.com

Tantangan Besar dalam Perlindungan Satwa Langka

Kasus ini hanyalah satu contoh dari masalah yang lebih besar: perdagangan dan perburuan satwa liar. Indonesia terus berjuang melawan sindikat perdagangan satwa liar yang sering kali melibatkan mafia internasional. Misalnya, baru-baru ini terjadi perburuan Badak Jawa, salah satu spesies paling terancam di dunia, yang dibunuh di Taman Nasional Ujung Kulon. Hanya tersisa 74 ekor Badak Jawa di dunia, seluruhnya hidup di Ujung Kulon. Harga cula badak di pasar gelap bisa mencapai USD 60.000 per kilogram, yang menjadikan hewan ini target utama para pemburu.

Selain badak, ada banyak kasus lain yang melibatkan satwa-satwa ikonik Indonesia:

Orangutan: Jumlah populasi orangutan terus menurun akibat perburuan dan penggundulan hutan. Orangutan sering kali diburu untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan eksotis.

Gajah Sumatra: Gajah Sumatra sering diburu untuk diambil gadingnya, yang dijual di pasar gelap dengan harga tinggi. Perdagangan gading ilegal terus menjadi masalah serius di Asia Tenggara.

Harimau Sumatra: Kulit harimau juga menjadi komoditas mahal di pasar gelap, yang mendorong perburuan liar yang berkontribusi pada menurunnya populasi spesies ini.

Perdagangan Gelap Satwa Liar: Tantangan Global

Perdagangan satwa liar adalah masalah besar tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia. Diperkirakan perdagangan ilegal satwa liar bernilai USD 19 miliar per tahun, menjadikannya salah satu bentuk kejahatan terorganisir terbesar di dunia, setelah perdagangan narkoba, manusia, dan senjata. Mafia internasional memainkan peran penting dalam jaringan ini, dengan melibatkan banyak aktor mulai dari pemburu lokal hingga pedagang besar di luar negeri.

Tantangan dalam memberantas kejahatan ini sangat kompleks. Beberapa faktor penghambat utama termasuk:

Keterlibatan oknum penegak hukum: Korupsi di kalangan penegak hukum sering kali menghambat upaya penindakan terhadap perdagangan satwa liar. Ada laporan yang menunjukkan bahwa beberapa oknum aparat bahkan terlibat langsung dalam perdagangan ini.

Prestise di kalangan elite: Kepemilikan satwa langka sering dianggap sebagai simbol status di kalangan orang kaya dan berpengaruh. Oknum politikus atau pengusaha berkuasa terkadang memelihara satwa-satwa eksotis sebagai lambang prestise, sehingga kasus mereka sering kali tidak tersentuh oleh hukum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun