Bagi sebagian pihak, kritik Faisal yang tajam terhadap pemerintah mulai dianggap bukan lagi sekadar analisis ekonomi.
Ada yang menilai pandangannya telah semakin sarat dengan nuansa politik, terutama karena kritik-kritiknya kerap menyasar kebijakan strategis Jokowi.
Beberapa bahkan berpendapat bahwa sikap kritis Faisal sudah cenderung berpihak kepada oposisi, dan karenanya, mulai kehilangan objektivitas dalam menilai kebijakan pemerintah.
Perdebatan ini mencerminkan transformasi Faisal Basri dari seorang akademisi yang objektif menjadi tokoh yang sering dianggap lebih politis.
Bagi sebagian orang, peran ini menjadikan kritik Faisal kurang murni sebagai analisis ekonomi dan lebih bersifat politis.
Meski demikian, bagi yang lain, keberaniannya dalam berbicara dan mengambil sikap dianggap penting untuk menjaga keseimbangan dalam perdebatan kebijakan publik, terlepas dari bagaimana kritiknya diterima.
Meskipun menuai kontroversi, warisan Faisal Basri sebagai pemikir ekonomi tetap akan dikenang.
Ia telah meninggalkan jejak dalam banyak pemikiran tentang kebijakan ekonomi Indonesia, dan karyanya akan terus menjadi referensi bagi generasi ekonom berikutnya.
Kepergiannya tentu menyisakan ruang kosong dalam diskusi ekonomi nasional yang sulit diisi oleh sosok lain dengan ketajaman analisis yang sama.
Selamat jalan Faisal Basri. Pandangan dan kritik Anda akan selalu menjadi bagian dari sejarah perkembangan ekonomi dan politik Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H