Kelas menengah Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang tidak diduga-duga, salah satunya adalah kebiasaan mengonsumsi air kemasan. Siapa sangka, produk yang dahulu dianggap tidak mungkin laku, sekarang justru menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat, termasuk kelas menengah.Â
Namun, seiring berjalannya waktu, kebiasaan ini ternyata menyumbang cukup signifikan terhadap pengeluaran bulanan, yang pada akhirnya dapat menghambat upaya kelas menengah untuk naik kelas. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Kenapa Air Kemasan Bisa Merogoh Kantong Kelas Menengah?
Saat ini, air kemasan tidak hanya dilihat sebagai kebutuhan, tetapi juga sebagai simbol status dan kenyamanan. Banyak masyarakat, terutama di perkotaan, yang lebih memilih membeli air kemasan daripada memasak air sendiri. Hal ini tentu saja tidak lepas dari beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan mereka.
Gaya Hidup Modern dan Praktis : Salah satu alasan utama mengapa air kemasan menjadi populer adalah karena dianggap lebih praktis dan sesuai dengan gaya hidup modern. Memasak air, yang dahulu menjadi kebiasaan rutin, kini dianggap kuno dan tidak efisien. Kehidupan di kota besar yang serba cepat membuat banyak orang lebih memilih cara yang lebih instan, termasuk dalam memenuhi kebutuhan air minum.
Kualitas Air PAM yang Dipertanyakan: Tidak semua daerah di Indonesia memiliki akses terhadap air ledeng atau PAM yang bersih dan layak minum. Banyak orang yang ragu akan kebersihan air dari kran, sehingga mereka merasa lebih aman dengan membeli air kemasan. Ini terutama terjadi di wilayah perkotaan, di mana air dari PAM sering kali masih memerlukan pengolahan tambahan agar layak untuk diminum.
Kesadaran Akan Kesehatan: Dengan semakin tingginya kesadaran akan pentingnya kesehatan, banyak orang yang memilih air kemasan karena dianggap lebih aman dari bakteri atau kontaminan lain yang mungkin ada dalam air mentah atau bahkan air PAM. Meskipun ada opsi memasak air, beberapa orang merasa bahwa membeli air kemasan adalah pilihan yang lebih praktis dan higienis.
Berapa Rata-Rata Konsumsi Air Kemasan Per Bulan dan Berapa Biayanya?
Untuk memahami seberapa besar dampak air kemasan terhadap pengeluaran bulanan, mari kita tinjau rata-rata konsumsi air kemasan di kalangan kelas menengah.
Secara umum, rata-rata konsumsi air kemasan di Indonesia untuk satu keluarga bisa mencapai 2-4 galon per minggu. Jika harga satu galon berkisar antara Rp15.000 hingga Rp20.000, maka dalam satu bulan, biaya yang harus dikeluarkan berkisar antara Rp120.000 hingga Rp320.000.
Jika kita melihat pengeluaran ini dalam konteks pendapatan rata-rata kelas menengah di Indonesia, yang menurut beberapa survei berada di kisaran Rp5 juta hingga Rp15 juta per bulan, maka pengeluaran untuk air kemasan bisa mencapai 2,4% hingga 6,4% dari total pendapatan bulanan. Angka ini mungkin terdengar kecil, tetapi jika dilihat dalam jangka panjang, pengeluaran ini bisa menjadi beban tambahan yang cukup signifikan.
Awal Munculnya Air Kemasan: Dari Pesimisme ke Kesuksesan
Ketika air kemasan pertama kali diperkenalkan di Indonesia, banyak yang pesimis dan bahkan menertawakan ide ini. Bagaimana mungkin menjual air yang bisa diambil secara gratis dari sumber air lokal? Namun, seiring dengan meningkatnya urbanisasi dan perubahan gaya hidup, permintaan akan air kemasan terus meningkat.
Produk ini pada akhirnya menemukan pasarnya sendiri, terutama di kalangan masyarakat perkotaan yang menginginkan kemudahan dan kenyamanan. Dengan strategi pemasaran yang cerdas dan penekanan pada kualitas, air kemasan perlahan-lahan menjadi kebutuhan pokok, tidak hanya bagi kelas atas, tetapi juga bagi kelas menengah.
Mengatur Ulang Prioritas: Mengurangi Pemborosan Air Kemasan
Melihat kenyataan bahwa air kemasan dapat menjadi salah satu faktor yang menghambat mobilitas sosial kelas menengah, perlu ada upaya untuk mengatur ulang prioritas dalam pemenuhan kebutuhan air. Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi ketergantungan terhadap air kemasan:
Salah satu solusi jangka panjang adalah meningkatkan kualitas air PAM agar layak minum langsung. Ini mungkin memerlukan investasi besar dari pemerintah, tetapi dalam jangka panjang akan lebih menguntungkan. Pengurangan konsumsi air kemasan tidak hanya membantu kelas menengah menghemat uang, tetapi juga mengurangi dampak lingkungan akibat sampah plastik.
Selain meningkatkan kualitas air PAM, perlu ada kampanye untuk mengubah kembali gaya hidup masyarakat, terutama dalam hal memasak air sendiri. Meski terlihat sebagai langkah kecil, kebiasaan ini bisa membantu menghemat uang dan mengurangi ketergantungan pada air kemasan.
Edukasi mengenai dampak finansial dan lingkungan dari konsumsi air kemasan perlu digalakkan. Masyarakat perlu diberi pemahaman bahwa dengan memilih air yang diolah sendiri, mereka tidak hanya menghemat pengeluaran tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Kecil Tapi Berdampak Besar
Memang, pengeluaran untuk air kemasan tampaknya hanyalah bagian kecil dari keseluruhan pengeluaran bulanan. Namun, jika kita melihatnya secara kumulatif, dampaknya bisa cukup signifikan, terutama bagi mereka yang berada di kelas menengah yang ingin naik kelas. Dengan mengurangi ketergantungan pada air kemasan, kelas menengah bisa mengalokasikan dana tersebut untuk investasi lain yang lebih produktif, seperti pendidikan atau tabungan.
Oleh karena itu, langkah-langkah untuk mengurangi pemborosan ini perlu segera diambil, baik oleh individu maupun pemerintah. Dengan begitu, kelas menengah Indonesia bisa lebih cepat mencapai kesejahteraan yang diimpikan, tanpa harus terjebak dalam pengeluaran yang sebetulnya bisa dihindari.
---
Referensi:
Statista. (2023). "Average Monthly Household Expenditure on Bottled Water in Indonesia 2023." Statista. Retrieved from [Statista.com](https://www.statista.com)
World Bank. (2022). "Indonesia's Middle-Class Aspiration: Challenges and Opportunities." World Bank Group. Retrieved from [Worldbank.org](https://www.worldbank.org)
Kementerian PUPR. (2023). "Upaya Peningkatan Kualitas Air PAM di Indonesia." Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Retrieved from [PUPR.go.id](https://www.pupr.go.id)
Kompas. (2023). "Biaya Hidup di Kota Besar: Air Minum dan Pengeluaran Rumah Tangga." Kompas.id. Retrieved from [Kompas.id](https://www.kompas.id)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H