Sebenarnya isu penambahan periode atau menunda Pemilu ini lebih merugikan Jokowi secara politis daripada menguntungkan.Â
Kerugian pertama, jelas sekali Jokowi menjadi terganggu dalam usaha dan kegiatan pembangunan yang justru harus dilakukan percepatan akibat tantangan Pandemi. Dengan usulan penundaan ini, keriuhan politik yang ditimbulkan akan menghabiskan energi yang berpotensi memperlambat upaya pembangunan dan dan peningkatan ekonomi.
Kerugian lain, isu ini bisa mengurangi dukungan masyarakat kepada pemerintah. Sebenarnya, masih banyak masyarakat yang masih trauma pada situasi orde baru di mana kekuasaan itu begitu lama sehingga menimbulkan kediktatoran. Usulan penambahan periode dan penundaan Pemilu dikhawatirkan akan berakibat sama dengan situasi orde baru.Â
Pembatasan dua periode dalam konstitusi adalah buah reformasi, sehingga usaha mengubah atau membatalkan hal tersebut dipandang sebagai pengkhianatan terhadap para pahlawan reformasi.
Sikap tegas Jokowi dalam hal ini, justru menguntungkan dirinya secara politis. Karena dengan sikap ini jelas sesuai dengan tekadnya untuk "taat kepada konstitusi" karena konstitusi saat ini mensyaratkan bahwa periode menduduki kursi kepresidenan hanya dua periode.
Untuk saat ini Jokowi sangat memerlukan dukungan masyarakat agar janji politik nya bisa secara tuntas terlaksana.
Jadi, jangan lah menjadikan isu penambahan periode dan penundaan Pemilu seperti menebak suara tokek, diliputi ketidak pastian yang pada gilirannya justru merugikan pemerintah dan Jokowi.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H