Seperti dugaan saya sebelumnya Jokowi akan sulit mengeluarkan PERPPU. Alasannya hampir pasti, tekanan politik yang sangat kuat dari orang di sekitarnya.
Mula - mula penulis masih punya harapan bahwa Jokowi masih akan secepatnya mengeluarkan PERPPU setelah mendapat masukan dari para tokoh Masyarakat dan lintas agama. Namun kali ini prediksi itu keliru. Tekanan politik kali ini sangatlah luar biasa.Â
Lihat saja mereka yang langsung menentang setelah tahu bahwa Jokowi serius mempertimbangkan untuk mengeluarkan PERPPU untuk membatalkan UU KPK yang baru itu.
Pihak pertama yang bersuara justru dari Partainya PDIP. (Tempo.co) Â Setelah itu PPP dan Partai PKB. (Tempo.co)Â Dan terakhir partai Nasdem yang diucapkan langsung Ketua Umumnya Surya Paloh. (Detik.com). Bahkan Surya Paloh menentang dengan ancaman impeachment.
Tidak hanya Partai - partai koalisi Jokowi itu, orang terdekat dan mereka yang selama ini ada di lingkaran terdalamnya pun ikut secara terbuka menentang rencana Jokowi tersebut.
Sebut saja dalam hal ini Wakil Presiden Yusuf Kala, Muldoko dan Luhut Panjaitan. Tiga orang yang punya pengaruh besar dalam pemerintahan Jokowi selama ini.Â
Untuk kalau ini sangat jelas terlihat Jokowi tinggal sendiri.
Memang situasi ini tidak mudah bagi Jokowi karena para penentang pembatalan UU KPK itu adalah mereka yang menyangga dirinya secara politik. Tanpa mereka resiko politik yang dihadapi oleh Jokowi sangat lah besar.Â
Apalagi saat ini ada masalah krusial yang juga dia harus hadapi, persoalan Papua yang sangat mengancam kesatuan bangsa. Ditambah gerakan mahasiswa yang juga jelas telah ditunggangi oleh mereka yang ingin menjatuhkan Jokowi.
Situasi kritis ini nampaknya dimanfaatkan para lawan maupun kawan untuk menekan dirinya Terpeleset sedikit saja Jokowi akan terjerembab.
Namun, di satu sisi, di sinilah Jokowi kembali diuji. Apakah dirinya sungguh politikus yang negarawan atau sekedar mau mempertahankan kekuasaan.
Bisa saja, resiko memihak kepentingan bangsa dan rakyat menyebabkan dia kehilangan tongkat kekuasaan. Namun sikap itu justru menjadi bukti keberaniannya untuk ambil resiko demi bangsa ini.
Waktu tidak menunggu, semakin lama PERPPU itu tertunda berarti dukungan masyarakat banyak yang selama ini mendukung Jokowi tanpa pamrih, bisa saja semakin menipis. Suatu situasi yang tentu tidak menguntungkan Jokowi.
Kita hanya tinggal menunggu kepiawaian strategi Jokowi dalam meniti buih polik ini.Â
Tentu kita tetap berharap Jokowi masih bisa menunjukkan dirinya sebagai negarawan yang lebih memperhatikan kepentingan bersama sepeti yang selama ini sudah dirinya buktikan***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H